Nasionalisme Soekarno dan Nasionalisme Indonesia

commit to user 42

7. Nasionalisme Soekarno dan Nasionalisme Indonesia

Sebagai seorang intelektual Indonesia yang aktif berpolitik sejak masa mudanya dan juga menjadi salah satu pendiri partai nasional, Soekarno memiliki konsep tentang nasionalisme. Soekarno memberi definisi tentang nasionalisme dengan mengutip pendapat yang pernah ditulis para ilmuwan, kemudian menyimpulkan dalam konsepnya sendiri tentang nasionalisme. Pertama, Soekarno mengutip pendapat Ernest Renan bahwa syarat bangsa adalah kehendak akan bersatu, orang-orangnya merasa diri satu, dan mau bersatu. Kedua, menurut Otto Bauer, bangsa adalah satu kesatuan perangai yang timbul karena peratuan nasib. Ketiga, menurut Ki Bagoes Hadikusumo atau Munandar, bangsa adalah persatuan antara orang dan tempat. Dari tiga pendapat tersebut, Soekarno memadukannya, bahwa nasionalisme terdiri dari rasa ingin bersatu, persatuan perangai dan nasib serta persatuan antara orang dan tempat. 81 Dalam pandangannya, Soekarno membedakan antara nasionalisme Barat dan Nasionalisme Timur. Beberapa ciri nasionalisme Barat dalam pandangan Soekarno adalah sebagai berikut: 82 a. Nasionalisme Barat mengandung prinsip demokrasi yang berawal dari revolusi Prancis. Demokrasi yang dijalankan hanya demokrasi politik, bukan dalam ekonomi. Kemenangan kaum borjuis pada revolusi Prancis melahirkan demokrasi parlementer, yang biasa 81 Badri Yatim. 1999. Op.Cit. Hal 60 82 Ibid. Hal. 72-75 commit to user 43 disebut demokrasi liberal. Demokrasi semacam ini kemudian melahirkan kapitalisme. b. Perkembangan nasionalisme yang dijiwai oleh kapitalisme telah melahirkan imperialisme, suatu stelsel yang mencelakakn manusia. Munculnya imperialisme tersebut disebabkan adanya kebutuhan akan bahan mentah dalam perindustriannya. Di samping itu karena adanya rasa kebangsaan yang agresif. c. Lahirnya nasionalisme yang didasarkan atas kekuatan dan selef interest memunculkan nasionalisme sempit atau rasa cinta tanah air yang mengejapkan mata dan ekstrem dan berakibat lebih lanjut pada munculnya konflik, permusuhan dan pertikaian antara nasionalisme-nasionalisme. d. Fasisme yang lahir di Barat, yang biasa disebut dengan Nasionalisme Sosialisme sebagai salah satu bentuk jawaban terhadap perkembangan Nasionalisme Barat yang dijiwai oelh kapitalisme dan demokrasi parlementer. Sedangkan pandangan Soekarno mengenai nasionalisme Timur adalah sebagai berikut: 83 a. Suatu nasionalisme yang menerima rasa hidupnya sebagai suatu wahyu, dan menjalankan rasa hidupnya itu sebagi suatu bakti. b. Nasionalisme yang di dalam kelebarannya dan keluasannya memberi tempat cinta pada lain-lain bangsa sebagai lebar dan 83 Badri Yatim. 1999. Op.Cit. Hal 76 commit to user 44 luasnya udara, yang memberi tempat segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup. c. Nasionalisme yangmembuat kita menjadi “perkakas Tuhan” dan membuat kita hidup dalam roh…dengan nasionalisme yang demikian maka negeri kita dan rakyat kita sebagian negeri dan rakyat Asia dan juga dunia. d. Nasionalisme yang sama dengan “rasa kemanusiaan”. Nasioanalisme Timur menurut pandangan Soekarno ini telah mewahyui Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, C.R.Das, Arabindo Ghose, Mustafa Kamil, Jose Rizal, Dr. Sut Yat Sen, Amanullah Khan, Arabi Pasha, dan tokoh lainnya yang berbeda dari apa pun paham nasionalisme Barat. 84 Adanya kesamaan pendapat dari beberapa tokoh tersebut disebabkan beberapa faktor, di antaranya adalah kenyataan bahwa tokoh-tokoh tersebut bersama dengan bangsanya adalah sesama bangsa Timur yang sama-sama sengsara karena adanya penjajah Barat terutama Eropa, dan sama-sama berjuang untuk mencapai kemerdekaan. Oleh karena itu gerakan nasional di setiap negara-negara Timur saling memperngaruhi. 85 Sebagai bagian dari negara Timur, Indonesia menganut paham nasionalisme Timur yang menolak prinsip-prinsip yang terkandung dalam nasionalisme Barat. Nasionalisme di Indonesia adalah nasionalisme yang anti-imperialisme dan kolonialisme, anti-kapitalisme, prinsip-prinsip yang 84 Benedict Anderson. 