Program Kemitraan. TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 28 subordinate, memiliki misi atau misi berbeda tetapi saling mengisi melengkapi secara fungsional. Sulistiyani,2004: 130.

C. Program Kemitraan.

Kemitraan berdasarkan UU Nomor 44 tahun 1997 merupakan kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah dan atau usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008, kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dengan usaha besar. Program kemitraan pola CSR pun diartikan oleh pemerintah yaitu berdasarkan peraturan menteri Negara BUMN Nomor PER-05MBU2007 menyatakan bahwa program kemitraan BUMN dengan usaha kecil yang selanjutnya disebut program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil yang selanjutnya disebut program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Dengan demikian kemitraan dalam pola CSR, merupakan kerjasama yang dijalankan oleh dua belah pihak atau lebih dalam hal penelitian ini yaitu commit to user 29 antara BUMN dengan usaha kecil yang berada disekitar BUMN disertai dengan pembinaan dan pengembangan usaha pinjaman modal dan pinjaman khusus melalui pemanfaatan dana dari laba BUMN sehingga usaha kecil dapat menjadi tangguh dan mandiri melalui pola kerjasama partnership. • Model CSR dan Bentuk Program Kemitraan Dalam pelaksanaan CSR, setiap perusahaan memiliki model tersendiri untuk menjalankan fungsi tanggung jawabnya tersebut. Saidi dan Abidin,2004: 64 dalam Budimanta 2008:22 mengemukakan model pelaksanaan CSR yang umumnya dilakukan di Indonesia dan dibagi menjadi empat model yaitu: 1. Keterlibatan langsung: Perusahaan menjalankan CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegitan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjelaskan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabtanya atau departemennya seperti Community Development Center. 2. Melalui yayasan organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di Negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. commit to user 30 3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non- pemerintah , instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan CSR nya. 4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama. Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di Negara-negara berkembang. Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi kariatif dan kemanusiaan pada umumnya dilakukan secara ad-hoc, parsial dan tidak melembaga. CSR pada tataran ini hanya sekedar do good dan to look good, berbuat baik agar telihat baik. Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan kariatif semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan Community commit to user 31 Development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih mendekatkan konsep empowerment. Jurnal Spirit Publik, Susiloadi: Implementasi CSR untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan Vol4, No2 Hal 123-130,2008. Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini sudah mulai beragam, salah satunya adalah PKBL Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan pada dasarnya terdiri dari dua jenis program, yaitu program perkuatan usaha kecil melalui pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan disebut Program Kemitraan serta program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar disebut Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Dari berbagai diskusi dan teori diatas maka pelaksanaan implementasi program CSR bidang kemitraan yaitu proses atau langkah- langkah yang dilakukan oleh para pelaksana program dalam menciptakan pola kerjasama antara perusahaan dengan usaha kecil dalam rangka memberdayakan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri.

D. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan CSR program kemitraan.