Latar Lingkungan Sosial Cuplikan 1 halaman 110-111 :

57

3.3.3 Latar Lingkungan Sosial Cuplikan 1 halaman 110-111 :

...Saat menyadari ajalnya semakin dekat, ia minta untuk didamaikan oleh agama apa pun. Pendeta Tanimoto datang membantunya. Tak ada gunanya menyimpan dendam pada orang yang membutuhkan pertolongan. Pendeta Tanimoto segera datang ke rumah Tuan Tanaka... ...Ia mengerang lemah, minta dibimbing menjelang akhir hidupnya. Sambil berdiri di tangga lubang perlindungan untuk mendapatkan cahaya, Pendeta Tanimoto membaca sebuah Injil saku berbahasa Jepang dengan suara keras. “Selama ribuan tahun dalam pandangan-Mu, tetapi seakan kemarin ketika waktu berlalu dan seperti penunjuk waktu di malam hari. Engkau membawa anak- anak manusia pergi seakan bersama banjir; pada saat mereka tertidur; di pagi hari mereka seperti rumput yang tumbuh. Di pagi hari, rumput itu berkembang dan tumbuh, di sore hari dia ditebas dan layu. Karena kami musnah akibat kemarahan- Mu dan kami kesusahan akibat kemurkaan-Mu, kesalahan-kesalahan yang kami sembunyikan terlihat jelas di hadapan-Mu. Semua hari kami lalui dalam Universitas Sumatera Utara 58 kemurkaan-Mu: kami menghabiskan tahun-tahun kami bagai sebuah cerita yang diceritakan....” Tuan Tanaka meninggal saat Pendeta Tanimoto tengah membaca ayat tersebut. Analisis: Cuplikan di atas menunjukkan latar lingkungan sosial pasca ledakan bom atom. Hal ini merujuk pada ritual yang dilakukan oleh Pendeta Tanimoto terhadap Tuan Tanaka atas permintaannya sendiri. Karena menyadari ajalnya semakin dekat, Tuan Tanaka meminta didamaikan oleh agama apapun. Dalam kasus ini ritual dilakukan secara Kristen oleh Pendeta Kiyoshi Tanimoto, seorang pendeta Gereja Metodis Hiroshima yang membacakan doa untuk Tuan Tanaka. Identifikasi latar lingkungan sosial pada cuplikan ini sesuai dengan teori Sogang University yang menyatakan latar lingkungan sosial dapat ditentukan dengan mengenali sopan santun, adat istiadat, kebiasaan, ritual, dan kode etik masyarakat dalam cerita. Ritual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring adalah hal yang berkenaan dengan ritus atau tata cara di upacara keagamaan. Universitas Sumatera Utara 59 BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan