Unsur Intrinsik Unsur-Unsur Karya Sastra

18 a. Esai, yaitu karangan pendek tentang suatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya. b. Kritik, adalah analisis untuk menilai suatu karya seni atau karya sastra. c. Biografi, adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. d. Otobiografi, adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri. e. Sejarah, adalah cerita tentang zaman lampau suatu masyarakat berdasarkan sumber tertulis maupun tidak tertulis. f. Memoar, adalah otobiografi tentang sebagian pengalaman hidup saja. g. Catatan harian, adalah catatan seseorang tentang dirinya atau lingkungannya yang ditulis secara teratur.

2.2 Unsur-Unsur Karya Sastra

Sebuah karya sastra yang baik dibangun dari unsur-unsur karya sastra yang menjadikannya satu kesatuan yang utuh. Sebuah karya sastra setidak-tidaknya terbentuk dari dua unsur dasar, yakni unsur instrinsik atau unsur dari dalam karya sastra yang membangun terciptanya sebuah karya sastra dan unsur ekstrinsik yakni unsur dari luar yang turut mempengaruhi terciptanya karya sastra.

2.2.1 Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada dalam sebuah karya sastra itu sendiri. Unsur ini secara langsung turut membangun cerita. Menurut Nurgiyantoro 1995:23 unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai ketika orang-orang membaca sebuah karya sastra. Universitas Sumatera Utara 19 Menurut Stanton dalam Wiyatmi 2006:30 unsur-unsur tersebut adalah tokoh, alur, latar, judul, sudut pandang, gaya bahasa, tema, dan amanat. a. Tokoh Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 1995: 20, tokoh cerita character adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif. Atau dalam sebuah drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan melalui tindakan. Tokoh dan penokohan adalah dua hal yang berbeda, tetapi saling berkaitan. Tokoh secara langsung menunjuk pada orang atau pelakunya. Penokohan berarti lebih luas dari tokoh, seperti yang dikatakan oleh Jones dalam Nurgiyantoro 1995:165 bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Dapat dikatakan bahwa penokohan bermakna lebih luas dari tokoh dan tokoh sendiri ada dalam unsur penokohan. b. Alur Alur plot menurut Stanton dalam Nurgiyantoro 1995:13, adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat. Alur sering berpusat pada konflik, namun konflik tidak bisa dipaparkan begitu saja. Sebuah alur haruslah terdiri atas tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir. c. Latar Universitas Sumatera Utara 20 Latar latar yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:216. d. Judul Judul merupakan hal pertama yang paling mudah dikenal oleh pembaca. Judul sering mengacu pada tokoh, latar, tema, maupun kombinasi dari ketiganya. Judul harus mewakili keseluruhan isi cerita. Bentuknya singkat namun padat dan jelas. e. Sudut Pandang Sudut pandang point of view terbagi atas sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama dibagi lagi menjadi sudut pandang akuan sertaan first person central yaitu cerita disampaikain oleh tokoh utama dengan memakai kata ganti “aku”, dan sudut pandang akuan taksertaan first person peripheral yaitu pencerita merupakan tokoh pembantu yang merupakan tokoh pembantu yang hanya muncul di awal dan di akhir cerita. Sedangkan sudut pandang orang ketiga dibagi lagi menjadi sudut pandang diaan maha tahu third person omniscient yaitu pencerita berada di luar cerita dan menjadi pengamat dan mengetahui banyak hal tentang tokoh-tokoh lain, dan sudut pandang diaan terbatas third person limited yaitu pencerita hanya tahu dan menceritakan tokoh yang menjadi tumpuan cerita saja. Sudut pandang ini jarang ditemui karena dengan detail tokoh yang terbatas, cerita menjadi kurang hidup. f. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi seorang pengarang. Gaya tersebut meliputi penggunaan diksi pilihan kata, imajeri Universitas Sumatera Utara 21 citraan, dan sintaksis pilihan pola kalimat. Gaya dalam karya sastra akan memperindah bahasa, sehingga menaruh nilai lebih pada sebuah karya sastra. g. Tema Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra Fananie, 2000:84. Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra bisa sangat beragam. Tema dapat berupa persoalan moral, etika, agama, sosial budaya, teknologi, tradisi yang berkaitan erat dengan masalah kehidupan. h. Amanat Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat biasanya merupakan pandangan hidup pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang ingin disampaikan kepada pembaca. Menurut Kenny dalam Fikri 2010:19, amanat dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis kemudian dapat diambil melalui cerita oleh pembaca.

2.2.2 Unsur Ekstrinsik