commit to user 17
3. Tinjauan tentang Budaya Organisasi
a. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan nilai dasar yang digunakan oleh suatu lembaga atau organisasi dalam menjalankan usahanya. Budaya organisasi disini
berkaitan dengan hal-hal yang mendasari identitas organisasi. Menurut Kreitner dan Angelo 2005 :
79 ”Budaya organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan
menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungan yang beraneka ragam.” Sedangkan menurut Tosi, Rizo,
Carroll dalam Ashar 2001 : 263 “Budaya organisasi adalah cara-cara berpikir,
berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-
bagian tertentu organisasi.” Kast dan James 2002 :
952 menyatakan, “Budaya organisasi adalah perangkat nilai, kepercayaan, dan pemahaman yang penting yang sama-sama
dimiliki oleh para anggotanya.” Menurut Ivancevich, Robert dan Michael 2007 : 44, “Budaya organisasi adalah apa yang dipersepsikan karyawan dan cara
persepsi itu menciptakan s uatu pola keyakinan, nilai dan ekspektasi.”
Robbins 2002 : 279 berpendapat bahwa, “Terdapat kesepakatan luas
bahwa budaya organisai merujuk kepada sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi
t ersebut dari organisasi lainnya.”
b. Tipe Budaya Organisasi
Budaya organisasi tidak hanya terbatas pada landasan atau pola pikir karyawan dan pimpinan dalam organisasi tersebut. Namun berkaitan pula dengan
kaidah-kaidah dasar dan latar belakang pendirian organisasi yang bersangkutan. Latar belakang pendirian satu organisasi dengan organisasi yang lain tidak selalu
sama. Latar belakang yang berbeda tersebut menyebabkan adanya berbagai tipe budaya organisasi. Tipe-tipe budaya organisasi yang ada ini memiliki perbedaan
identifikasi tergantung pada ahli yang menelaah dan sudut pandang para ahli.
commit to user 18
Beberapa ahli yang mengidentifikasi tipe-tipe budaya organisasi tersebut diantaranya :
1 Wallach Wallach dalam Falikhatun 2003, membagi budaya organisasi menjadi tiga
tipe. Tipe budaya organisasi yang disebutkan oleh Wallach diantaranya : a Budaya birokratis, yang ditandai dengan adanya lingkungan kerja yang
terstruktur, teratur, tertib, berurutan, dan memiliki regulasi yang jelas. Dalam budaya birokratis biasanya menerapkan pengawasan yang sangat
ketat dalam bentuk penetapan aturan bakustandar. Ada garis batas tanggung jawab dan otoritas yang sangat jelas dan tegas untuk semua
anggota organisasi. Adapun wewenang dan tanggung jawab diturunkan berdasarkan level hierarki.
b Budaya inovatif, yang ditandai dengan adanya lingkungan kerja yang penuh tantangan, menyediakan tugas-tugas beresiko, dan memerlukan
kreatifitas untuk menyelesaikannya. Semua anggota diberikan tekanan dan stimuli untuk berkarya sekreatif mungkin. Jalur komunikasi terbuka lebar,
dan tidak banyak aturan tentang pelaksanaan tugas. Pengendalian dalam budaya ini dilakukan melalui supervisi dan konsultasi.
c Budaya suportif, dimana budaya ini menempatkan manusia sebagai titik sentral dalam organisasi. Budaya ini ditandai dengan adanya lingkungan
kerja yang bersahabat, peduli sesama, saling percaya dan adil. Dengan demikian budaya suportif ini merupakan lingkungan yang penuh
kehangatan dan ramah tamah, serta saling memberikan kebebasan individual, sehingga
Wallach menyebut budaya ini sebagai ”fuzzy place to work
”. 2 Harrison
Harrison dalam Eny 2003 : 128, menemukan empat tipe budaya organisasi yang mana melihat budaya itu dalam kaitannya dengan desain organisasi,
yaitu : a Budaya Kekuasaan Power Culture. Dimana sebagian kecil eksekutif
senior menggunakan kekuasaan yang lebih banyak dalam memerintah.
commit to user 19
Ada kepercayaan dalam sikap mental yang kuat dan tegas untuk memajukan perhatian organisasi.
b Budaya Peran Role Culture. Dalam budaya organisasi tipe ini terdapat kaitan dengan prosedur-prosedur birokratis, seperti peraturan-peraturan
pemerintah dan peran spesifik yang jelas, karena diyakini bahwa hal ini akan menstabilkan sistem.
c Budaya Pendukung Support Culture. Dimana dalam budaya ini terdapat kelompok atau komunitas yang mendukung orang yang mengusahakan
integrasi dan seperangkat nilai bersama. d Budaya Prestasi Achievement Culture. Dalam tipe budaya organisasi ini
terdapat suasana yang mendorong eksepsi diri dan usaha keras untuk adanya independensi, dan tekanannya ada pada keberhasilan dan prestasi.
3 Milles dan Snow Milles dan Snow dalam Eny 2003, meninjau budaya organisasi dari sisi
potensi ideologi dan kepemimpinan manajerial. dari hasil penelitian mereka, terdapat tiga tipe budaya organisasi yaitu :
a Orgaisasi yang Defensif. Sasaran utamanya adalah menjaga dan memelihara posisi stabil dalam pasar bagi produk atau jasanya. Ada
tekanan pada sistem formal dimana perencanaan dan pengendalian disentralkan dan ada perjanjian untuk efisiensi dan pengurangan biaya.
b Organisasi yang Prospektif. Sasaran utamanya adalah mengembangkan produk baru dan mengeksploitasi kesempatan pasar. Pada akhirnya ada
tekanan pada fleksibilitas, system ad hoc dan kreativitas. c Organisasi yang Analitis. Ditekankan pada penelitian dan pengembangan
serta pertumbuhan yang terus-menerus daripada yang bersifat dramatis.
c. Karakteristik Budaya Organisasi