commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resipirokal timbal balik
antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan
harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan pembangunan bangsa. Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara
keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi untuk mendapatkan keuntungan profit dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan
kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan tidak hanya dihadapkan
pada tanggung jawab yang berpijak pada perolehan keuntungan laba perusahaan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan
lingkungannya. Jika masyarakat terutama masyarakat sekitar menganggap perusahaan tidak memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya serta tidak
merasakan kontribusi secara langsung bahkan merasakan dampak negatif dari beroperasinya sebuah perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi
masyarakat atau gejolak sosial. Jurnal Implementasi CSR untuk mendukung
commit to user
2
pembangunan berkelanjutan, Vol 4 No.2 hal 123-130.2008. Komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan
memperhatikan aspek financial atau ekonomi, sosial, dan lingkungan itulah yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social Responsibility CSR
demi tercapainya sebuah keseimbangan dunia usaha antara pelaku dan masyarakat sekitar, yang menuntut para pelaku bisnis dan perusahaan untuk
menjalankan usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Perubahan lingkungan yang sangat dinamis, baik yang dipicu oleh
kekuatan lingkungan eksternal maupun internal telah memaksa para pelaku bisnis untuk tidak saja harus selalu meningkatkan laba dan kinerja, tetapi juga
harus peduli terhadap problem sosial. Semakin besarnya kekuasaan para pelaku bisnis membawa dampak yang sangat signifikan terhadap kualitas kehidupan
manusia, baik individu, masyarakat, maupun seluruh kehidupan ini. Fenomena inilah yang menjadi isu tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility CSR sebagai sebuah gagasan menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu
nilai perusahaan corporate value yang menekankan bahwa tanggung jawab bukan lagi sekedar aktivitas ekonomi atau kondisi keuangannya financial saja
untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnis. Tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu juga memperhatikan
masalah sosial dan lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan sustainable, tetapi juga
memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.
commit to user
3
Kesadaran tentang pentingnya memperhatikan Corporate Social Responsibility CSR ini menjadi tren global seiring dengan semakin
maraknya kepedulian masyarakat global terhadap perusahaan yang memperhatikan kaidah-kaidah sosial, lingkungan hidup dan prinsip-prinsip
HAM. Corporate Social Responsibility CSR kini dianggap penting untuk
menjembatani dan memperkecil jurang antara lapisan masyarakat kaya dan miskin di berbagai pelosok dunia. Teorinya sederhana, bahwa tidak ada
perusahaan yang dapat maju apabila berada di tengah masyarakat miskin atau di lingkungan yang tidak menunjang eksistensinya. “Forum Ekonomi Dunia
melalui Global Govermance Initiative menggelar World Business Council For Sustainablle Development di New York pada tahun 2005, salah satu deklarasi
penting disepakati bahwa CSR jadi wujud komitmen dunia usaha untuk membantu PBB dalam merealisasikan Millennium Development Goalds
MDGs. Adapun tujuan utama MDGs adalah mengurangi separuh kemiskinan dan kelaparan ditahun 2015. Pantas untuk dicatat tujuan ini jelas sangat berat,
mengingat pertumbuhan dunia bisnis terus meningkat, tetapi kemiskinan justru bertambah. Human Depelopment Report tahun 2005 HDR melaporkan, 40
penduduk dunia atau 2,5 milyar jiwa hidup dengan upah dibawah US 2harikapita. Total upah ini nilainya setara dengan 5 pendapatan dunia,
setiap hari 1200 anak-anak mati karena kelaparan. HDR mensinyalir 10 orang terkaya di dunia menguasai 54 total pendapatan dunia yang 500 orang
dari 10 terkaya itu, hartanya lebih besar ketimbang kekayaan 416 juta
commit to user
4
penduduk termiskin Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007. Chairil N. Siregar. Untuk mengatasi kemiskinan ini pihak perusahaan perlu
menyisihkan uang dari keuntungan yang diperoleh tetapi bukan dimasukan kedalam biaya investasi yang harus ditanggung pemerintah.Penerapan CSR
sebagai sebuah sebuah standar beroperasinya perusahaan dapat menjadi salah satu jalan atau upaya untuk tutur mengurangi dari dampak masalah tersebut.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR merupakan perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan untuk memberikan
kontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR di Indonesia bukan lagi
merupakan discretionary businesss practice, melainkan pelaksanaannya sudah diatur oleh undang-undang bersifat mandatory. Corporate Social
Responsibility sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat 1-4
dijelaskan sebagai berikut: 1 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
2 Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
commit to user
5
3 Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaiamana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan
lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagi pemerintah Indonesia, istilah CSR lebih dikenal dengan istilah
kemitraan dan bina lingkungan. Hal yang terkait dengan pengembangan usaha kecil terdapat pada bidang kemitraan sedangkan mengenai lingkungan
masyarakat seperti: bantuan bencana alam, bantuan kesehatan, bantuan sarana umum dsb terdapat pada bidang bina lingkungan. Dalam PER-05MBU2007
pasal 2 dinyatakan bahwa ; 1 Perum dan persero wajib melaksanakan program kemitraan dan program bina lingkungan dengan memenuhi
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini, 2 Persero Terbuka dapat melaksanakan program kemitraan dan program bina lingkungan dengan
berpedoman pada peraturan ini yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
CSR yang ditekankan dalam peraturan diatas merupakan pelaksanaan bidang kemitraan dan bina lingkungan yang memiliki tujuan yang berbeda.
Bina lingkungan lebih kepada permasalahan lingkungan hidup yang bersifat filantropis, sedangkan bidang kemitraan lebih kepada pemberdayaan ekonomi
lokal yang bersifat peningkatan kapasitas. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pada bidang kemitraan yang memiliki tujuan
pemberdayaan ekonomi lokal. Pemberdayaan ekonomi lokal berarti
commit to user
6
memampukan masyarakat sekitar agar dapat mandiri secara ekonomi atau setidak-tidaknya memberikan pemacu agar terjadi perkembangan ekonomi di
daerah tersebut. Pemberdayaan ekonomi lokal ini menjadi sangat penting karena sektor
usaha kecil dan menengah UKM merupakan sektor yang memiliki peranan penting di dalam perekonomian Indonesia. Kemampuannya untuk tetap
bertahan di masa krisis ekonomi merupakan bukti bahwa sektor UKM ini merupakan bagian dari sektor usaha yang cukup tangguh. Setidaknya terdapat
tiga alasan yang mendasari Negara berkembang belakangan ini memandang penting keberadaan UKM Berry,dkk,2001. Alasan pertama adalah karena
kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai
peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam
hal fleksibilitas ketimbang usaha besar. Kuncoro 2002: 183 menyebutkan bahwa usaha kecil dan usaha
rumah tangga di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan
rumah tangga. Sebagai gambaran, walaupun secara rata-rata selama periode 1997-2005 sektor UKM memberikan kontribusi terhadap output nasional
hanya sebesar 56,4 tetapi kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai hingga 98. Menurut Hoselitz 1959, Sektor UKM di negara
berkembang merupakan sektor yang labor intensive sehingga sektor ini
commit to user
7
diharapkan dapat mengatasi masalah pengangguran di Negara berkembang. Selain labor intensive, UKM sering dikenal sebagai mesin pertumbuhan
ekonomi, banyak sisi kebaikan yang dapat diambil dari UKM khususnya dalam mendorong pembangunan di negara-negara berkembang.
Dengan banyaknya keuntungan inilah, maka CSR bidang kemitraan haruslah sangat diperhatikan pelaksanaannya baik oleh pemerintah maupun
oleh perusahaan-perusahaan besar. Tetapi selain kebaikan-kebaikan yang dimiliki oleh usaha kecil dan menengah, usaha kecil juga dihadapi berbagai
persoalan-persoalan. Persoalan utama yang dihadapi usaha kecil di Indonesia yaitu Hasfah,2004:116:
1 Faktor Internal 1. Kurangnya permodalan;
2. Sumber daya manusia terbatas kemampuannya dalam manajemen karena pendidikan yang rendah;
3. Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar, karena produk yang dihasilkan umumnya jumlahnya sangat terbatas dan
mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. 2 Faktor Eksternal
1. Iklim usaha yang belum kondusif karena masih terlihat adanya persaingan kurang sehat antara pengusaha kecil dan pengusaha
besar.
commit to user
8
2. Terbatasnya sarana dan prasarana usaha karena kurangnya akses terhadap informasi dan perkembangan teknologi.
3. Implikasi perdagangan bebas dengan adanya AFTA tahun 2003 dan AOEC tahun 2020 serta standar kualitas produk harus
memenuhi ISO 9000 maupun isu lingkungan IS0 14000, maka usaha kecil dan menengah makin sulit bersaing di pasar global,
karena peraturan-peraturan tersebut sering digunakan oleh Negara maju secara tidak fair dalam bentuk non tariff barier to trade.
4. Sifat produk dengan lifetime pendek. 5. Terbatasnya akses pasar.
Kelemahan-kelemahan ini haruslah diperhatikan oleh perusahan besar agar dapat diatasi sehingga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Untuk itu salah satu perusahaan yang menerapkan CSR adalah PT.TELKOM,tbk sebagai suatu perusahaan BUMN di Indonesia. TELKOM
telah memiliki klasifikasi program TELKOM CSR dalam 7 tujuh pilar program yaitu: pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan keadaban, kemitraan,
layanan umum, lingkungan, serta bantuan kemanusiaan dan bencana alam. Diantara ketujuh pilar program CSR tersebut, peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang manajemen pelaksanaan CSR dalam program kemitraan, khususnya yang dilaksanakan oleh CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.
