commit to user
18
3. Pers sebagai Komunikasi Massa
Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia juga mengalami perkembangan cukup pesat. Tidak hanya melalui komunikasi antarpersonal
yang hanya melibatkan orang-orang terbatas, tetapi komunikasi yang menjadi sebuah kebutuhan manusia juga dilakukan dengan melibatkan orang banyak
heterogen, atau yang lebih dikenal dengan komunikasi massa. De Fleur dan McQuails mendefinisikan komunikasi massa sebagai:
“Suatu proses melalui komunikator dengan menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus-
menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui
berbagai cara”.
38
Definisi lain datang dari Little John, yang menulis: “Komunikasi massa adalah suatu proses dengan mana organisasi-
organisasi media memproduksi dan mentransmisikan pesan- pesan kepada publik yang besar, melalui proses dimana pesan-
pesan itu dicari, digunakan, dimengerti, dan dipengaruhi oleh audience”.
39
Pusat dari studi komunikasi massa ialah media. Organisasi media mendistribusikan berbagai pesan, untuk mempengaruhi dan merefleksikan
kultur masyarakat, dan mereka injeksi informasi secara stimulan keleluasaan audiens yang heterogen, membuat media menjadi alat dari salah satu
kekuatan institusi kemasyarakatan.
40
Media yang digunakan dalam
38
Mursito BM. 2006. Op.Cit. Hal 3
39
Ibid.
40
Septian Santana K. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hal 221
commit to user
19 komunikasi massa lebih dikenal dengan istilah media massa atau istilah lain
disebut dengan nama pers. Pers mengandung dua arti, dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti
sempit, pers hanya menunjuk kepada media cetak berkala: surat kabar, tabloid, dan majalah. Sedangkan dalam arti luas, pers bukan hanya menunjuk
pada media cetak berkala melainkan juga mencakup medai elektronik auditif dan media elektronik audiovisual berkala yakni radio, televisi, film, dan
media on line internet.
41
Secara yuridis formal, seperti dinyatakan dalam Pasal 1 ayat 1 UU Pokok Pers No. 40 1999, definisi Pers adalah:
“Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik
meliputi mencari,
memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah,
dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara,
gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia”.
42
Pers memiliki lima fungsi utama yang berlaku universal. Disebut universal karena kelima fungsi tersebut dapat ditemukan pada setiap negara di
dunia yang menganut paham demokrasi, yakni:
43
a. Informasi to inform Pers memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi secepat-cepatnya
kepada masyarakat yang seluas-luasnya. Setiap informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar: aktual, akurat, faktual,
41
AS Haris Sumadiria. 2006. Op.Cit. Hal 31
42
Mursito BM. 2006. Op.Cit. Hal 2-3
43
AS Haris Sumadiria. 2006. Op.Cit. Hal 32-35
commit to user
20 menarik atau penting, benar, lengkap-utuh, jelas-jernih, jujur-adil,
berimbang, bermanfaat, dan etis.
b. Edukasi to educate Sebagai sebuah lembaga kemasyarakatan pers juga memiliki tugas
mendidik. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang dituntut berorientasi komersial untuk memperoleh keuntungan finansial.
Namun orientasi dan misi komersial itu, sama sekali tidak boleh mengurangi, apalagi meniadakan fungsi dan tanggung jawab sosial
pers. Pers harus mau dan memerankan dirinya sebagai guru bangsa. Wilbur Schramm dalam Men, Messages and Media 1973
mengatakan bahwa pers adalah watcher, teacher, and forum pengamat, guru, dan forum.
c. Koreksi to influence Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Dalam kerangka ini pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif agar
kekuasan mereka tidak menjadi korup dan absolut. Negara yang menganut paham demokrasi menempatkan pers sebagai sebuah
lembaga pengawas pemerintah dan masyarakat watchdog function. Dengan fungsi kontrol sosial tersebut pers menjadi institusi sosial yang
tidak pernah tidur dan juga memiliki sikap independen atau menjaga jarak yang sama terhadap semua kelompok dan organisasi yang ada.
commit to user
21 d. Rekreasi to entertain
Pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat.
e. Mediasi to mediate Pers juga harus bisa menjadi penghubung atau faslitator. Dengan
fungsi ini, pers mampu menghubungkan tempat satu dengan tempat yang lain, peristiwa satu dengan peristiwa yang lain, ataupun orang
yang satu dengan orang yang lain pada saat yang sama. McLuhan dalam bukunya Understanding Media 1966 mengatakan bahwa pers
adalah perpanjangan dan perluasan manusia the extented of man. Dalam tugasnya sebagai media yang melakukan kegiatan di bidang
jurnalistik, maka pers harus menggunakan prinsip-prinsip jurnalisme dalam pemberitaannya. Bill Kovach dan Tom Rosential dalam bukunya The
Elements of Jurnalism menjelaskan 9 prinsip jurnalisme sebagai berikut:
44
a. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran Jurnalisme
tidak sekedar
mengejar kebenaran
dalam arti
filosofisabsolut. Melainkan kebenaran funsional yang mana dapat diterapkan secara praktis. Untuk itu, sebuah laporan berita harus adil,
terpercaya, berlaku untuk saat ini, dan menjadi bahan untuk investigasi lanjutan.
b. Loyalitas pertama jurnalisme kepada warga
44
Disarikan dari buku Bill Kovach dan Tom Rosential. 2004. Elemen-Elemen Jurnalisme. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi
commit to user
22 Media harus dapat mengatakan dan menjamin kepada audiensnya
bahwa liputan yang dilakukan tidak diarahkan demi kepentingan kawan dan pemasang iklan. Komitmen utama adalah untuk melayani
publik. c. Inti jurnalisme adalah disiplin dalam verifikasi.
Untuk melakukan verifikasi, wartawan harus menerapkan metode yang obyektif sebelum menyampaikan fakta ke dalam berita.
d. Wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang diliput. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan jiwa dan pemikiran
wartawan. e. Menjadi pemantau yang bebas terhadap kekuasaan dan menyuarakan
kaum tak bersuara. Prinsip ini menekankan pentingnya peran penjagaan watchdog. Pers
tidak boleh menjadi corong kekuasaan. Selain itu, tugas pers adalah memperjuangkan kamu minoritas yang sering kali terabaikan.
f. Jurnalisme sebagai forum publik Diskusi publik dapat melayani masyarakat dengan baik bila mereka
mendapatkan informasi berdasarkan fakta. Bukan atas dasar prasangka atau dugaan-dugaan.
g. Menarik dan relevan Jurnalisme harus dapat menyeimbangkan antara apa yang diinginkan
publik dengan apa yang mereka tidak harapkan, tetapi sesungguhnya mereka butuhkan.
commit to user
23 h. Menjadikan berita proporsional dan komprehensif
Berita tidak boleh menghilangkan sesuatu yang penting, serta tidak menggelembungkan fakta demi sensasi.
i. Wartawan bertanggung jawab pada nurani Wartawan harus memiliki tanggung jawab modal dalam melaporkan
berita. Diantaranya menjalankan kode etik.
4. Media Sebagai Sarana Konstruksi Realitas