commit to user 135
b. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah
1 Tingkat Pengelolaan Rendah Tingkat pengelolaan rendah dalam penelitian ini hanya dapat dilakukan
pada faktor penghambat ketersediaan hara n, dengan pengapuran dan pemberian pupuk yang disesuaikan. Tingkat pengelolaan rendah terdapat pada satuan lahan
ACK-I-Kb, ACK-I-Sw, KLMR-I-Kb, KLMR-I-Tg, KLMR-II-Kb, KLMR-II-Tg dan KRKGKT-I-Kb.
Usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi lahan potensial untuk tanaman kacang tanah dengan tingkat pengelolaan rendah dapat dilihat pada Tabel
48 di bawah ini.
Tabel 48. Usaha Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Rendah
di Kecamatan Jenar
No ID
Satlah Asumsi perbaikan
Ketersediaan Hara n N Total
P
2
O
5
tersedia K
2
O tersedia Aktu
al +
Poten sial
Aktu al
+ Poten
sial Aktu
al +
Poten sial
1 1
ACK-I-Kb S2
+ S1
S2 +
S1 S2
+ S1
2 3
ACK-I-Sw S3
+ S2
S3 +
S2 S3
+ S2
3 4
ACK-I-Tg S2
+ S1
S2 +
S1 S2
+ S1
4 5
KLMR-I-Kb S2
+ S1
S2 +
S1 S2
+ S1
5 7
KLMR-I-Sw S2
+ S1
S2 +
S1 S2
+ S1
6 8
KLMR-I-Tg S2
+ S1
S2 +
S1 S2
+ S1
7 13
KRKGKT-I-Kb S2
+ S1
S2 +
S1 S2
+ S1
8 16
KRKGKT-I-Tg S2
+ S1
S2 +
S1 S2
+ S1
Keterangan: + : perbaikan dapat dilakukan dan dihasilkan kenaikan kelas satu
tingkat lebih tinggi.
commit to user 137
Peta 11. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah Dengan Tingkat Pengelolaan Rendah Di Kecamatan Jenar Kabupaten
Sragen Tahun 2010
commit to user 138
Tabel 50. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Rendah
di Kecamatan Jenar No
Subkelas Kesesuaian Lahan
Luas Ha
1 S2 r, sm
2017,78 32,24
2 S2 r, f, sm
3388,24 54,47
3 S3 r
517,20 8,31
4 S3 sm
297,24 4,78
Jumlah 6220,45
100,00 Sumber: Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman KacangTanah
dengan Tingkat Pengelolaan Rendah di Kecamatan Jenar Tahun 2010
Setelah dilakukan usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi lahan potensial untuk tanaman kacang tanah dengan tingkat pengelolaan
rendah pada faktor pembatas ketersediaan hara dihasilkan 2 kelas kesesuaian lahan yaitu kelas S2 cukup sesuai dan S3 sesuai marginal yang terdiri dari
4 subkelas kesesuaian lahan sebagai berikut. a Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,sm
Subkelas kesesuaian lahan S2 r,sm adalah subkelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran dan
terrainpotensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas
kesesuaian terburuk yakni drainase, kedalaman efektif, kemiringan lereng, batuan permukaan dan singkapan batuan. Drainase subkelas ini
termasuk dalam kriteria agak cepat sampai sedang, kedalaman efektifnya dangkal hingga sedang 35-65 cm, kemiringan lerengnya
4-5, batuan permukaan 2-7 sedang, dan singkapan batuannya 0- 5 sedikit. Subkelas kesesuaian ini pada faktor pembatas r hanya
dapat dilakukan pengelolaan pada tingkat tinggi sedangkan faktor pembatas sm tidak dapat dilakukan perbaikan.
commit to user 139
b Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,f,sm Subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,sm adalah subkelas kesesuaian lahan
cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran, retensi hara dan terrainpotensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini
disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni drainase, kedalaman efektif, pH
dan kemiringan lereng. Berdasarkan penjelasan subkelas sebelumnya, pada subkelas ini yang dapat dilakukan perbaikan pada tingkat sedang
adalah faktor pembatas retensi hara f yakni dengan pengapuran atau penambahan bahan organic.
c Subkelas Kesesuaian Lahan S3r Subkelas kesesuaian lahan S3r adalah subkelas kesesuaian lahan
sesuai marginal dengan faktor pembatas pada media perakaran. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang
karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni drainase. Drainase subkelas ini termasuk dalam kriteria agak lambat,
faktor ini dapat dilakukan upaya pengeolaan pada tingkat sedang dengan perbaikan saluran atau sistem drainase untuk mengurangi laju
aliran permukaan. d Subkelas Kesesuaian Lahan S3sm
Subkelas kesesuaian lahan S3sm adalah subkelas kesesuaian lahan sesuai marginal dengan faktor pembatas pada terrainpotensi
mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian
terburuk yakni kemiringan lereng. Kemiringan lereng subkelas ini antara 13-15, pada faktor pembatas tidak dapat dilakukan upaya
perbaikan baik sedang maupun tinggi.
commit to user 140
Jika pada kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kacang tanah subkelas terbaik adalah subkelas S2 r,n,sm pada kesesuaian potensial dengan
pengelolaan tingkat rendah subkelas kesesuaian terbaik menjadi S2 r,sm. Hal ini dikarenakan telah dilakukan pengelolaan pada faktor n ketersediaan hara
dengan melakukan pengapuran dan pemupukan.
2 Tingkat Pengelolaan Sedang Tingkat pengelolaan sedang terdapat pada faktor penghambat media
perakaran, retensi
hara dan
ketersediaan hara.
Pada faktor
penghambatpembatas media perakaran, usaha perbaikan hanya dapat dilakukan pada faktor drainase yaitu dengan perbaikan sistem drainase seperti
pembuatan saluran drainase. Retensi hara dapat dilakukan perbaikan dengan pengapuran dan penambahan bahan organik. Untuk ketersediaan hara dapat
dilakukan perbaikan dengan pengapuran dan pemberian pupuk yang disesuaikan.
Tingkat pengelolaan sedang dapat dilakukan pada semua satuan lahan kecuali pada satuan lahan KLMR-II-Kb dan KLMR-II-Tg. Usaha
perbaikan kualitas lahan aktual menjadi potensial untuk tanaman kacang tanah dengan tingkat pengelolaan sedang dapat dilihat pada Tabel 51 berikut.
commit to user 143
Peta 12. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kacang Tanah Dengan Tingkat Pengelolaan Sedang Di Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010
commit to user 144
Tabel 53. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kacang Tanah dengan Tingkat Pengelolaan Sedang
di Kecamatan Jenar No
Subkelas Kesesuaian Lahan
Luas Ha
1 S2 sm
4175,49 67,13
2 S2 r, sm
1710,81 27,50
3 S2 r, f, n, sm
36,91 0,59
4 S3 sm
297,24 4,78
Jumlah 6220,45
100,00 Sumber: Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kacang Tanah
dengan Tingkat Pengelolaan Sedang di Kecamatan Jenar Tahun 2010
Setelah dilakukan usaha perbaikan kualitas lahan aktual menjadi lahan potensial untuk tanaman kacang tanah dengan tingkat pengelolaan
sedang dihasilkan 4 subkelas kesesuaian lahan sebagai berikut. a Subkelas Kesesuaian Lahan S2 sm
Subkelas kesesuaian lahan S2sm adalah subkelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas pada terrainpotensi mekanisasi.
Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni
kemiringan lereng dan batuan permukaan. b Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,sm
Subkelas kesesuaian lahan S2 r,sm adalah subkelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran dan
terrainpotensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas
kesesuaian terburuk yakni drainase, kedalaman efektif, kemiringan lereng dan batuan permukaan.
commit to user 145
c Subkelas Kesesuaian Lahan S2 r,f,n,sm Subkelas kesesuaian lahan S2 r,f,n,sm adalah subkelas kesesuaian
lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas pada media perakaran, retensi hara, ketersediaan hara dan terrainpotensi mekanisasi.
Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni
drainase, tekstur, kedalaman efektif, pH, N Total, P
2
O
5
tersedia, K
2
O tersedia dan kemiringan lereng.
d Subkelas Kesesuaian Lahan S3 sm Subkelas kesesuaian lahan S3sm adalah subkelas kesesuaian lahan
sesuai marginal dengan faktor pembatas pada terrainpotensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini disebabkan oleh satuan
lahan yang karakteristik lahannya terdapat pada kelas kesesuaian terburuk yakni kemiringan lereng.
Usaha perbaikan pemberian pelakuan pada pengelolaan tingkat sedang ini dapat dilakukan pada faktor pembatas media perakaran drainase,
retensi hara, ketersediaan hara dan bahaya erosi. Tingkat pengelolaan sedang dapat dilakukan pada tingkat petani menengah, memerlukan modal menengah
dan teknik pertanian sedang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya kenaikan persentase luas persebaran Kelas Cukup Sesuai S2 dan penurunan
persebaran Kelas Sesuai Marginal S3 sebesar 7,49. Jika pada kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kacang tanah
subkelas terbaik adalah subkelas S2 r,n,sm pada kesesuaian potensial dengan pengelolaan tingkat rendah subkelas kesesuaian terbaik menjadi S2 r,sm
pada kesesuaian potensial dengan pengelolaan tingkat sedang subkelas kesesuaian lahan yang terbaik yaitu S2 sm. Subkelas S2 sm ini
persebarannya hanya 67,13. Pada Peta 12 di atas diketahui bahwa subkelas S2 sm tersebar di semua desa di Kecamatan Jenar. Melihat kondisi yang
demikian, kacang tanah cukup produktif untuk dibudidayakan di daerah penelitian. Selain itu, umur tanaman kacang tanah kurang lebih hanya 3 bulan
commit to user 146
sehingga apabila ditumpangsarikan dengan tanaman tebu tentu tidak akan mengganggu produktivitas tanaman tebu sebagai tanaman utama.
Dari penggambaran di atas diketahui bahwa usaha perbaikan sangat diperlukan guna meningkatkan kualitas lahan. Namun dalam usaha perbaikan
kualitas lahan tersebut haruslah mempertimbangkan biaya dan faktor pembatas lahan serta kelestariannya, agar produksi tanaman maksimal tetapi
tidak mengganggu produktivitas lahan.
3. Produktivitas Tanaman Tebu dan Kacang Tanah Data produktivitas tanaman tebu dan kacang tanah diperoleh dari hasil
wawancara langsung dengan penduduk. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa sangat jarang penduduk di Kecamatan Jenar yang membudidayakan
tanaman kacang tanah, sehingga produktivitas tanaman kacang tanah belum dapat dihitung, berbeda dengan tanaman tebu yang sebagian besar dibudidayakan oleh
penduduk setempat sehingga produktivitas tanaman tebu dapat dihitung. Dalam pengumpulan data produktivitas tidak memperhatikan pada varietas tebu tertentu
dan faktor biaya produksi tetapi hanya mempertimbangkan pada hasil panen tebu pada lahan tegalan. Tanaman tebu dapat dipanen rata-rata setelah berumur 11
bulan atau dapat dikatakan tanaman tebu hanya dipanen sekali dalam setahun. Satuan lahan yang mempunyai penggunaan lahan berupa tegalan adalah satuan
analisis untuk memperoleh data. Berdasarkan pada hasil analisis data, terdapat 4 satuan lahan yang mempunyai penggunaan lahan berupa tegalan yang terbagi
menjadi 3 subkelas kesesuaian lahan yaitu S2 r,f,n,sm,e, S2 r,f,n,sm dan S3 r. Penentuan jumlah sampel responden yang akan diwawancarai diambil
1 dari populasi tersebut yaitu sebanyak 62 responden yang tersebar tidak merata sesuai dengan jumlah petani dan luas satu desa.
Dalam perhitungan produktivitas digunakan rumus dibawah ini. Produktivitas = Jumlah Produksi ton
Luas Lahan Panen Ha
commit to user 147
Perhitungan rata-rata produktivitas pada pada setiap satuan lahan dapat dilihat pada Tabel 54.
Tabel 54. Produktivitas Tanaman Tebu di Kecamatan Jenar Tahun 2010
Sumber: -
Analisis Data Wawancara -
Analisis Data dengan ArcView GIS
Keadaan produktivitas tanaman tebu dengan penggunaan lahan tegalan berdasarkan pada tingkat subkelas kesesuaian lahan adalah sebagai berikut:
a. S2 r,f,n,sm Subkelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas media
perakaran, retensi hara, ketersediaan hara dan terrainpotensi mekanisasi. Subkelas kesesuaian lahan ini terdapat pada satuan lahan KLMR-I-Tg 8 dengan luas lahan
tebu 224,25 Ha dan produktivitas rata-rata sebesar 86,92 tonHa. Data luas lahan tebu dan hasil produksi diperoleh dari hasil wawancara terhadap 52 responden
yang tersebar di semua desa di Kecamtan Jenar. Subkelas kesesuaian S2 r,f,n,sm ini merupakan subkelas kesesuaian
lahan dengan produktivitas tertinggi dan dengan lahan tebu terluas di daerah penelitian. Hal ini bisa dikarenakan telah dilakukan usaha perbaikan oleh petani
yaitu pemberian pupuk yang NPK dengan maksimal sehingga faktor pembatas ketersediaan hara n dapat teratasi. Faktor pembatas lain seperti media perakaran
r, yang dalam hal ini adalah faktor drainase dan kedalaman efektif belum dilakukan oleh petani karena faktor ini dapat dilakukan perbaikan pada tingkat
pengelolaan sedang dan tinggi.
No Subkelas
Kesesuaian Lahan
Hasil Produksi
1 Kali Panen Ton
Luas Lahan
Tebu Ha
Total Hasil Produksi
1 Kali Panen Ton
Total Luas Lahan Tebu
Ha Rata- Rata
Produktivitas 1 Kali Panen
TonHa 1
S2 r, f, n, sm
19491 224,25
86,92 224,25
86,92 2
S2 r, f, n, sm,e
302 3,50
86,23 3,50
86,23 3
S3 r 105
25 1,50
0,50 70,00
50,00 2,00
60,00
commit to user 148
b. S2 r,f,n,sm,e Subkelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas media
perakaran, retensi hara, ketersediaan hara, terrainpotensi mekanisasi dan erosi. Subkelas kesesuaian lahan ini terdapat pada satuan lahan KLMR-II-Tg 12
dengan luas lahan tebu 3,50 Ha dan produktivitas rata-rata sebesar 86,23 tonHa. Data luas lahan tebu dan hasil produksi diperoleh dari hasil wawancara terhadap 6
responden yang tersebar di Desa Banyurip, Desa Dawung, Desa Jenar, Desa Kandang Sapi dan Desa Ngepringan.
Subkelas kesesuaian ini juga termasuk dalam kelas produktivitas tinggi, namun produktivitas rata-ratanya lebih rendah 0,69 tonha dibandingkan dengan
subkelas S2 r,f,n,sm. ini menunjukkan bahwa faktor e erosi mempengaruhi produktivitas tanaman tebu. Tingkat bahaya erosi pada subkelas ini termasuk
dalam kelas R ringan, artinya pada subkelas ini 25 lapisan tanah atas telah hilang.
Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan konservasi tanah. Metode konservasi tanah dapat dibagi menjadi 3 golongan utama, antara lain: metode
vegetatif, metode mekanik, dan metode kimia Arsyad, 1989: 113. Metode yang dapat digunakan untuk mengurangi laju erosi yaitu metode mekanik.
Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan
erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. Metode mekanik dalam konservasi tanah berfungsi a memperlambat aliran permukaan, b menampung
dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak, c memperbaiki atau membesar infiltrasi air ke dalam tanah dan memperbaiki aerasi
tanah, dan d penyediaan air bagi tanaman Arsyad, 1989: 118. Terdapat 6 pengolahan dalam metode mekanik menurut Arsyad 1989:
119, antara lain: 1 pengolahan tanah tillage, 2 pengolahan tanah menurut kontur countur cultivation, 3 goludan dan guludan bersaluran menurut kontur,
4 terras, 5 dam penghambat check dam, waduk balong farm ponds, rorak, tanggul, dan 6 perbaikan drainase dan irigasi.
commit to user 149
Para petani dapat memilih salah satu jenis pengolahan tanah di atas, disesuaikan dengan kemampuan petani baik biaya maupun tenaga. Pengolahan
tanah yang tepat dan baik semestinya dapat meningkatkan produktivitas tanaman tebu para tebu di daerah penelitian.
c. S3 r Subkelas kesesuaian lahan sesuai marginal dengan faktor pembatas
media perakaran. Subkelas kesesuaian lahan ini terdapat pada satuan lahan ACK- I-Tg 4 dan KRKGKT-I-Tg 16 dengan luas lahan tebu 2,00 Ha dan
produktivitas rata-rata sebesar 60,00 tonHa. Data luas lahan tebu dan hasil produksi diperoleh dari hasil wawancara terhadap 4 responden yang tersebar di
Desa Banyurip, Desa Jenar, Desa Kandang Sapi dan Desa Mlale. Subkelas ini merupakan subkelas dengan produktivitas terendah di
daerah penelitian. Hal ini disebabkan selain karena faktor pembatasnya yaitu media perakaran r yakni drainase dan kedalaman efektif berada pada kelas
kesesuaian “sesuai marginal S3”. Drainase merupakan kondisi mudah tidaknya air hilang di permukaan tanah yang mengalir melalui aliran-aliran permukaan run
off atau melalui peresapan ke dalam tanah. Drainase subkelas ini agak cepat, dan
termasuk dalam kelas agak buruk artinya pada lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik sampai sekitar 40 cm dari permukaan tanah. Sedangkan
kedalaman efektifnya 50 cm, itu artinya sepanjang 10 cm akar melalui kondisi drainase yang buruk sehingga kebutuhan tanaman akan air terutama di musim
kemarau tidak tersedia dengan baik. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan usaha perbaikan dengan
melakukan perbaikan saluran drainase untuk meminimalisasi limpasan permukaan run off
pada musim penghujan. Untuk mengatasi faktor pembatas kedalaman efektif diperlukan pengelolaan tingkat tinggi modal relatif besar yang umumnya
dilakukan oleh pemerintah atau perusahan besar atau menengah Djaenuddin dkk, 1994: 9. Sebaiknya petani mengupayakan ketersediaan hara dan menjaga agar
unsure hara dalam tanah tetap terjaga dengan melakukan teknik pengolahan tanah yang dapat mengurangi laju limpasan permukaan dan erosi.
