commit to user 1
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tidak dapat dipungkiri kehidupan perekonomian masyarakat berkembang ke arah yang lebih maju dan pesat. Seiring
dengan berkembangnya kehidupan perekonomian tersebut, maka masyarakat membutuhkan lembaga atau badan usaha yang mampu memberikan fasilitas atau
layanan yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian tersebut. Utamanya adalah lembaga keuangan.
Lembaga keuangan disini dimaksudkan sebagai wadah bagi masyarakat mengelola dana. Baik itu pinjaman modal maupun menyimpan hasil dari kegiatan
atau usaha masyarakat dalam mencapai kesejahteraannya. Di era sekarang ini, kita jumpai banyak lembaga keuangan baik lembaga
keuangan yang berupa bank maupun lembaga keuangan non bank. Untuk lembaga keuangan bank sendiri terdiri dari bank konvensional dan syari
’ah. Sedangkan untuk lembaga keuangan non bank terdiri dari lembaga pembiayaan
pembangunan, lembaga perantara penerbit dan perdagangan surat-surat berharga, asuransi, pegadaian dan koperasi simpan pinjam.
Koperasi secara umum adalah suatu lembaga atau badan usaha yang mempunyai tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Sedangkan koperasi
simpan pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang banyak diminati oleh masyarakat dalam upaya mendukung kegiatan perekonomiannya.
“Koperasi kredit atau koperasi simpan-pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam mengumpulkan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian
dipinjamkan kem bali kepada para anggota yang memerlukan bantuan modal”
Revrisond, 2002. Masyarakat cenderung memilih koperasi simpan pinjam karena notabene koperasi lebih mudah sistem birokrasi atau pengurusannya
dibandingkan dengan lembaga keuangan baik bank maupun non bank yang lain. Karena minat masyarakat terhadap keberadaan koperasi simpan pinjam semakin
meningkat, maka dapat kita lihat beberapa tahun belakangan ini banyak sekali
commit to user 2
koperasi simpan pinjam yang berdiri baik yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem syari
’ah yang sering disebut dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah KJKS. KJKS-KJKS yang ada di Indonesia umumnya
menggunakan nama Baitul Maal wat Tamwill BMT. BMT terdiri dari dua kata yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul
maal adalah lembaga yang bergerak pada bidang zakat, infak dan sodaqoh dan tidak berorientasi pada profit. Sedangkan baitul tamwil adalah lembaga yang
bergerak pada usaha pengumpulan modal dan berorientasi pada profit. Salah satu bentuk atau wujud dari BMT yang ada saat ini adalah
Koperasi Serba Usaha KSU BMT Tumang. KSU BMT Tumang ini mulai beroperasi sejak 1 Oktober 1998, dan memiliki badan hukum sejak tanggal 10
April 1999. Namun dalam perkembangannya, KSU BMT Tumang pada tahun ini akan berubah menjadi KJKS yang saat ini sedang dalam proses.
BMT Tumang seperti halnya koperasi-koperasi lain baik yang menggunakan sistem syariah maupun konvensional, tentunya memerlukan tenaga
karyawan yang benar-benar ahli dan berkompeten. Namun dalam pelaksanaannya, menurut keterangan yang diperoleh dari manajer umum pada waktu wawancara
awal, terdapat berbagai permasalahan baik di segi manajemen, komunikasi dan pelaksanaan program kerja. Permasalahan tersebut diantaranya, belum adanya
pembagian kerja yang jelas misalnya manajer utama yang seharusnya menangani permasalahan-permasalahan internal saja, tapi ternyata tetap harus menangani
permasalahan eksternal seperti perluasan wilayah, selain itu kesejahteraan anggota dan karyawan yang kurang terlalu diperhatikan, bagian personalia yang kurang
memiliki peran dalam usaha penyaringan dan pendayagunaan karyawan. Masalah- masalah tersebut akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan kinerja karyawan,
terutama karyawan bagian marketing. Dari observasi awal yang peneliti lakukan, dapat dilihat bahwa hasil
kerja dari karyawan bagian marketing kurang. Ini dapat dilihat dari data target dan realisasi Outsanding pembiayaan dan Funding simpanan pada tiap-tiap cabang
dari KJKS BMT Tumang Tahun 2009. Yaitu terdapatnya selisih antara target yang ditetapkan oleh pihak manjemen dengan realisasi perolehan dari pihak
commit to user 3
marketing sangat terasa. Bahkan selisih ini terjadi hampir di setiap bulannya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut .
Tabel 1.1 : Target dan Realisasi KJKS BMT Tumang Bulan Desember 2009
Kantor Kantor
Kantor Kantor
KETERANGAN
Cabang Cabang
Cabang Cabang
Tumang Cepogo
Boyolali Ampel
TARGET OUTSTANDING 3,100,702,091
3,544,546,273 4,816,567,725
1,646,285,796 REALISASI OUTSTANDING
2,658,485,781 3,159,091,300
4,530,321,783 1,759,061,436
Pengendapan TARGET PENDAPATAN
68,124,036 79,408,073
115,083,058 47,674,600
REALISASI 65,805,648
76,751,350 117,616,125
47,911,099 TARGET FUNDING
SIMPANAN 2,818,820,083
3,222,314,793 4,378,697,931
1,496,623,451 REALISASI FUNDING
1,911,986,779 2,441,370,990
4,496,367,071 1,254,016,520
Pengendapan
Sumber : Database BMT Tumang Tahun 2009 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada bulan Desember 2009,
target untuk Outsanding KJKS BMT Tumang kantor cabang Tumang adalah Rp.3.100.702.091,- sedangkan realisasinya adalah Rp.2.658.485.781,-. Pada
bagian Funding target yang ditetapkan adalah Rp.2.818.820.083,- namun hanya terealisasi sebesar Rp.1.911.986.779,-. Untuk kantor pusat Cepogo target yang
ditetapkan untuk bagian Outsanding yaitu sebesar Rp.3.544.546.273,- dan realisasinya adalah Rp.3.159.091.300,-. Untuk bagian Funding, target yang
ditetapkan adalah
sebesar Rp.3.222.314.793,-
dan terealisasi
sebesar Rp.2.441.370.990,-. Pada kantor cabang Boyolali, target untuk bagian Outsanding
ditetapkan sebesar Rp.4.816.567.725,- namun realisasinya hanya sebesar Rp.4.530.321.783,-.
Pada bagian
Funding ditetapkan
target sebesar
Rp.4.378.697.931,- dan realisainya sebesar Rp.4.496.367.071,- ini artinya di bulan Desember 2009 untuk kantor Cabang Boyolali pada bagian Funding telah dapat
memenuhi target. Sedangkan untuk Kantor Cabang Ampel target Outsanding ditetapkan sebesar Rp. 1.646.285.796,- dan dapat terealisasi sebesar
Rp.1.759.061.436,-, untuk bagian Funding target yang ditetapkan adalah
commit to user 4
Rp.1.496.623.451,- dan terealisasi sebesar Rp.1.254.016.520,-. Pada Kantor Cabang Ampel ini pemenuhan target terdapat pada bagian Outsanding.
Dari gambaran kondisi diatas, dapat dilihat bahwasanya terdapat permasalahan pada karyawan bagian marketing BMT Tumang tersebut. Hal apa
yang membuat kinerja karyawan marketing tidak dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh manajer.
KJKS BMT Tumang sebagai salah satu lembaga keuangan yang eksis, untuk mendukung segala kegiatannya tentunya BMT Tumang memerlukan
karyawan yang benar-benar kompeten di bidang masing-masing. Sehingga penugasan-penugasan yang diberikan kepada karyawan tidak sekedar
penyelesaian pekerjaan semata, tetapi juga harus mampu memberikan kesempatan untuk berkembang terhadap seluruh karyawan yang ada secara merata.
Setiap lembaga keuangan pada umumnya dan KJKS BMT Tumang pada khususnya pasti memiliki kaidah-kaidah dasar dalam mendirikan dan
melaksanakan pekerjaannya. Dan kaidah ini pembentukannya telah disepakati oleh semua pendiri dan dipatuhi oleh semua anggota dan karyawan yang bekerja
di KJKS BMT Tumang. Namun terkadang ada saja pihak yang tidak memahami dan memetuhi kaidah tersebut dikarenakan hal-hal tertentu. Misalnya saja
karyawan yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik seperti yang dialami oleh karyawan KJKS BMT Tumang ini yang telah dijelaskan di atas. Bisa
saja hal tersebut terjadi karena mereka tidak merasa nyaman dan memiliki lembaga tempat mereka bekerja.
Dalam menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan nyaman, perusahaan atau lebaga harus mengatur atau membuat suatu bentuk lembaga yang
benar-benar sesuai dengan latar belakang pendirian dan tujuan awal. Baik dari bentuk organisasi tersebut, peran serta dari pihak menajemen dan kesinambungan
atara bidang-bidang yang ada di dalam lembaga tersebut. Dengan begitu karyawan akan dapat merasa nyaman dan memiliki hubungan erat dengan
perusahaan. Sehingga karyawan akan selalu berusaha bekerja dengan baik sesuai dengan tanggungjawab masing-masing.
commit to user 5
Dukungan lembaga terhadap karyawan mempunyai peran yang sangat penting. Yang meliputi dukungan-dukungan kesempatan fasilitas, serta
fleksibilitas pengembangan seluruh karyawan. Sebagian orang ada yang berpendapat bahwa bekerja harus dengan hati nurani, karena makna bekerja bukan
hanya untuk kepuasan materi saja, tetapi yang lebih peting adalah untuk menumbuhkan potensi spiritual dan personal serta pengembangan aktualisasi diri.
Dengan melihat latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul
“Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Marketing Koperasi
Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wat Tamwill Tumang”
B. Perumusan Masalah