commit to user
131
Tabel 4. 12. Laporan Tahunan Kegiatan Program Kemitraan
CD Sub Area Telkom Solo Triwulan I-IV Tahun 2010
Bantuan pinjaman:
REKAPITULASI SEGMEN USAHA :
Segmen Usaha Triwulan I
Triwulan II Triwulan III
Triwulan IV Jumlah
Industri 456.000.000 103.500.000
490.500.000 103.500.000 1.153.500.000
Jasa 775.500.000 430.500.000
267.000.000 430.500.000 1.903.500.000
Perdagangan 1.098.000.0
00 883.000.000 1.413.000,00
0 883.000.000 4.277.000.000
Peternakan 15.000.000 148.500.000
25.500.000 148.500.000 337.500.000
Pertanian 55.500.000 0 54.000.000
0 109.500.000 Jumlah Total
2.400.000.0 00
1.565.500.0 00
2.250.000.00 1.565.500.000 7.781.000.000
Bantuan HibahPembinaan:
Pembekalan dan Penyaluran
Dana Dana
Pelatihan Dana
Pameran Triwulan I
8.850.000 60.735.105 55.023.704
Triwulan II 11.100.000
Triwulan III 10.500.000
Triwulan IV 8.850.000
Jumlah Total 39.300.000
60.735.105 55.023.704 155.058.809
Sumber: Diolah dari SIM PK CDSA Telkom Solo
B. Faktor hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan CSR melalui program kemitraan di CDSA Telkom Solo.
Dari sekian banyak manfaat dari pelaksanaan program kemitraan yang telah diberikan kepada masyarakat, masih terdapat beberapa celah dan
hambatan. Pelaksanaan CSR PKBL program kemitraan CDSA Telkom Solo juga masih memiliki hambatan baik dari segi pelaksana maupun masyarakat
sasaran program kemitraan. Dari segi mitra binaan, dapat dilihat dari Pinjaman dana yang diberikan
perusahaan terkadang diartikan oleh mitra binaan sebagai bantuan sehingga
commit to user
132
ada mitra binaan yang melampaui batas waktu pengembalian uang pinjaman tersebut, terlebih perusahaan pun tidak berhak melakukan eksekusi. Bahkan
dana pinjaman untuk mengembangkan usaha kecil tersebut digunakan oleh masyarakat untuk kepentingan pribadi yang tidak ada kaitannya bagi
pengembangan usaha. Untk lebih mengetahui hambatan pelaksanaan program kemitraan, berikut penjelasannya:
1. Kapasitas Masyarakat. Kapasitas masyarakat merupakan kemampuan individu atau
sekelompok orang masyarakat dalam suatu wilayah tertentu yang berupa perpaduan pengetahuan, keahlian, pengalaman, daya cipta dan cita-cita
yang dioperasionalkan dalam bentuk tindakan untuk mewujudkan tujuan bersama yang ingin dicapai baik kepentingan individu atau sekelompok
masyarakat itu sendiri maupun kepentingan kelompok lain. Persaingan bisnis dan pasar yang semakin berkembang dan kompetitif menuntut para
mitra binaan yang sebagian besar adalah wirausaha untuk memiliki daya cipta inovasi dan kreatifitas yang tinggi. Namun hal ini masih menjadi
kendala bagi program kemitraan yang mempunyai misi untuk mengembangkan UKM. Karena masih banyaknya mitra binaan yang
belum memiliki inovasi dan kreatifitas untuk mengembangkan usahanya. Apabila mitra binaan tidak memiliki kemampuan itu bukan tidak mungkin
usahanya akan stagnan atau bahkan mengalami kebangkrutan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Irsan Gunardi sebagai OFF-2 PKBL CDSA
Telkom Solo sebagai berikut:
commit to user
133
“Mitra binaan yang tidak kreatif dan inovatif, juga menjadi kendala dalam mewujudkan misi kami untuk mengembangkan UKM.
