Kajian pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Kajian pustaka

Arthritis Research Campaign ARC menyatakan bahwa diperlukan penggantian pinggul secara total Total Hip Replacement atau THR jika sendi pinggul rusak akibat radang sendi. Kerusakan semacam ini kebanyakan disebabkan oleh osteoarthritis atau bisa juga akibat radang sendi jenis yang lain, yaitu rheumatoid arthritis. Penggantian secara total terhadap permukaan persendian tampaknya merupakan cara ideal untuk mengobati setiap kelainan yang menyebabkan kerusakan sendi Charnly, 1979. Sebelum sendi-sendi artifisial prosthese tersedia, satu-satunya pilihan selain artrodesis adalah memotong bagian sendi tersebut. Tindakan ini disebut artroplastieksisi dan jarang diperlukan sekarang. Aliase logam modern dan plastik dengan kerapatan tinggi sudah memungkinkan dikembangkannya suatu sendi artifisial untuk berbagai tempat. Panggul adalah tempat pertama yang dikerjakan dan tetap menjadi yang paling dapat diandalkan Paul A. Dieppe,1995. Implan pada sendi buatan harus mampu mengatasi masalah-masalah yang akan ditimbulkan antara lain: 1 implan prostetik harus tahan lama; 2 implan harus memungkinkan pergerakan mulus pada persendian; 3 implan harus terikat erat pada kerangka; dan 4 implan harus lembam dan tidak menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki dalam jaringan A. Graham Apley, 1995. Di Jepang, seperti yang dimuat dalam www.beritaiptek.com 16 April 2006, menyebutkan jumlah pasien yang menjalani operasi pemasangan sendi buatan mencapai sekitar 150000 orang tiap tahunnya. Hal ini kebanyakan diakibatkan oleh kelainan perubahan bentuk pada tulang akibat penuaan atau reumatik pada sendi. Jumla h ini terus mengalami peningkatan sebesar 8 persen setiap tahunnya. Data dari American Academy of Orthopaedic Surgeons AAOS menyebutkan bahwa beratus ribu orang yang mengalami penggantian pinggul memiliki kemungkinan untuk hidup lebih aktif, 80 persen dari mereka yang mengalami penggantian sendi pinggul atau sendi lutut bisa bertahan sedikitnya 20 tahun. Data dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional Amerika pada tahun 2001 menyatakan bahwa telah dilakukan penggantian tulang pinggul pada sekitar 165000 orang. Penggantian ini mempunyai kelemahan karena tidak bertahan seumur hidup, sehingga mereka memerlukan perawatan. Selama ini kelonggaran adalah masalah komplikasi utama pada penggunaan sendi buatan ini. Bernhard Weisse 2003 menunjukkan hasil dari pengukuran dan perhitungan tegangan pada ball head tipe L untuk kasus beban statis yang melawan 100º cone dengan axial load F R 5, 10, 20, dan 30 kN seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Pengukuran dan perhitungan circumferential strains pada ball head tipe L pada kasus beban statis yang melawan 100º cone Weisse, dkk., 2003 Hasil pengukuran dan perhitungan relative displacement r pada kerucut antara ball head dengan stem ditunjukkan pada gambar 2.2. Pada analisis FE Finite Element perbedaan koefisien gesek antara stem dengan ball head diperhitungkan sebanyak: 0,2, 0,35, dan 0,5. Gambar 2.2 . Hasil pengukuran dan perhitungan relative displacement r pada kerucut antara ball head dengan stem pada kasus beban statis yang melawan 100º cone Weisse, dkk., 2003 Y.S. Zhou 1997 melakukan penelitian tentang perbandingan friction properties dari empat material untuk joint replacement. Gambar 2.3.a dan 2.3.b menunjukkan start up friction dengan empat material dengan resting time pada pembebanan 40 N dan 120 N secara berturut-turut. Resting time mempunyai suatu pengaruh pada start up friction dari alumina pada alumina, silicon carbide pada silicon carbide, dan silicon nitride pada silicon nitride. Bagaimanapun, itu berpengaruh pada start up friction dari zirconia pada zirconia. Sebagai tambahan, resting time mempunyai pengaruh yang berbeda pada start up friction pada perbedaan pembebanan. a b Gambar 2.3.a Start up friction dari empat material dengan resting time lubricant, CMC-Na wt. water solution; load 40 N. b Start up friction dari empat material dengan resting time lubricant, CMC - Na wt. watersolution; load 120 N Zhou, dkk., 1997 a b Gambar 2.4.a Start up friction dari empat material dengan load lubricant, CMC-Na wt. water solution; resting time 3 s b Start up friction dari empat material dengan load lubricant, CMC-Na wt. water solution; resting time 300 s Zhou, dkk., 1997 H.G. Richter dan G Willmann 1997 menyatakan bahwa reliabilitas dari komponen untuk total hip endoprosthesis untuk perhitungan finite element gambar 2.5 .a dan eksperimen menunjukkan bahwa kedua taper material dan struktur permukaannya mempunyai pengaruh penting pada kemampuan menahan beban pada ball headstem gambar 2.5 .b. a b Gambar 2.5.a Finite element analysis dari distribusi tegangan pada hip joint head. b Pengaruh dari taper material dan struktur permukaan pada kemampuan menahan beban dari ballstem Richter dan Willmann, 1997 Situasi dua bounderline harus dihindari. Area kontak pada bagian akhir pada taper yang mana lebih dekat pada kubah tidak harus semua kecil. Pada sisi lain, sudut dari metal taper tidak harus menjadi sangat besar seperti lapisan pelindung kontak antara taper dan ball to the rim pada ball opening. Ini berarti keduanya sangat membutuhkan toleransi. Eksperimen ini menunjukkan bahwa kemampuan menahan beban pada ball head betul-betul tergantung pada material. Titanium, secara umum, menunjukkan kemampuan yang lebih tinggi untuk menahan beban ball head yang terbuat dari alumina daripada yang terbuat dari cobalt chrome. Sebagai tambahan, struktur ujung permukaan sangat berpengaruh terhadap kemampuan menahan beban. 2.2. Landasan teori 2.2.1. Tulang-tulang anggota gerak