47
3.2.3 Latar Lingkungan Sosial Cuplikan 1 halaman 7:
Analisis:
Sirine sepanjang satu menit ini memberi tanda bahwa sejumlah pesawat mendekati Hiroshima. Anehnya, Matsuo dan Tanimoto tidak merasa sirine itu
sebuah peringatan datangnya bahaya. Mereka sudah sangat terbiasa karena hal ini terjadi hampir setiap pagi, yaitu ketika pesawat cuaca Amerika terbang melintas.
Cuplikan di atas menunjukkan latar lingkungan sosial sebelum peristiwa pemboman di Hiroshima berlangsung. Hal ini merujuk pada kebiasaan tokoh
mendengar sirine peringatan bahaya yang terjadi hampir setiap pagi. Kebiasaan ini mengakibatkan tokoh tidak mengindahkan peringatan tersebut. Pernyataan ini
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sogang University bahwa latar lingkungan sosial dapat ditentukan dengan mengidentifikasi kebiasaan.
Kemudian, latar lingkungan sosial dalam hal ini adalah kebiasaan mempengaruhi karakter tersebut dalam hal ini kebiasaan tokoh mendengar sirine
pada periode tersebut mempengaruhi karakter untuk tak acuh lagi pada peringatan bahaya saat itu.
Universitas Sumatera Utara
48
Cuplikan 2 halaman 15-16 :
Analisis:
Hari-hari sebelum bom dijatuhkan, Dokter Masakazu Fujii biasa bangun pada pukul 09.00 atau 09.30 pagi. Sekarang, dokter yang kaya dan hedonis itu
sedang tidak terlalu sibuk hingga bisa tidur lebih lama. Untungnya pagi itu ia bangun lebih cepat karena harus mengantarkan tamunya ke stasiun kereta. Ia
bangun persis pukul 06.00. Setengah jam kemudian, dokter itu telah menemani temannya berjalan kaki menuju stasiun kereta. Perjalanan mereka tidak lama
karena letak stasiun kereta itu tidak terlalu jauh. Hanya saja mereka harus melewati dua buah sungai untuk mencapai stasiun. Pada pukul 07.00, ketika sirine
panjang berbungi, ia sudah berada di rumahnya kembali. Dokter Fujii tak mau lama-lama berada di luar karena udara mulai terasa panas. Ia lalu sarapan dengan
tergesa. Pergi terlalu pagi seperti hari ini membuatnya tak sempat sarapan, tak tahan dengan panas yang makin lama makin menyengat, ia membuka pakaiannya
sampai hanya mengenakan pakaian dalam. Setelah itu, ia menuju beranda untuk membaca koran.
Cuplikan di atas menunjukkan latar lingkungan sosial sebelum peristiwa meledaknya bom atom di Hiroshima. Hal ini merujuk pada kebiasaan tokoh
melakukan aktivitasnya sehari-hari. Secara runut dan dengan deskripsi waktu dan tempat yang jelas John Hersey mendeskripsikan kebiasaan salah satu tokoh
utamanya di pagi hari. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sogang University bahwa indentifikasi latar lingkungan sosial ditentukan dengan
penulis dapat merasakan sopan santun, kebiasaan, ritual dan kode etik dalam suatu masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
49
Fananie juga menambahkan latar dalam cerita tidak melulu membahas kapan, di mana dan bagaimana namun berkaitan erat dengan karakter dan perilaku
sosial. Penulisan latar yang baik dapat membangkitkan tanggapan atau suasana tertentu dalam sebuah cerita.
Cuplikan 3 halaman 16 :
Beranda ini, seperti juga seluruh bangunan rumahnya, dibangun dengan cara yang unik. Dokter Fujii adalah pemilik sebuah institusi kesehatan khas Jepang:
sebuah rumah sakit swasta dengan satu orang dokter. Bangunan yang dibangun di tepi dan di atas sungai Kyo ini berada tidak jauh dari jembatan. Rumah sakit
tersebut mempunyai tiga puluh ruangan untuk tiga puluh pasien dan keluarganya.
Analisis:
Menurut tradisi Jepang, ketika seorang jatuh sakit, satu atau beberapa orang anggota keluarga harus pergi dan menemani di sana. Kerabat
tersebut akan memasak, memandikan, mengurut, dan membaca cerita untuk sang pasien. Semua ini dilakukan untuk menunjukkan simpati sehingga sang pasien
tidak merasa kesepian.
Cuplikan di atas dengan jelas menunjukkan latar lingkungan sosial salah satu toko sebelum peristiwa pemboman. Hal ini merujuk pada sebuah tradisi
masyarakat Jepang ketika seorang jatuh sakit, satu atau beberapa orang anggota keluarga harus pergi dan menemani di sana. Kerabat tersebut akan memasak,
memandikan, mengurut, dan membaca cerita untuk sang pasien. Semua ini dilakukan untuk menunjukkan simpati sehingga sang pasien tidak merasa
kesepian. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sogang
Universitas Sumatera Utara
50
University bahwa latar lingkungan sosial dapat dikenali dengan menentukan adanya unsur sopan santun, adat istiadat, kebiasaan, ritual, dan kode etik dalam
cerita tersebut. Unsur-unsur ini mempengaruhi karakter.
Cuplikan 4 halaman 27 :
Keluarga ini tinggal di Koi. Nona Sasaki butuh waktu 45 menit untuk pergi ke pabrik yang terletak di bagian kota bernama Konnonmachi. Ia bertanggung-
jawab terhadap arsip personalia di pabrik itu. Nona Sasaki berangkat dari Koi pada pukul 07.00. Setibanya di sana, ia langsung menuju auditorium bersama para
gadis lain dari departemen personalia. Mereka akan mempersiapkan upacara penghormatan untuk seorang anggota Angkatan Laut ternama yang pernah
menjadi karyawan pabrik ini. Anggota Angkatan Laut ini bunuh diri dengan menjatuhkan diri ke depan sebuah kereta. Kematian itu dianggap cukup terhormat
untuk mendapatkan upacara penghormatan di pabrik. Rencananya upacara tersebut akan diadakan pada pukul 10.00 pagi. Di auditorium tersebut, Nona
Sasaki dan para gadis lainnya mempersiapkan segala sesuatu untuk acara ini.
Analisis:
Tugas mereka menghabiskan waktu sekitar 20 menit.
Cuplikan di atas menunjukkan latar lingkungan sosial sebelum terjadinya ledakan bom atom di Hiroshima. Hal ini merujuk pada upacara penghormatan
yang dilakukan untuk kematian yang cukup terhormat. Pada kasus ini adalah seorang Anggota Angkatan Laut yang pernah bekerja sebagai karyawan di pabrik
tempat Nona Sasaki juga bekerja melakukan aksi bunuh diri dengan menjatuhkan
Universitas Sumatera Utara
51
diri ke depan sebuah kereta. Mendukung latar lingkungan upacara itu secara lemah dapat ditemukan sebuah kebiasaan bahwa pada saat upacara semacam itu
kaum perempuan lah yang mempersiapkan segala sesuatu untuk acara tersebut. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sogang University
bahwa latar lingkungan sosial dapat ditentukan dengan mengidentifikasi
kebiasaan dan ritual.
Teori ini diperkuat pernyataan Fananie di mana latar juga mengulas tentang pandangan masyarakat pada saat cerita itu ditulis. Masyarakat Jepang memandang
kematian seperti kasus di atas adalah kematian terhormat dan layak mendapatkan
upacara penghormatan.
3.3 Latar Cerita Hiroshima Pasca Peristiwa Pemboman 3.3.1 Latar Tempat