Sehingga berapapun pinjaman yang diberikan kepada mitra, belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan
usahanya. Jadi usaha nya tetap stagnan dan tidak ada perubahan yang berarti tidak dapat bersaing dengan pasar.” Wawancara, 6
Mei 2011. Begitu juga yang diutarakan Bapak M. Nur Wathoni salah satu
mitra binaan yang memiliki usaha warnet yang mengalami kebangkrutan, berikut penuturannya:
” Dengan ada persaingan usaha yang begitu ketat, membuat usaha saya mengalami kebangkrutan hal ini dikarenakan kurangnya
perkembangan dalam mngelola usaha dan buruknya manajemen yang dilakukan. Sehingga usaha saya kalah bersaing dengan
warnet-warnet yang ada di sini” Wawancara, 28 Mei 2011. Hal ini juga peneliti temukan ketika melakukan pengamatan
dilapangan dengan menemui salah satu mitra binaan yang bermasalah ke tempat usahanya. Peneliti menemui ibu Agnes salah satu mitra binaan
yang mendapat pinjaman pada triwulan IIISeptember 2010, sebesar Rp.20.000.000;00 yang memiliki usaha warung makan. Namun ketika
peneliti mengunjungi secara langsung, peneliti tidak menemukan perkembangan yang berarti, dengan adanya penambahan modal pinjaman
sebesar itu, hanya menyediakan 5 menu masakan yang sangat minim penyajiannya, hal ini dikarenakan uangnya digunakan untuk kepentingan
lain. Berikut penuturan Ibu Agnes: ”Sebagian uang memang digunakan untuk membeli peralatan
masak, dan belanja, namun karena keadaan yang mendesak sebagian besar uang itu saya gunakan juga untuk kepentingan yang
lain yaitu menggantikan uang kantor yang dihilangkan suami saya, jadi saya sekarang juga bingung untuk membayar angsurannya
karena uang yang digunakan untuk menggantikan uang kantor
commit to user
134
suami saya lebih besar daripada untuk modal usaha.”Wawancara 28 Mei 2011.
Selain tuntutan daya inovasi dan kreatifitas masyarakat yang tinggi, karakter masyarakat yang tidak jujur juga mempengaruhi pelaksanaan
program kemitraan. Hal ini peneliti buktikan dengan mengunjungi mitra binaan yang bermasalah macet kepada mitra binaan lainnya. Peniliti
mengunjungi salah satu mitra binaan yang macet yaitu Bapak Indar Istiono. Awalnya dalam proposal pengajuan pinjaman uang tersebut akan
digunakan untuk membuka warnet, namun hingga saat ini warnet itu belum juga ada. Pinjaman Telkom yang sudah diterima sejak kurang lebih
3 tahun yang lalu belum juga digunakan sebagaimana mestinya, bahkan petugas CDSA Telkom juga sudah pernah mendatangi secara langsung ke
mitra untuk menagih utang pinjamannya. Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak Suwarno salah satu pegawai
yang bekerja di kantor bapak Indar, berikut wawancaranya: ”Memang pada awalnya uang itu rencananya digunakan untuk
membuka usaha warnet dan mengembangkan wartel, namun karena di depan adik bapak Indar sudah membuka usaha warnet,
jadi hal itu urung untuk dikerjakan. Sampai saat ini rencana untuk membuka warnet pun tidak jadi dilakukan. Kini wartel pun hanya
tinggal beberapa KBU saja, karena sudah jarang diminati konsumen, ibaratnya hidup segan, mati pun enggan. Jadi sampai
saat ini saya sendiri juga belum tau uang itu digunakan untuk apa”. Wawancara, 9 Mei 2011
Karakter masyarakat yang berbeda-beda, karena sifat manusia ada
yang jujur dan ada pula yang tidak jujur juga dapat mempengaruhi pelaksanaan program kemitraan. Karena terdapat juga mitra binaan yang
tidak menggunakan uang pinjaman sebagaimana mestinya sesuai
commit to user
135
perencanaan pengembangan usaha yang diajukan dalam proposal. Sehingga pinjaman yang diberikan hanya menjadi sebuah hutang, yang
tidak digunkan untuk usaha. Sehingga tidak sesuai dengan tujuan dari Program Kemitraan.
