commit to user
22
penentuan apa yang harus dicapai, yaitu standart: apa yang sedang dicapai, yaitu pelaksanaan: evaluasi terhadap pelaksanaan dan kalau perlu
menerapkan ukuran-ukuran untuk koreksi sehingga pelaksanaan menjadi sesuai dengan rencana, yaitu persesuaiannya dengan standart.
Robert J.Molker 1972:2 dalam pengantar manajemen Siswanto 2006:139 memberikan batasan pengendalian yang menekankan elemen
esensial proses pengendalian dalam beberapa langkah. Batasan yang diajukan meliputi hal berikut:
“Management control is a systematic effort to set performance standards with planning objectives, to design information feedback
systems, to compare actual performance with these predetermined standards, to determine whether there are any deviations and to
measure their significance, and to take any action required to assure that all corporate resources are being used in the most
effective and efficient way possible in achieving corporate objectives.”Pengendalian manajemen adalah suatu usaha
sistemayik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain system umpan balik informasi,
membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan tersebut,
dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang
digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan.
Dari penjelasan beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari
pengawasan yaitu usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Konsep Corporate Social Responsibility
Konsep CSR sebagai salah satu tonggak penting dalam perjalanan manajemen korporat akan diuraikan mulai sejak lahir sampai dengan konteks
commit to user
23
kekinian. Tanggung jawab sosial Perusahaan CSR pertama kali muncul dalam diskursus resmi akademik sejak ditemukan tulisan Howard R.Bowen
pada tahun 1953 Carrol, 1999:270 Kartini 2009:5 dalam karyanya Social Responbilities of the businessman.Pengakuan publik terhadap prinsip-prinsip
Tanggung jawab Sosial Perusahaan CSR yang dikemukakan Bowen, membuat dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai “ The Father’s of
Corporate Social Responbility” yang merumuskan konsep tanggung jawab sosial sebagai : “The Obligations of businessman to pursue those policies, to
make those decisions, or to follow those line of action which are disrable in term of the objectivies and values of our society.”
Steiner and Steiner 1994:105-110 dalam Kartini 2009:5 memandang rumusan Bowen mengenai tanggung jawab sosial yang dilakukan
oleh pelaku bisnis sebagai kelanjutan dari pelaksanaan berbagai kegiatan derma charity sebagai wujud kecintaan manusia terhadap sesama manusia
philantropi yang banyak dilakukan oleh para pengusaha. Tanggung jawab sosial perusahaan CSR mengacu pada kewajiban pelaku bisnis untuk
membuat dan melaksanakan kebijakan, keputusan, dan konsep tanggung jawab sosial perusahaan CSR mengandung makna, perusahaan atau pelaku
bisnis umumnya memiliki tanggung jawab yang meliputi tanggung jawab legal, ekonomi, etis dan lingkungan. Lebih khusus lagi, tanggung jawab sosial
perusahaan CSR menekankan aspek etis dan sosial dari perilaku korporasi, seperti etika bisnis, kepatuhan pada hukum, pencegahan penyalahgunaan
kekuasaan dan pencaplokan hak milik masyarakat, praktik tenaga kerja yang
commit to user
24
manusiawi, hak asasi manusia, keamanan dan kesehatan, perlindungan konsumen, sumbangan sosial, standar-standar pelimpahan kerja dan barang,
serta operasi antar negara. Eddie Riyadi, Kompas2232007. Menurut Rumusan CSR dari The World Business Council For
Sustainable Development WBCSD in Fox, et al 2002, dalam Wahyudi, 2008:29 definisi CSR adalah:
“corporate social responsibility is the continuing commitment by business to be have ethically and contribute to economic development
while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the locall community and society at large.”, yaitu
komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga
karyawan tersebut, berikut komuniti-komuniti setempat lokal dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan. Peningkatan kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk dapat
menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang
ada sekaligus memeliharanya.
Berdasar pada Trinidad and Tobaco Bureau of Standards TTBS menyatakan bahwa corporate social responsibility diartikan sebagai komitmen
usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup
keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara luas Sankat,Clement K,2002 dalam Budimanta 2007:76.