commit to user 151
Samin 8
KLMR-I-Tg 220
2,25 97,78
Yono 8
KLMR-I-Tg 95
1,00 95,00
S2 r, f, n,sm,e Supri
14 KLMR-II-Tg
90 1,00
90,00 Produktivitas Rata-rata
92,43 Kandang
Sapi 2125 S2 r, f, n, sm
Pandu 8
KLMR-I-Tg 940
10,00 94,00
Satir 8
KLMR-I-Tg 40
0,50 80,00
Lagi Handoyo
8 KLMR-I-Tg
38 0,50
76,00 Sowo
8 KLMR-I-Tg
620 7,00
88,57 Warno
8 KLMR-I-Tg
80 1,00
80,00 Suprapto
8 KLMR-I-Tg
90 1,00
90,00 Sali
8 KLMR-I-Tg
250 3,00
83,33 Kasio
8 KLMR-I-Tg
87 1,00
87,00 Suratno
8 KLMR-I-Tg
400 5,00
80,00 Rejo
8 KLMR-I-Tg
600 7,00
85,71 S2 r, f, n,sm,e
Siwanto 14
KLMR-II-Tg 42
0,50 84,00
S3 r Sugiyati
4 ACK-I-Tg
40 0,50
80,00 Produktivitas Rata-rata
84,05 Mlale
1246 S2 r, f, n, sm Parmin
8 KLMR-I-Tg
500 7,00
71,43 Kamar
8 KLMR-I-Tg
870 10,00
87,00 Hari
Siswanto 8
KLMR-I-Tg 165
2,00 82,50
Suwarno 8
KLMR-I-Tg 245
4,00 61,25
Giyanto 8
KLMR-I-Tg 1750
20,00 87,50
Wagiman 8
KLMR-I-Tg 100
1,50 66,67
Produktivitas Rata-rata 76,06
Ngepringan 1564 S2 r, f, n, sm
Giyanto 8
KLMR-I-Tg 48
0,50 96,00
Padimin 8
KLMR-I-Tg 22
0,25 88,00
Nyamin 8
KLMR-I-Tg 46
0,50 92,00
Suratmin 8
KLMR-I-Tg 280
3,00 93,33
Ngadiman 8
KLMR-I-Tg 185
2,00 92,50
Samsuwarno 8
KLMR-I-Tg 1440
15,00 96,00
Sujarno 8
KLMR-I-Tg 70
0,80 87,50
Kedi 8
KLMR-I-Tg 60
0,70 85,71
Suparmin 8
KLMR-I-Tg 140
1,50 93,33
Sarno 8
KLMR-I-Tg 45
0,50 90,00
S2 r, f, n,sm,e Suwarno
14 KLMR-II-Tg
85 1,00
85,00 Produktivitas Rata-rata
90,85
Sumber: -
Analisis Data Wawancara
-
Analisis Data dengan Arcview GIS
commit to user 152
Hasil penghitungan rata-rata produktivitas pada tiap subkelas kesesuaian lahan pada setiap desa di Kecamatan Jenar dibuat dalam 3 kelas, yaitu rendah, sedang
dan tinggi dengan kelas interval ci 9,53 dari hasil penghitungan. Kelas yang terbentuk adalah:
- produktivitas rendah 67,08 – 76,61 - produktivitas sedang 76,62 – 86,15
- produktivitas tinggi 86,16 – 95,69. Persebaran produktivitas tanaman tebu pada setiap desa di Kecamatan
Jenar dapat dilihat pada Peta 13 berikut.
commit to user 153
Peta 13. Produktivitas Tanaman Tebu Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2010
commit to user 154
Berdasarkan peta di atas diketahui bahwa desa dengan produktivitas tanaman tebu tinggi adalah Desa Japoh, Desa Jenar, dan Desa Ngepringan dan
desa dengan produktivitas tanaman tebu rendah terdapat di Desa Banyurip dan Desa Mlale. Desa Dawung dan Desa Kandang Sapi termasuk dalam kelas
produktivitas sedang. Berikut penjelasan produktivitas tanaman tebu pada tiap desa di
Kecamatan Jenar. a. Desa Banyurip
Desa Banyurip termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu rendah. Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di
desa ini antara lain: S2 r,f,n ; S2 r,f,n,sm ; S2 r,f,n,sm,e ; S3n ; S3r ; dan N1 r. Subkelas kesesuaian S2 r,f,n merupakan subkelas kesesuaian terbaik
untuk tanaman tebu berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan Jenar dan subkelas kesesuaian N1r merupakan subkelas yang terburuk. Perbandingan
luas subkelas N1r dua kali lebih besar daripada subkelas S2r,f,n. b. Desa Dawung
Desa Dawung termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu sedang. Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di
desa ini antara lain: S2 r,f,n,sm; S2 r,f,n,sm,e; S3r ; S3r,n dan N1 r. Subkelas kesesuaian S2 r,f,n,sm merupakan subkelas kesesuaian terluas di
desa ini sedangkan subkelas N1r tersebar hampir seperempat dari luas Desa Dawung.
c. Desa Japoh Desa Japoh termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu tinggi.
Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di desa ini antara lain: S2 r,f,n,sm; S3r; S3 r,n dan N1 r. Subkelas kesesuaian
S3r merupakan subkelas kesesuaian tersempit di desa ini sedangkan subkelas N1r tersebar hampir sepertiga dari luas Desa Japoh, namun hal
ini tidak menjadi kendala untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu di desa tersebut. Dari hasil wawancara diketahui bahwa penduduk di desa
commit to user 155
ini memiliki kesadaran yang tinggi dalam pengelolaan tanaman dengan memperhatikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan memberikan
pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Faktor lain yang mempengaruhi adalah aksesibilitas yang relatif mudah dijangkau apabila dibandingkan
dengan Desa Banyurip. d. Desa Jenar
Desa Jenar termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu tinggi. Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di
desa ini antara lain: S2 r,f,n,sm; S2 r,f,n,sm,e; S3n dan N1 r. Subkelas kesesuaian S2 r,f,n,sm merupakan subkelas kesesuaian terluas di desa ini
sedangkan subkelas N1r penyebarannya cukup sempit. Melihat persebaran kelas S2 cukup sesuai merupakan yang paling luas di Desa Jenar sudah
sewajarnya produktivitas tanaman tebu di desa ini tinggi. e. Desa Kandang Sapi
Desa Kandang Sapi termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu sedang. Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang
terdapat di desa ini antara lain: S2 r,f,n,sm; S2 r,f,n,sm,e; S3r; S3n; S3r,n dan N1 r. Subkelas kesesuaian S2 r,f,n,sm merupakan subkelas
kesesuaian terluas di desa ini sedangkan subkelas N1r persebarannya cukup sempit hanya di bagian timur Desa Kandang Sapi.
f. Desa Mlale Desa Mlale termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu rendah.
Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di desa ini antara lain: S2 r,f,n,sm; S3r; S3r,n dan N1 r. Subkelas kesesuaian
S2 r,f,n,sm merupakan subkelas kesesuaian terluas di desa ini sedangkan subkelas N1r merupakan subkelas kesesuaian tersempit. Walaupun kelas
kesesuaian lahan S2 cukup sesuai penyebarannya paling luas di Desa Mlale tetapi produktivitas tanaman tebu di desa ini masih rendah. Hal ini
bisa dikarenakan pengelolaan lahan ini belum optimal.
commit to user 156
g. Desa Ngepringan Desa Ngepringan termasuk desa dengan produktivitas tanaman tebu tinggi.
Subkelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman tebu yang terdapat di desa ini antara lain: S2 r,f,n,sm; S2 r,f,n,sm,e; S3n dan N1 r. Subkelas
kesesuaian S2 r,f,n,sm merupakan subkelas kesesuaian terluas di desa ini sedangkan subkelas N1r penyebarannya cukup sempit. Melihat persebaran
kelas S2 cukup sesuai merupakan yang paling luas di Desa Jenar sudah sewajarnya produktivitas tanaman tebu di desa ini tinggi
Batang tebu yang biasanya bertunas ditempatkan di bawah permukaan tanah untuk selama 3 sampai 4 tahun. Selama pertumbuhannya dalam kurun
waktu ini dapat dilakukan pengambilan hasilnya, yang dalam hal ini setelah pengambilan hasil yang pertama dilakukan, sisa bagian tanaman yang tidak
terpotong dapat dibiarkan tumbuh terus sehingga menghasilkan hasil ratoon. Jadi tanaman ini setelah cukup dewasa dapat dipotong dan dari padanya sisa tanaman
yang tinggal diniarkan kembali agar tumbuh sebagaimana layaknya. Setelah tanaman ini cukup dewasa dapat dipotong dan menghasilkan ratoon kedua.
Setelah itu tanah perlu diolah kembali, memulai penanaman bibit tanaman baru Kartasapoetra, 1988: 182
Pengambilan hasil pemotongan batang-batang tebu baru dapat dilakukan setelah tanaman ini berumur 20 bulan, sedangkan bagi tanaman ratoon
setelah berumur 16 bulan. Pada daerah-daerah yang keadaannya lebih panas pengambilan hasil telah dapat dilakukan setelah tanaman berumur 14 bulan dan
bagi tanaman ratoon setelah berumur 12 bulan Kartasapoetra, 1988: 189. Di daerah penelitian rata-rata pengambilan hasil panen tebu dapat dilakukan setelah
tanaman berumur 12 bulan. Tanaman tebu biasanya mulai dipanen pada bulan Mei sampai selesai.
Untuk pemeliharaan tanaman ratoon, sampah tanaman yang tertinggal sehubungan dengan dilakukannya panenan pertama, dapat ditaruh ditempatkan
di antara larikan galur yang dapat dimanfaatkan sebagai tambahan atau
commit to user 157
pengganti pupuk. Dengan cara demikian tanaman tebu ratoonpun dapat tumbuh dengan baik Kartasapoetra, 1988: 191.
Tahun 2010 ini banyak petani yang mengalami kerugian dikarenakan kondisi cuaca yaitu curah hujan yang cukup tinggi yang terjadi setiap hari.
Kondisi demikian mengakibatkan jalan-jalan menuju tegallahan tebu tidak dapat dilewati oleh truk pengangkut tebu. Para petani terpaksa mengeluarkan biaya lebih
untuk mengangkut tebu sampai ke jalan yang dapat dijangkau oleh truk dengan menggunakan jasa manusia buruh tani. Mau tidak mau petani harus melakukan
hal tersebut, sebab tidak mungkin membiarkan lahan mereka begitu saja, mereka harus kembali mengolah lahan tersebut agar kerugian tidak terlalu besar. Pada
masa seperti ini yang diuntungkan adalah para buruh tani, karena tenaga mereka sangat dibutuhkan dua kali lipat dari biasanya.
commit to user 158
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian maka dapat dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial Untuk Tanaman Tebu a. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Tebu
Terdapat 7 subkelas kesesuaian lahan antara lain: 1 Subkelas kesesuaian lahan N1r dengan luas 962,38 Ha atau 15,47
dari daerah penelitian yang tersebar di semua desa di Kecamatan Jenar.
2 Subkelas kesesuaian lahan S3r,n dengan luas adalah 480,29 Ha atau 7,72 dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Dawung, Desa
Japoh, Desa Kandang Sapi, dan Desa Mlale. 3 Subkelas kesesuaian lahan S3r dengan luas 305,05 Ha atau 4,90 dari
daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip, Desa Dawung, Desa Japoh, Desa Kandang Sapi, dan Desa Mlale.
4 Subkelas kesesuaian lahan S3 n dengan luas 37,40 Ha atau 0,60 dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip, Desa Dawung,
Desa Jenar, dan Desa Kandang Sapi. 5 Subkelas kesesuaian lahan S2 r, f, n, sm dengan luas 4036,34 Ha
atau 64,89 dari daerah penelitian yang tersebar di semua desa Kecamatan Jenar.
6 Subkelas kesesuaian lahan S2r,f,n,sm,e dengan luas 259,83 Ha atau 4,18 dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip, Desa
Dawung, Desa Jenar, Desa Kandang Sapi, dan Desa Ngepringan. 7 Subkelas kesesuaian lahan S2r,f,n dengan luas 139,16 Ha atau 2,24
dari daerah penelitian yang tersebar di Desa Banyurip.
158