2. Partisipasi Partisipasi mitra binaan sangat berperan dalam berjalannya usaha
pelaksanaan program kemitraan yang saling memberikan manfaat keuntungan bagi mitra binaan dan perusahaan. Partisipasi ini menyangkut
kesamaan dan kesepakatan program dalam perjanjian yang sudah disepakati yang sudah terpadu dan terncana dalam program kemitraan
yang dibangun secara bersama. Namun, dalam partisipasi masih saja terdapat berbagai hambatan.
Mitra binaan yang bermasalah atau macet sering tidak kooperatif terhadap petugas CDSA Telkom. Hal ini akan menimbulkan masalah ketika
dilakukan penagihan collection bagi mitra binaan yang macet. Sering kali petugas mengalami kesulitan menghubungi mitra yang bermasalah
dikarenakan nomor telpon yang dihubungi tidak diangkat atau tidak dapat dihubungi, bahkan ketika dilakukan penagihan ke rumah mitra binaan
sering kali sulit untuk ditemui. Dengan adanya kendala ini dapat mempersulit petugas dalam upaya penyelamatan dana program kemitraan,
yang harusnya dapat digulirkan pada mitra binaan yang lain pada triwulan selanjutnya, harus mandek pada mitra binaan yang bermasalah saja.
commit to user
136
Hal ini seperti yang diungkapkan Ibu Rahma, selaku Staff Admin CDSA Telkom Solo:
”Biasanya kalau mitra binaan yang bermasalah macet dalam angsurannya akan sulit dihubungi. Seringkali nomor handphonenya
tidak diangkat, tidak diaktifkan, bahkan ada yang sudah tidak nyambung. Ketika kami melakukan collection ke rumahnya
seringkali mereka sulit ditemui.” Wawancara, 10 Mei 2011
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bapak M.Anton Fathoni sebagai mitra binaan yang mengalami kemacetan dalam angsuran pinjaman yang
tidak kooperatif, pada wawancara berikut ini: “Memang mbak, saya sering dihubungi setiap bulannya oleh pihak
Telkom, bahkan pernah dikunjungi ke rumah untuk menanyakan angsuran saya yang macet, namun saya tidak menjawabnya, karena
saya sendiri belum memiliki kesanggupan untuk mengangsur pinjamannya, dengan keadaan usaha saya yang bangkrut, jadi saya
tidak angkat teleponnya.Wawancara, 28 Mei 2011
3. Sumber daya finansial, Sumber daya teknologi dan kondisi alam. Sumber daya Finansial sangat penting dalam operasi kegiatan
program kemitraan, tetapi sering kali finansial juga dapat menjadi hambatan karena sangat terbatasnya jumlah dana target penyaluran yang
diberikan CD Area 4 Jawa Tengah kepada CDSA Telkom Solo. Hal ini menjadi faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program kemitraan.
Jumlah permintaan mitra binaan yang mengajukan proposal program kemitraan lebih tinggi daripada jumlah dana yang tersedia, sehingga
seringkali banyak mitra binaan yang menjadi daftar tunggu untuk mendapat pinjaman program kemitraan pada triwulan selanjutnya, karena
Telkom tidak dapat memenuhi permintaan pinjaman secara bersamaan.
commit to user
137
Hal ini diungkapkan oleh Bapak Irsan Gunardi selaku OFF-2 PKBL CDSA Telkom berikut ini:
“Jumlah dana target salur yang terbatas dari CD Area 4 Jateng DIY, terkadang membuat kami kuwalahan dalam membagi dana
yang tersedia untuk para calon mitra binaan yang mengajukan pinjaman hal ini dikarenakan banyaknya calon mitra binaan yang
mengajukan proposal dibandingkan jumlah dana yang tersedia. Sehingga seringkali mitra binaan yang tidak kebagian harus sabar
menunggu untuk diikut sertakan pada tahap penyaluran triwulan berikutnya”. Wawancara, 10 Mei 2011.