2008. Op.Cit. Hal xxxix 85 Badri Yatim. 1999. Op.Cit. Hal 77 commit to user 45 terkandung dalam nasionalisme Barat, dan yang sangat dikecam oleh nasionalisme Timur. Corak nasionalisme Indonesia juga dipengaruhi oleh pergerakan nasionalisme di negara-negara Asia yang lain. Sebagai suatu gerakan yang diwahyui dan dipengaruhi oleh gerakan-gerakan di negeri-negeri Asia, Soekarno melihat bahwa prinsip yang terkandung dalam nasionalisme Timur juga dimiliki oleh gerakan nasionalisme Indonesia. Soekarno menyebutkan bahwa gerakan nasionalisme di dunia Timur “berkawin” dengan Marxisme dan membentuk nasionalisme baru, dimana gerakan nasionalisme tersebut bukan hanya menjadi abdi dan mencintai tanah tumpah darah sendiri namun juga menjadi abdi dan mencintai bangsa lain. 86 Selain menggabungkan paham Marxisme, Seokarno juga menggabungkan Islamisme dalam konsep nasionalismenya. Bagi Soekarno, nasionalisme pada dasarnya mengandung prinsip kemanusiaan, cinta tanah air yang bersendikan pengetahuan, tidak chauvinis. Marxisme, menurut Soekarno mengandung prinsip persahabatan dan gotong-royong, anti kapialisme dan imperialisme. Sedangkan islam meskipun merupakan ajaran yang menganut paham tanpa bangsa, tetapi tidak memusuhi atau anti nasionalisme, dan bersifat sosialis. Ketiga aliran tersebut bersepakat dalam hal kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan, sama-sama bersifat sosialistis dan sama-sama anti imperialisme dan kapitalisme. 87 86 Badri Yatim. 1999. Op.Cit. Hal 86 87 Ibid. Hal 88 commit to user 46 Konsep nasionalisme yang dicetuskan Soekarno itulah yang menjadi asas gerakan nasionalisme Indonesia. Seokarno mengatakan: “Azas nasionalisme tidak boleh kita lepaskan, tidak boleh kita buang, walaupun kita sudah mencapai Indonesia merdeka, bahkan malahan sesudah tercapainya Indonesia merdeka itu kita harus menjadi dasar caranya kita menyusun kita punya masyarakat.” 88 Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku, agama, bahasa, tradisi, dan sejarah. Kondisi-kondisi tersebut merupakan unsur obyektif yang mendorong nasionalisme Indonesia. Sedangkan kehendak dan tujuan untuk membentuk negara adalah unsur subyektif nasionalisme Indonesia. 89 Sesuai dengan slogan “Bhineka Tunggal Ika” yang merupakan cerminan Indonesia yang terdiri beragam suku, agama, etnis, tradisi, budaya, dan bahasa; namun adanya kesadaran diri untuk membentuk suatu negara yaitu Indonesia merupakan prinsip nasionalisme Indonesia. Inti dari nasionalisme Indonesia adalah masalah keutuhan dan kemerdekaan bangsa. Meski kemerdekaan Indonesia telah diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945, namun persoalan keutuhan dan kemerdekaan bangsa itu sendiri sifatnya dinamis, berkembang susul-menyusul sesuai perkembangan kehidupan bangsa Indonesia itu sendiri. 90 Dari hari ke hari, Indonesia dihadapkan bagaimana meningkatkan kualitas hidup berbangsa dan juga dihadapkan pada masalah kualitas 88 Soekarno. 1964. Di Bawah Bendera Revolusi. Hal 249 89 Bambang Suteng Sulasmono, “Nasionalisme Indonesia Dewasa Ini: Masalah dan Tantangan Generasi Muda dalam dalam Dance I. Palit dkk ed.. 1999. Op.Cit. Hal 289 90 Ibid. Hal 290 commit to user 47 kemerdekaan hidup berbangsa. Kedua hal tersebut bisa terwujud dengan adanya demokrasi dan keadilan sosial di negeri ini. Dengan demokrasi, persamaan hak dan derajad di antara warga bangsa yang beraneka ragam bahasa, budaya, suku, kedudukan sosial-ekonominya bisa dijamin perwujudannya. Serta, memang hanya dengan demokrasi, hak sebagai bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri bisa diwujudkan tanpa merusak persatuan dan kesatuan. Sedangkan di sisi lain, keutuhan kehidupan berbangsa hanya dapat dijamin apabila kesejahteraan atau kemajuan yang dicapai oleh negeri ini dapat dinikmati oleh seluruh warga bangsa Indonesia secara adil. 91

F. DEFINISI KONSEP

1. Nasionalisme Indonesia