Ketertarikan ini didasari karena program kemitraan merupakan kegiatan pemberdayaan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri,
commit to user
9
sehingga dirasa relevan dengan banyaknya industri dan usaha-usaha kreatif yang semakin berkembang di kota Solo.
Melihat perkembangan Usaha kecil dan menengah UKM di Solo tumbuh hingga 200 pada awal tahun 2011. Pesatnya pertumbuhan ini dipacu
kondisi ekonomi yang membaik dan iklim usaha yang semakin kondusif. Hal ini tidak terlepas dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahan-perusahan.
Seperti yang disampaikan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia HIPMI Solo, Farid Sunarto, di sela Kongres Nasional dan launching
ASPAPI: “Jika melihat iklim usaha yang kian kondusif. Tingkat pertumbuhan
UKM sangat signifikan sampai hingga dua ratus persen. Berarti iklim usaha di Solo sangat baik. Dilihat dari interaksi sektor-sektor tertentu
yang bergerak dinamis,” http: www.Seputar Solo.com, 29 Maret 2011.
Hal ini juga ditambahkan oleh Bapak Jokowi sebagai walikota, dalam acara Seminar Academic Corner di FISIP UNS pada tanggal 28 Juni 2011
berikut penuturannya: “Perkembangan UKM di Kota Solo merupakan salah satu penyumbang
APBD terbesar dibandingkan sektor lain, untuk tahun 2010 UKM, memberikan 19,2 Milyar, sehingga kota Solo diharapkan dapat
menjadi kota UKM.”Seminar Academic Corner FISIP UNS, 28 Juni 2011.
Dengan melihat pertumbuhan UKM yang pesat di Kota Solo, model CSRPKBL bidang program kemitraaan sangat tepat diterapkan untuk lebih
memacu pertumbuhan UKM di Kota Solo. Bukti nyata Tanggung Jawab Sosial PT.Telkom,tbk Solo yang relatif penting yaitu kepada masyarakat
melalui CSR program kemitraan.
commit to user
10
Program kemitraan TELKOM bertujuan untuk mendorong kegiatan atau pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui
perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta peningkatan taraf hidup masyarakat, baik antara perusahaan dan mitra binaan maupun antar
mitra binaan sehingga membawa manfaat bagi kelangsungan usaha. Oleh karena itu, perlu dikembangkan potensi usaha kecil dan koperasi agar menjadi
tangguh dan mandiri, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta mendorong tumbuhnya kemitraan antara usaha besar BUMN dengan
usaha kecil dan koperasi,. Selain itu, TELKOM juga memberikan bantuan dana bergulir terhadap
pengusaha kecil. Dana yang diberikan oleh TELKOM ini diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan modal dan investasi. Disamping mengejar
pemasukan uang revenue, PT.TELKOM,tbk menyisihkan sebagian labanya guna membantu pemberdayaan komunitas masyarakat community dalam
program kemitraan dengan usaha kecil mikro. Dalam triwulan I-IV2009 PT.TELKOM,tbk Solo telah menggulirkan dana bergulir untuk dialokasikan
kepada 1064 orang mitra binaan CDSA TELKOM Solo yang lolos seleksi. Total dana yang disalurkan dalam triwulan I-IV2009 sebesar
RpRp.19.913.400.000,- dengan perincian pada tabel berikut:
commit to user
11
Tabel 1.1 Penyaluran Dana Kemitraaan triwulan I- IV 2009 CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.
No Segmen
Jumlah mitra binaan
Jumlah dana
1 Industri 117
Rp.2.521.500.000 2 Perdagangan
500 Rp.8.966.500.000
3 Jasa 395
Rp.7.386.100.000 4 Pertanian
6 Rp.60.000.000
5 Peternakan 38
Rp.658.800.000 6 Perikanan
2 Rp.70.500.000
7 Lainnya 6
Rp.250.000.000 Jumlah 1064
Rp.19.913.400.000 Sumber: SIMPK CDSA Telkom Solo
Dengan adanya bantuan pinjaman program kemitran yang telah digulirkan oleh CDSA Telkom Solo diharapkan dapat membantu untuk
memberdayakan dan membantu UKM di sekitar wilayah operasional PT.Telkom Solo . Sehingga untuk menjamin eksekusi dan keberhasilan program
kemitraan maka dibutuhkan sebuah manajemen yang baik dalam pengelolaan. Dengan melihat latar belakang yang ada, penelitian ini akan melihat
bagaimana manajemen CSR melalui program kemitraan oleh CDSA PT.TELKOM,tbk Solo serta faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk
meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri yang berada di sekitar wilayah operasi CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.
commit to user
12
B. Rumusan Masalah.