Selain finansial, teknologi juga dapat menjadi faktor pengaruh
dalam operasional program kemitraan. Perubahan di bidang sistem dan teknologi mengakibatkan sukar memprediksi apa yang akan terjadi di
masa mendatang. Sistem dan Teknologi dimaksudkan untuk membantu dan mempermudah manusia untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien.
Teknologi juga dapat menjadi faktor penghambat pekerjaan manusia jika sistem yang dioperasionalkan eror. Hal ini juga dialami oleh CDSA
Telkom Solo dalam sistem SIM CDC untuk mengelola program kemitraan. Berikut wawancara oleh Ibu Rahma Selaku Staff Admin CDSA
Telkom Solo: ”Terkadang Akses SIM nya lambat sehingga menghambat
pekerjaan. Bila akses sistem eror, karena dalam perbaikan maintance maka proses penginputan ke dalam sistem terhambat.
Karena pekerjaannya lebih sering menggunakan sistem komputerisasi, walaupun ada yang manual, hanya bisa digunakan
untuk kartu kendali. Tetapi untuk input data propsal, data survey, angsuran, Remainding Call, Remainding Letter dan sebagainya
menggunakan sistem CDC, data-data nya terintegrasi di dalamnya. Namun hal ini jarang sekali terjadi, mungkin hanya beberapa
waktu saja.” Wawancara 20 April, 2011 Rahma
commit to user
138
Kondisi lingkungan alam juga dapat menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program kemitraan. Hal ini seperti yang diutarakan
oleh Bapak Irsan Gunardi selaku OFF-2 PKBL CDSA Solo: ”Faktor alam terkadang juga menjadi pengaruh kelancaran program
kemitraan, misalnya belakangan ini dengan keadaan dan cuaca alam yang tidak menentu dan sering ada bencana alam. Ketika Bencana
Banjir yang terjadi di bantaran sungai Bengawan Solo dan letusan Gunung Merapi yang terjadi di Boyolali pada tahun 2010. Ketika
Banjir terjadi di daerah solo sekitarnya dan letusan gunung merapi di wilayah Boyolali, ada beberapa mitra binaan yang tinggal atau
usahanya di sekitar lokasi bencana alam, maka usahanya kan akan terhambat mengalami penurunan atau bahkan ikut terbawa arus
banjir atau terkena dampak letusan merapi sehingga mereka mengalami kerugian besar dan kebangkrutan, maka dengan keadaan
seperti itu Telkom juga akan memberikan dispensasi untuk menunda angsuran pinjamannya hingga 6 bulan untuk pemulihan.
Wawancara, 24 Mei 2011.
commit to user
139
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Melihat dari rumusan masalah dan dari serangkaina data yang diperoleh di lapangan dalam penelitian, baik itu melalui wawancara dengan
narasumber maupun dari hasil pengamatan, maka di sini peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan mengenai manajemen CSR melalui program
Kemitraan oleh CDSA PT.Telkom,Tbk Solo sebagai berikut:
1. Manajemen
a. Perencanaan. Untuk merumuskan CSR melalui Program Kemitraaan oleh CDSA
Telkom Solo, dalam perencanaan pihak CDSA Telkom Solo tidak dilaksanakan pada CDSA Telkom Solo, karena peran CDSA hanya
sebagai implementor program kemitraan. Perencanaan dilakukan oleh CDC Pusat Telkom Bandung dan CD Area unit bisnis per regional yang
melibatkan stakeholders internal yaitu karyawan dan direksi serta stakholders eksternal yaitu pemerintah dan masyarakat. Dalam
perencanaan program kemitraan menghasilkan beberapa kegiatan antara lain peminjaman modal bagi UKM dan Koperasi serta kegiatan pembinaan
sebagai pendampingan. Setelah rencana kegiatan ditetapkan maka tahap berikutnya diawali
dengan kegiatan sosialisasi kegiatan program kemitraan oleh CDC Telkom