commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan bahasa tidak bisa dilepaskan dengan kehidupan manusia. Dimiliki dan digunakannya bahasa merupakan ciri khas yang membedakan antara
manusia dengan makhluk lain. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain guna menjalin kerja sama dan memecahkan atau
menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan yang mereka hadapi. Bahasa merupakan sarana utama yang digunakan manusia untuk mengungkapkan dan
tentu memahami pikiran dan perasaan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik Sarwiji Suwandi, 2008:97
Beragamnya pemakaian
bahasa secara
nyata menimbulkan
keanekaragaman karakteristik kebahasaan. Pemanfaatan potensi bahasa sebagai alat komunikasi dapat dilihat dari dunia pendidikan, pemerintahan, media massa
elektronik, media massa cetak, dan hampir semua ranah kehidupan membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan informasi. Jadi bahasa memiliki
peran dan fungsi yang strategis dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana pendapat Harimurti Kridalaksana yang menyatakan bahwa
bahasa adalah “ sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh para anggota masyarakat untuk
bekerja sama, berin teraksi, dan mengidentifikasi diri” 2001:21.
Salah satu bentuk pemakaian bahasa tulis dalam komunikasi adalah seperti yang ada dalam media massa cetak, dalam hal ini berupa surat kabar. Surat
kabar sebagai salah satu media massa cetak mempunyai fungsi untuk menyampaikan berita kepada pembaca. Pada saat penulis menyampaikan isi
commit to user 2
pikiran tersebut terjadilah pemindahan informasi yang efisien. Jadi dalam hal ini, yang dipentingkan adalah pemakaian bahasa yang berorientasi kepada pembaca
atau penerima dalam menangkap informasi secara benar. Surat kabar dalam menyampaikan informasi menggunakan media pengungkapan berupa bahasa.
Adanya berbagai macam bentuk pemakaian bahasa yang merupakan identitas penutur penulis dalam bahasa tulis atau kelompok masyarakat serta
adanya bermacam gaya dalam konteks sosial seperti itu menunjukkan bahwa ada semacam korelasi antara kelas atau status sosial penulis dengan cara-cara
pemakaian atau pemilihan bahasa. Ciri-ciri khusus tuturan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dapat dijadikan indikator untuk menunjukkan
kelas atau status sosial mereka atau penulis di dalam masyarakat. Di samping itu, ketepatan pemilihan kata atau variasi bahasa dalam tuturannya dapat dijadikan
petunjuk sejauh mana seorang penutur atau penulis menguasai bahasa yang sedang dipergunakannya.
Setiap penutur pasti mempunyai sifat-sifat khusus yang tidak dipunyai oleh penutur lain dan membedakan dirinya dengan penutur lain. Sifat-sifat khusus
ini ada yang sifatnya fisis-fisiologis dan ada pula yang sifatnya psikis-mentalistis. Perbedaan suara yang disebabkan karena perbedaan organ-organ bicara
penuturnya adalah fisis-fisiologis, sedangkan perbedaan gaya adalah psikis- mentalistis. Dalam bahasa lisan sifat khusus fisis-fisiologis ini dapat kita lihat
dengan mendengar suara dari tuturan-tuturan si penutur. Perbedaan-perbedaan organ ucap manusia juga menyebabkan artikulasi yang berbeda antara penutur
satu dengan yang lain. Di samping itu, se tiap penutur memiliki “warna suara”
yang berbeda atau berlainan dengan penutur lain. Selain sifaf-sifat khusus yang
commit to user 3
merupakan gejala fisiologis, perbedaan tuturan dapat kita kenal dengan memperhatikan gaya bahasanya, pilihan katanya, struktur kalimatnya, ungkapan-
ungkapan yang sering dipakainya dan sebagainya yang merupakan gejala psikis- mentalistis. Paduan antara sifat-sifat khusus yang demikian itu secara keseluruhan
merupakan ciri-ciri khas bahasa seseorang yang membedakan dia penutur dalam bahasa lisan dan penulis dalam bahasa tulis dengan orang lain Suwito, 1992:7
Perbedaan-perbedaan pemakaian bahasa juga terjadi dalam penulisan artikel pada surat kabar. Seperti dalam penulisan kolom atau rubrik “Celathu
Butet” yang dimuat dalam surat kabar Suara Merdeka. Rubrik “Celathu Butet” selanjutnya akan disingkat RCB adalah sebuah rubrik yang terdapat dalam surat
kabar Suara Merdeka selanjutnya disingkat SM yang terbit setiap hari Minggu. Seperti namanya, RCB tersebut ditulis oleh budayawan dan aktor Butet
Kertaradjasa. Rubrik ini terletak pada halaman pertama harian tersebut, berada pada samping kolom berita utama, di dalamnya terdapat judul dan karikatur wajah