Berdasarkan CSR Eropa, Komisi Eropa meluncurkan yang dikenal dengan Green Paper Mempromosikan Kerangka Eropa Corporate Social
Responsibility Tanggung Jawab Sosial dan mendefinisikan CSR sebagai : ‘‘a concept whereby companies integrate social and environmental
concerns in their business operations and in their interaction with
commit to user
25
their stakeholders on a voluntary basis’’ European Commission, 2001, p. 8.Journal International , Corporate Social Responsibility as
Subsidiary Co Responsibility: A Macroeconomic Perspective, Michael S. Aßländer, Journal of Business Ethics 2011 99:115–128
The Green Paper membagi CSR yang dilakukan perusahaan ke dalam dua kategori, yaitu: 1 Internal dimension of CSR mencakup human
resources management, kesehatan dan keselamatan kerja, adaptasi terhadap perubahan dan pengelolaan dampak lingkungan serta sumber daya alam. 2
External dimension of CSR mencakup pemberdayaan komunitas lokal, partner usaha yang mencakup para pemasok dan konsumen, hak azasi
manusia, dan permasalahan lingkungan global. Organisasi ini mengajukan pendekatan secara holistic terhadap CSR, yang di dalamnya mencakup :social
responsibility integrated management, social responsibility reporting and auditing, quality in work, social and ecolabel, social responsible
investment.Kartini,2009:3. CSR dapat diartikan sebagai komitmen industri untuk
mempertanggung jawabkan dampak operasi dalam sosial, ekonomi, dan lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada
masyarakat dan lingkungannya. Melaksanakan secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa berterimaan masyarakat terhadap kehadiran
perusahaan. CSR sebenarnya lebih berorientasi pada masyarakat dan bisnis. Apakah itu sektor bisnis swasta yang didasarkan pada kepemilikan pribadi
yang melulu mengejar profit atau dapat juga diberi tanggung jawab pada atas hak masyarakat umum, mengingat pengaruh bisnis begitu besar. Bisnis sendiri
selalu ber-platform pada tujuan menumpuk keuntungan dan kekayaan.
commit to user
26
Tanggung jawab dibebankan pada sektor bisnis akan mengurangi pencapaian tujuan penumpukan profit.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan mengenai definisi CSR yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu CSR
merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat sekitar
perusahaan sehingga dapat mengembangkan masyarakat, bentuk tanggung jawab tersebut diselenggarakan dari aspek ekonomi, budaya, sosial,
lingkungan hidup sehingga dapat membantu pengembangan generasi selanjutnya agar hidup lebih baik lagi. Komitmen perusahaan tersebut
diharapkan tidak hanya melalui bentuk bantuan melainkan lebih pada pembangunan berkelanjutan.
Secara teoritis tanggung jawab sosial perusahaan CSR mengasumsikan korporasi sebagai agen pembangunan yang penting,
khususnya dalam hubungan dengan pihak pemerintah dan kelompok masyarakat sipil. Dengan menggunakan alur pemikiran motivasi dasar,
berbagai stakeholder kunci dapat memantau, bahwa menciptakan tekanan eksternal yang bisa “memaksa” korporasi mewujudkan konsep dan penjabaran
CSR yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia. Dari perspektif masyarakat sipil, pola kemitraan sangat menguntungkan karena kegiatan bisnis memilki
berbagai sumber daya penting dan kapabilitas yang dapat digabungkan untuk tujuan-tujuan pembangunan.
commit to user
27
Peran PT Persero TELKOM,tbk Solo sebagai suatu badan hukum yang berada di tengah-tengah masyarakat yang memilik kemampuan dalam
pemberdayaan masyarakat tidak terelakkan untuk melaksanakan program CSR. Pertama, keberhasilan program kemitraan akan memberi dampak positif
pada perusahaan karena kesejahteraan rakyat yang meningkat dalam perspektif pengusaha berarti peningkatan daya beli masyarakat, dan
peningkatan seperti ini pada gilirannya akan mempengaruhi profit perusahaan yang produk-produknya akan lebih terserap oleh pasar. Kedua, perusahaan
yang baik good corporate adalah perusahaan yang memiliki tanggung jawab. PT.TELKOM telah mengklasifikasikan program CSR dalam 7 pilar program
yaitu: pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan keadaban, kemitraan, layanan umum, lingkungan, serta bantuan kemanusiaan dan bencana alam.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus yaitu ruang lingkup CSR pada bidang ekonomi. Berdasarkan peraturan pemerintah pengembangan
ekonomi tersebut disebut program kemitraan. Kemitraaan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang
membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu
bidang usaha tertentu, atau tujuan tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Kemitraan dapat dilakukan oleh pihak-pihak baik
perseorangan maupun badan hukum, atau kelompok-kelompok. Adapun pihak-pihak yang bermitra tersebut dapat memiliki status yang setara atau
commit to user
28
subordinate, memiliki misi atau misi berbeda tetapi saling mengisi melengkapi secara fungsional. Sulistiyani,2004: 130.
C. Program Kemitraan.