commit to user 69
Berikut ini adalah data lain yang mengandung interferensi. 27
‟‟Hebat lho itu, sudah berpancasila je. Tapi sikap berpancasila ternyata bukan monopolinya orang Indonesia saja lho dik.
Meski pun bule-bule itu nggak kenal Pancasila, terkadang perilakunya sangat Pancasilais lho. Bener itu. Peraturan-peraturan di sana dibuat
supaya rakyatnya bahagia. Dan aparat pemerintahnya sangat sadar kalau
mereka itu adalah pelayan masyarakat,‟‟ tutur Mas Celathu. 4InterfRCBSM26-07-2009
Tuturan pada data 27 mengalami peristiwa interferensi dalam tataran kata. Peristiwa interferensipenyimpangan dalam bahasa Indonesia itu ditandai
dengan kata Pancasilais. Pemakaian kata serapan asing yang berbentuk afiks
–is seharusnya tidak digunakan dalam pemakaian bahasa Indonesia karena bentuk
yang benar ialah dengan kata „pengikut paham’. Dengan demikian, pemakaian
kata Pancasilais merupakan interferensipenyimpangan bahasa Indonesia dalam
RCB pada surat kabar SM, karena kata itu sudah mempunyai padanan yang benar dalam bahasa Indonesia yaitu dengan kata-kata pengikut paham Pancasila.
4. Pelesapan dan Penambahan Fonem
Selain bentuk-bentuk campur kode, alih kode, dan interferensi fenomena yang terjadi dalam pembuatan RCB pada surat kabar SM adalah adanya
kecenderungan mengabaikan bahasa yang bersifat formal dalam pemilihan kata yang dilakukan oleh penulis, yaitu Butet Kertaradjasa. Hal tersebut selain
menunjukkan kekhasan penggunaan bahasa juga dikarenakan pembaca surat kabar SM, khususnya pembaca RCB yang berasal dari berbagai kalangan, sehingga
dengan penggunaan bahasa yang seperti itu, akan terasa lebih santai dan mempunyai kecenderungan sebagai bahasa tutur yang digunakan dalam
percakapan sehari-hari. Salah satu hal yang sering dilakukan adalah dengan
commit to user 70
menambah ataupun mengurangi fonem baik berupa konsonanvokal maupun suku kata.
a. Pelesapan Konsonan di Awal Kata Sebagai data dapat dilihat dalam tuturan berikut.
28 “Bapak ki piye ta? Kan Vantine Day‟s..ya semua harus serba pink
dong.”“ Emang ada peraturan yang mengharuskan begitu?” “Haaaeeess..embuh-lah. Bapak ki mesti ngeyel.”2PPFRCBSM15-02-
2009
29 “Sampeyan itu ya kebangetan. Lha wong anak punya keinginan
sederhana aja kok ya nggak dituruti. Apa sih susahnya pakai kaos atau baju wa
rna merah jambu?” tiba-tiba Mbakyu Celathu ikutan nimbrung. 3PPFRCBSM15-02-2009
30
’’Udah tua kok nggak tahu diri. Biar tahu rasa. Nikmati tuh boyok
yang sempal,‟‟ kata Mbakyu Celathu ketika mendengar kabar Mas Celathu terkilir pinggangnya gara-gara terjatuh dari kuda. Konon, belum lama ini
Mas Celathu nekat menunggang kuda di kawasan wisata Bromo. Dia terpelanting dari pelana ketika kuda tunggangannya berlari kencang,
sehingga tubuhnya terhempas di bebatuan. 7PPFRCBSM17-05-2009
Fenomena pelesapan konsonan di awal kata tampak pada emang data 28, aja data 29, dan udah data 30. Pada kata aja dan udah terjadi pelesapan
konsonan s, sedang pada kata emang terjadi pelesapan konsonan m. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.
Saja [s]aja
aja Memang
[m]emang memang
Sudah [s]udah
sudah Pelesapan ketiga kata ini memang banyak ditemukan dalam RCB.
