Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A
Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan sumber daya manusia karena pendidikan berfungsi untuk menciptakan manusia yang
berkualitas baik dan potensial. Adapun fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang Sisdiknas No.20 Pasal 3 Tahun 2003 yaitu :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
” Upaya peningkatan sumber daya manusia salah satunya ditempuh melalui
beberapa jenjang pendidikan mulai dari jalur pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dalam jenjang pendidikan menengah atas
salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran ekonomi. Pembelajaran ekonomi tersebut diharapkan agar peserta didik memahami ilmu
tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan
kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Dalam mata pelajaran ekonomi di SMA kelas X terdapat standar kompetensi
memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen. Dalam standar kompetensi ini peserta didik dituntut untuk
memahami materi pelajaran tersebut. Pemahaman materi pelajaran diukur melalui tes kemampuan pemahaman konsep pada peserta didik.
Masalah yang sering terjadi adalah rendahnya pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini dikarenakan peserta didik belum
sepenuhnya memahami konsep materi pelajaran. Selain itu masalah lainnya adalah mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang sulit dan tidak
menyenangkan karena di dalam mata pelajaran ekonomi terdapat rumus, hitungan
Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A
Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dan grafik. Hal ini juga diungkapkan oleh peserta didik dan diperkuat oleh guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 5 Cimahi. Guru mata pelajaran ekonomi
mengatakan bahwa peserta didik sulit memahami materi ketika dihadapkan dengan materi hitungan dan grafik.
Peserta didik dikatakan telah dapat memahami konsep pelajaran apabila peserta didik dapat menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan dengan kata-
kata sendiri. Sejalan dengan Bloom Anderson dan Krathwohl, 2001:70 mengungkapkan bahwa siswa dikatakan telah memahami jika mereka dapat
membangun pengertian instruktional dalam bentuk lisan, tulisan maupun dalam bentuk grafik.
Kasus akan rendahnya pemahaman konsep peserta didik terjadi di SMA Negeri 5 Cimahi. Berdasarkan penelitian awal di SMA Negeri 5 Cimahi diperoleh
nilai hasil tes kemampuan pemahaman konsep mata pelajaran ekonomi pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan
ekonomi konsumen dan produsen peserta didik kelas X yang disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran
Ekonomi Standar Kompetensi Ekonomi Konsumen dan Produsen Peserta didik Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi
Tahun Pelajaran 20132014
Sumber: Hasil Pengolahan data Pra Penelitian
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa hasil tes kemampuan pemahaman peserta didik masih sangat kurang hal ini secara tidak langsung menggambarkan
Nilai KKM 75
Jumlah Persentase Peserta didik
81-100 4
5,79 71-80
6 8,6
61-70 17
24,6 51-60
23 33,3
41-50 13
18,8 31-40
2 2,8
≤30 4
5,7 Jumlah
69 100
Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A
Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tingkat pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran ekonomi yang diajarkan di kelas X SMA 5 Cimahi masih belum optimal. Pra penelitian yang
dilakukan pada 69 peserta didik, dimana sebanyak 4 peserta didik yang mendapatkan nilai pada rentang 81-100 dengan persentase 5,79, 6 peserta didik
mendapatakan nilai pada rentang 71-80 dengan persentase 8,6, 17 peserta didik mendapatkan nilai pada rentang 61-70 dengan persentase 24,6, 23 peserta didik
mendapatkan nilai pada rentang 51-60 dengan persentase 33,3, 13 peserta didik mendapatkan nilai pada rentang 41-50 dengan persentase 18,8, 2 peserta didik
mendapatkan nilai pada rentang 31-40 dengan persentase 2,8, dan 4 peserta didik mendapatkan nilai kurang dari 30 dengan persentase 5,7. Maka dapat
disimpulkan, masih banyaknya peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM sebanyak 59 orang dari 69 peserta didik atau sebesar
85,5. Mengacu pada nilai peserta didik di atas, kurang maksimalnya nilai yang
diperoleh peserta didik dapat di sebabkan karena peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep ekonomi. Hal tersebut diduga
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut Baharudin 2008:19 faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar
dibedakan atas dua kategori yaitu :
a Faktor Internal
1. Faktor Fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. 2.
Faktor Psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
yang memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan peserta didik, motivasi, minat,sikap dan bakat.
b Faktor Eksternal
1. Lingkungan sosial, yang terdiri dari :
a.Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman- teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang peserta didik. b.Lingkungan
sosial masyarakat,
kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal peserta didik akan memengaruhi belajar peserta didik.
Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A
Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c.Lingkungan sosial
keluarga, lingkungan
ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga, pengelolaan keluarga,
semuanya dapat member dampak terhadap aktivitas belajar peserta didik.
2. Lingkungan non sosial
Dari penjelasan diatas, faktor eksternal lingkungan sosial sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik. Dimana di dalam
kegiatan pembelajaran, guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang bersifat searah yang menyebabkan aktivitas peserta didik
rendah, peserta didik merasa jenuh dan kurang tertarik dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi, yang mengakibatkan kurangnya pemahaman peserta didik
akan materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, proses pembelajaran ekonomi yang selama ini dilaksanakan
harus ditinjau kembali, karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan keadaan. Peserta didik harus dididik untuk memahami konsep secara utuh sehingga peserta
didik dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya untuk menghubungkan konsep dasar dengan situasi yang sebenarnya dilapangan.
Sehubungan dengan itu, maka upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dalam pembelajaran ekonomi khususnya dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep peserta didik merupakan suatu kebutuhan yang harus segara dilaksanakan agar meningkatnya kualitas pendidikan yang
menyebabkan semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Sehingga perlu adanya solusi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan konsep peserta
didik. Untuk memperoleh tingkat pemahaman konsep peserta didik diperlukan
proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada peserta didik dalam membangun pemahaman dan memberi makna dalam informasi yang dialami
peserta didik. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik, sehingga dari
penerapan model pembelajaran yang tepat memacu peserta didik untuk lebih aktif dan dampaknya akan berpengaruh pada meningkatnya pemahaman peserta didik.
Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A
Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dengan demikian diperlukan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik,
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk belajar secara aktif di dalam suatu kelompok yang
heterogen secara kolaboratif bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama yaitu hasil belajar yang memuaskan. Anita Lie Isjoni, 2010:16
menyebut “cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerjasama dengan peserta didik lain dalam tugas- tugas yang tersetruktur”.
Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk membina peserta didik dalam mengembangkan niat dan kiat bekerjasama dan berinteraksi dengan peserta didik
yang lainnya. Tiga tujuan pembelajaran cooperative learning yang dirangkum Ibrahim Isjoni, 2007:27 yaitu :
1.Hasil belajar akdemik 2.Penerimaan terhadap perbedaan individu
3.Pengembangan ketrampilan sosial
Dari tujuan pembelajaran kooperatif yang disebutkan diatas, dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif diharapkan agar tujuan pembelajaran
tersebut dapat dicapai oleh peserta didik.
Hal yang ditekankan dalam belajar kooperatif yaitu bagaimana cara agar
peserta didik dalam aktivitas belajar kelompok terjadi adanya kerjasama, interaksi, dan pertukaran informasi. Pembelajaran ini dapat menumbuhkembangkan sikap
bertanggungjawab dan kerja sama yang tinggi dari setiap anggota kelompok dalam suasana kekeluargaan, terbuka dan saling percaya untuk mencapai tujuan
bersama yaitu hasil belajar yang memuaskan. Untuk terlaksananya pembelajaran kooperatif yang efektif maka dipilih
metode diskusi dengan teknik make a match. Model pembelajaran kooperatif teknik make a match dikembangkan oleh Lorna Curran 1994. Salah satu
keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan Lie Anita,
2008:55. Pada penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match,
Winda Harti, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A
Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
diperoleh beberapa temuan bahwa teknik pembelajaran ini dapat memupuk kerja sama peserta didik dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang
yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar peserta didik lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan
keaktifan peserta didik tampak sekali pada saat peserta didik mencari pasangan kartunya masing-masing. Berdasarkan pemaparan diatas, maka Penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan tersebut. Untuk itu, Penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul penelitian :
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi dengan Menggunakan
Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik
”.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :