Instrumen Penelitian Teknik Pengolahan Data

Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih bai, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah Arikunto, 2006:160. Ada dua macam instrumen, yaitu instrumen untuk tes dan nontes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis soal pemahaman mengenai konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen, yang sama-sama digunakan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretest dan pada saat posttest. Instrumen penelitian tersebut disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mencakup pokok bahasan, aspek soal, nomor soal, dan jumlah item soal. 2. Menyusun soal instrumen berdasarkan kisi-kisi. 3. Mengkonsultasikan instrumen dengan dosen pembimbing dan guru bidang studi ekonomi kelas X. 4. Melakukan uji coba soal. 5. Menghitung item soal dengan tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. 6. Menggunakan soal untuk mengukur pemahaman konsep peserta didik pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen.

3.8 Analisis Uji Instrumen

3.8.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto 2006:168 validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau ketepatan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumus untuk menghitung korelasi dengan persamaan : r xy = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Suharsimi Arikunto, 2006:170 Keterangan : r xy = Angka korelasi “r” product moment N = Number of Cases Jumlah peserta didik ∑ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑ X = Jumlah skor X ∑ Y = Jumlah skor Y Dalam formula tersebut r xy diartikan sebagai koefisien korelasi dan kriterianya adalah sebagai berikut : r xy : Korelasi sangat rendah 0,20 - 0,399 : Korelasi rendah 0,40 - 0,699 : Korelasi sedang atau cukup 0,70 - 0,899 : Korelasi tinggi 0,90 - 1,00 : Korelasi sangat tinggi Cara perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut dikonfirmasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikasi atau pada tingkat kepercayaan 95. R xy disebut juga dengan r hitung . Setelah harga koefisien korelasi r xy diperoleh, kemudian dibandingkan dengan nilai r kritis product moment. Hasil r hitung kemudian dikonfirmasikan dengan harga distribusi r kritis dengan taraf signifikasi α = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5 setiap item akan terlihat tingkat kesalahannya apabila harga r hitung r tabel dengan taraf kepercayaan 95 serta derajat kebebasannya dk = n – 2. Instrumen dinyatakan valid apabila r hitung r tabel dengan tingkat signifikasi 0,05. Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8.2 Uji Reliabilitas

Keandalan reliability berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang artinya dipercaya. Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar- benar dapat dipercaya dan mempunyai tingkat ketepatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap suatu gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu yang berlainan. Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah : 1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua. 2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :                            2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Suharsimi Arikunto,2006:183 Di mana: xy r = koefisien korelasi  X = jumlah skor X  Y = jumlah skor Y  XY = jumlah skor X dan Y N = jumlah responden 3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman- Brown, yaitu : Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r 11 =        2 1 2 1 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r Suharsimi Arikunto, 2006: 180 Keterangan: r 11 : reliabilitas instrumen r 2 1 2 1 . : r xy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Suharsimi Arikunto 2002:167 kriterianya adalah sebagai berikut : 0,81 - 1,000 : sangat tinggi 0,61 - 0,800 : tinggi 0,41 - 0,600 : cukup 0,21 - 0,400 : rendah

3.8.2 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar Daryanto, 2008:179. Menurut Crocker dan Algina Purwanto, 2011:99 tingkat kesukaran didefinisikan sebagai proporsi peserta didik peserta tes yang menjawab benar. Dalam istilah evaluasi, indeks kesukran diberi simbol P, singkatan dari “proporsi”. Rumus Mencari P atau tingkat kesukaran adalah : Daryanto, 2008:186 P = B JS Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan : P= Indeks Kesukaran B= Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar JS= Jumlah seluruh peserta didik peserta tes Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Rentang TK Kriteria 0,00-0,30 Sukar 0,30-0,70 Sedang 0,70-1,00 Mudah Daryanto,2008:182

3.8.3 Daya Pembeda

Menurut Daryanto 2008:183 daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang bodoh berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan Daya Pembeda adalah : Daryanto, 2008:186 Keterangan : D = daya pembeda butir J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar D = - = - Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Daya Pembeda Kriteria 0,00-0,20 Jelek 0,20-0,40 Cukup 0,40-0,70 Baik 0,70-1,00 Baik Sekli Daryanto,2008:190

3.9 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data tes pemahaman konsep dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Tahap penskoran Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban peserta didik diberi skor terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk setiap tahap, sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada unsur subjektif. Skor setiap peserta didik ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar, pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : S = ∑ R Keterangan : S = skor peserta didik R = jumlah item yang dijawab benar b. Mengubah skor mentah menjadi nilai Pengolahan skor mentah menjadi nilai dapat dilakukan dengan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan PAP. c. Menghitung nilai maksimum, minimum dan rata-rata hasil pre test dan post test. Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Setelah nilai pre test dan post test pada kedua kelas, kemudian dihitung peningkatan antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut : N = Gain = Suharsimi Arikunto, 2006:126 Keterangan : N – Gain = Gain yang dinormalisir Pre test = Nilai awal pembelajaran Post test = Nilai akhir pembelajaran Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain

3.10 Teknik Pengujian Data dan Uji Hipotesis Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMPN 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

9 44 48

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN SAINS KELAS V SD NEGERI 107398 SEI ROTAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 21

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Materi Sistem Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Maja.

0 3 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III DI SD NEGERI POGUNG KIDUL.

0 0 239

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM PEMAHAMAN KONSEP MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA

0 0 11

SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS X-4 SMA NEGERI PATIKRAJA TAHUN AJARAN 2011-2012

0 0 15