Dengan menanggalkan di awal kata maka tuturan yang disampaikan penulis menjadi lebih luweslentur sehingga terhindar dari kesan kaku dalam
berkomunikasi tujuannya adalah terciptanya suasana yang komunikatif dan lebih santai.
commit to user 71
Dalam bahasa Indonesia yang baku terdapat proses afaresis, yaitu sebuah proses pembentukan kata dengan cara menanggalkan satu atau lebih fonem di
awal kata. Namun, pelesapan fonem dalam proses afaresis dan yang terjadi dalam RCB pada surat kabar SM tidaklah sama. Dalam afaresis, kata bentukan yang baru
adalah kata yang baku dan sesuai dengan PUEYD ,sedangkan dalam RCB bentukan kata yang terjadi adalah bentuk yang tidak baku.
b. Pelesapan Suku Kata Fenomena pelesapan suku kata yang terjadi dalam rubrik CB dapat
dilihat dari data berikut. 31
‟‟LHO, Bapak kok tidak pakai baju warna pink?” “Wualaaahh....apa ya pantes? He he he ...nanti aku malah kayak ice cream
rasa strawberry, semua orang jadi terangsang pengin menjilati aku gimana
? Emang kenapa ta, dik?” 1PPFRCBSM15-02-2009 32
Dan Mas Celathu yang supercuek, ngeyelan, mbagusi dan hidupnya cenderung memanjakan guyonan, akhirnya harus terkapar di
ranjang rumah sakit, gara-gara keok melawan seekor nyamuk. Ya, nyamuk aedesaegypti
”Biar kapok. Kalau belum kesandung kayak gini kan nggak
mau istirahat. Dibilangin kok nggak pernah nurut. Tahu rasa sekarang, sampeyan,” omel Mbakyu Celathu yang tiba-tiba harus ganti peran jadi
suster perawat. 4PPFRCBSM22-03-2009
33 ‟‟Terus maunya gimana? Pengin dirayu sama capres yang
nggantheng ya?‟‟ sindir Mas Celathu. ‟‟Bukan begitu. Mbok ya kalau kampanye itu yang sopan. Jangan menakutkan. Pidato-pidato itu kan lebih
bermanfaat, bisa menjelaskan apa maunya partai. Gitu
dong...‟‟. 5PPFRCBSM05-04-2009
34 La ini pendaftaran dah
mau berakhir je...” desak Jeng Genit sambil meneruskan, ”Bapak mengizinkan nggak sih aku ikutan lomba ini?”
6PPFRCBSM19-04-2009
35
‟‟Lho bukan begitu. Ini kan demi menghormati yang ngundang.
Kalau pakai sepatu sandal nanti dikira nggak tahu sopan santun. Bangsa kita kan dikenal beradab. Apalagi acara yang kita kunjungi ini tingkat
internasional lho,‟‟ kilahnya setengah bercanda. 8PPFRCBSM12-07- 2009
commit to user 72
36 ‟‟Orang yang paling ikhlas itu ya guru-guru SD. Mereka mengisi
dan memberi kepada semua murid tanpa pilih kasih. Memberi, memberi dan memberi. Nggak pernah meminta. Kalau dosen, apalagi dosen muda
yang bujangan, kadang-kadang nyimpan pamrih. Hanya kepada mahasiswi yang diincar untuk dipacarai dia kasih perhatian berlebih.
Nggak murni lagi dedikasinya,‟‟ begitu seloroh Mas Celathu suatu kali. 9PPFRCBSM23-08-2009
Pada data 31 kata gimana terjadi pelesapan dua suku kata, yaitu : Bagaimana
[ba]g[a]imana gimana
Pada kata gini, gitu, dah, ngundang, dan nyimpan terjadi pelesapan satu suku kata. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.
Begini [be]gini
gini Begitu
[be]gitu gitu
Sudah [su]dah
dah Mengundang
[me] + undang ngundang
Menyimpan [me] + simpan
nyimpan Pelesapan suku kata pada kata-kata di atas terjadi karena bentukan kata
yang baru terasa lebih singkat dan komunikatif. Selain itu, dengan menciptakan kata-kata yang lebih singkat ini akan menghindarkan pembaca dari kebosanan
daripada ketika menggunakan bentuk yang lebih baku.
5. Interjeksi