si penulis, dengan latar halaman berwarna biru. Jika dilihat dari jenisnya, maka rubrik ini termasuk dalam rubrik opini. Di dalamnya berisi opini serta pandangan
penulisnya mengenai masalah-masalah serta gejala-gejala sosial, peristiwa- peristiwa yang sedang hangat ,atau hal-hal yang menjadi topik pembicaraan saat
itu. Rubrik ini menurut peneliti sangat menarik untuk dikaji menjadi sebuah
penelitian tentang bagaimana bentuk-bentuk pemakaian bahasanya. Sebagai sebuah rubrik opini dalam surat kabar, rubrik ini mempunyai gaya penulisan yang
membedakannya dengan artikel-artikel pada harian tersebut atau rubrik-rubrik sejenis pada surat kabar lainnya, baik itu perbedaan yang meliputi gaya
commit to user 4
bahasanya, pilihan katanya, struktur kalimatnya, dan ungkapan-ungkapannya. RCB banyak menggunakan ragam bahasa yang bersifat kedaerahan atau dialek,
juga penggunaan kata serapan dari bahasa asing untuk mengemukakan sebuah pendapat atau opini. Mengingat latar belakang penulis yang berlatar belakang
budaya Jawa, maka tulisan dalam rubrik ini sangat kental dengan dialek-dialek bahasa Jawa, di samping ada juga pemakaian dialek Betawi dan pemakaian
bahasa asing. Dalam bahasa lisan, struktur kalimat dan pilihan katanya jelas sangat
tidak cermat hal tersebut tentu berbeda dengan bentuk atau ragam tulis, sebab bahasa tulis memiliki aturan-aturan atau kaidah penulisan yang tidak dapat
dilanggar, tetapi tampaknya aturan-aturan tersebut tidak berlaku dalam penulisan RCB ini. Bila dilihat, ragam lisan yang disalin ke dalam bentuk tulis ini tidak
mendapat perbaikan-perbaikan dan memang tidak memperhatikan kaidah atau aturan penulisan yang baik dan benar. Struktur kalimat dan pilihan katanya jelas
tidak mendapat perbaikan dan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku atau ejaan yang disempurnakan. Akan tetapi, justru hal tersebut yang membuat rubrik ini
menarik dan berbeda dengan artikel-artikel pada harian tersebut atau rubrik-rubrik sejenis pada surat kabar lainnya. Bahasa yang dipakai oleh penulis menjadi ringan
untuk dicerna atau dipahami maksudnya oleh para pembaca yang berasal dari berbagai kalangan profesi, pendidikan, jabatan dan berbagai macam latar belakang
yang berbeda-beda. Kekhasan pemakaian bahasa dalam RCB yang dimuat dalam surat kabar
SM ini sangat menarik untuk diteliti. Penulis rubrik ini mencoba untuk menuangkan gagasan-gagasan, opini, maupun kritik tentang fenomena-fenomena
commit to user 5
dan gejala sosial tentang keadaan lingkungan di sekitarnya, baik itu tentang kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, pendidikan ,dan sebagainya ke dalam
sebuah bahasa yang khas atau berbeda dibandingkan dengan rubrik atau tulisan lain yang dimuat dalam media yang sama, yaitu surat kabar Suara Merdeka atau
bahkan dengan rubrik-rubrik sejenis yang ditulis pada surat kabar yang berbeda. Topik-topik yang dibahas dalam rubrik ini yang terlihat berat untuk diungkapkan,
tetapi oleh penulis terkesan menjadi ringan untuk diungkap karena penulis mengemasnya sedemikian rupa agar lebih menarik, hal-hal inilah yang menjadi
karakter khas yang menjadi ciri kebahasaan yang digunakan oleh Butet Kertaradjasa dalam RCB.
Diksi atau pilihan kata yang dipakai oleh penulis terkesan lebih santai atau tidak formal sehingga mudah untuk dipahami. Pemakaian ejaan-ejaan serta
kata-kata tidak baku yang tentunya tidak sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta penggunaan karakter kebahasaan yang
banyak menggunakan ragam bahasa yang bersifat kedaerahan atau dialek, juga penggunaan kata serapan dari bahasa asing untuk mengemukakan sebuah
pendapat atau opini juga merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengambil
kajian tentang pemanfaatan ragam informal yang terdapat dalam RCB yang terbit dalam surat kabar SM. Kajian tersebut mengenai pemakaian bahasa yang
digunakan dalam sebuah rubrik pada surat kabar yang dilihat dari pendekatan sosiolinguistik. Pengetahuan dari sosiolinguistik ini dapat dimanfaatkan dalam
berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik akan memberikan pedoman dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya
commit to user 6
bahasa apa yang harus digunakan ketika berbicara dengan orang lain atau berinteraksi dengan pembaca. Faktor-faktor inilah yang mendasari peneliti untuk
mengambil judul penelitian Pemakaian Bahasa dalam Rubrik Celathu Butet pada Surat Kabar Suara Merdeka: Suatu Tinjauan Sosiolinguistik.
B. Pembatasan Masalah