Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

12

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa masalah yang harus dibahas dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peranan wali nikah menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam? 2. Alasan-alasan apa yang membenarkan wali hakim dapat menjadi wali nikah dari seorang perempuan? 3. Apakah yang menjadi pertimbangan hukum Hakim dalam memutuskan perkara Nomor 261KAG2009 tentang pembatalan pernikahan?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada judul dan permasalahan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis peranan wali nikah menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis alasan yang dimiliki oleh wali hakim menjadi wali nikah seorang perempuan yang akan menikah. 3. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi pertimbangan hukum bagi Hakim dalam memutus perkara Nomor 261KAG2009 tentang pembatalan pernikahan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi semua pihak bagi peneliti, para pihak yang nantinya dihadapkan dalam keadaan untuk mengetahui peranan wali nikah menurut perspektif Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam. Universitas Sumatera Utara 13

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan bagi ilmu pengetahuan hukum dan pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca tentang peranan wali nikah menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi kalangan praktisi dalam menangani suatu perkara tentang peranan wali nikah menurut Fiqih Islam dan kompilasi Hukum Islam yang terjadi di masyarakat. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan masukan bagi praktisi hukum, pengacara, mahasiswa dan masyarakat umum.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan sementara di Lingkungan Universitas Sumatera Utara, khususnya dilingkungan Pascasarjana Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa penelitian dengan beberapa judul tesis yang berhubungan dengan judul topik dalam tesis ini antara lain: 1. Penelitian dengan judul “Pernikahan Dengan Menggunakan Wali Hakim Ditinjau Dari Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia“ oleh Marahalim Nim 057005037HK. Rumusan masalah yang dibahas adalah: a. Bagaimanakah pengangkatan Wali Hakim dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 dan hukum Islam? b. Bagaimana fungsi Wali Hakim dalam perkawinan? Universitas Sumatera Utara 14 c. Bagaimana pertimbangan Wali Hakim dalam menikahkan seorang perempuan yang memiliki Wali Nasab serta keabsahan Wali Hakim dalam pernikahan tersebut. 2. Penelitian dengan judul ”Tanggung Jawab Balai Harta Peninggalan Selaku Wali Pengawas Terhadap Harta Anak Dibawah Umur Studi Mengenai Eksistensi Balai Harta Peninggalan Medan sebagai Wali Pengawas” oleh Siti Hafsah Ramadhany Nim.027011062MKn. Rumusan yang dibahas adalah: a. Mengapa fungsi Wali Pengawas dalam penyelesaian warisan yang atasnya turut berhak anak di bawah umur tidak berjalan sebagaimana mestinya? b. Apakah fungsi Wali Pengawas ini dapat diperluas daya berlakunya sehingga dapat diperlakukan terhadap Golongan Pribumi? c. Bagaimana pengaruh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan terhadap eksistensi Balai Harta Peninggalan BHP sebagai Wali Pengawas, khususnya bagi Warga Negara Indonesia yang tunduk kepada KUHPerdata? 3. Penelitian dengan judul ”Penyelesaian Sengketa Wali Adhal dan Kaitannya dengan Keabsahan Perkawinan Studi Terhadap Penetapan No.215Pdt.P2011P.A. Jakarta Selatan” oleh Sylvana Amelia Fauzi Nim.107011033MKn. Rumusan yang dibahas adalah: a. Apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya wali adhal? b. Bagaimana keabsahan perkawinan jika terjadi wali adhal berdasarkan penetapan No.215Pdt.P2011P.A. Jakarta Selatan? Universitas Sumatera Utara 15 c. Bagaimana status perkawinan yang timbul dari perkawinan adhal?

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Penelitian merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk memperkuat, membina serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang tersusun secara sistematis dengan penggunaan kekuatan, pemikiran, pengetahuan mana senantiasa dapat diperiksa dan ditelaah secara kritis, akan berkembang terus atas dasar penelitian-penelitian. Hal ini disebabkan karena penggunaan ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia lebih mengetahui dan lebih mendalami. Ilmu hukum mempunyai karakeristik sebagai ilmu yang bersifat perspektif dan terapan. Sebagai ilmu yang bersifat perspektif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum. Sebagai ilmu terapan ilmu hukum menetapkan standart prosedur, ketentuan-ketentuan,rambu-rambu dalam melaksanakan aturan hukum. 27 Ilmu hukum tidak terlepas dari ketergantungan pada berbagai bidang ilmu termasuk ketergantungan pada metodologi, karena aktivitas penelitian hukum dan imajinasi sosial juga sangat ditentukan oleh teori. 28 Hukum ada pada setiap masyarakat dimana pun juga. Bagaimanapun primitifnya dan modernnya suatu masyarakat pasti mempunyai hukum. Sehingga 27 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005, hal.22 28 M.Hisyam, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-Asas, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal 203 Universitas Sumatera Utara 16 keberadaan eksistensi hukum sifatnya universal. Hukum tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat, tetapi justru memiliki hubungan timbal balik. 29 Hukum memiliki 3 tiga peranan utama dalam masyarakat: 1. Sebagai sarana pengendalian sosial 2. Sebagai sarana memperlancar proses interaksi sosial 3. Sebagai sarana untuk menciptakan keadaan tertentu Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, atau teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan problem yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis. 30 Teori atau kerangka teoritis mempunyai beberapa kegunaan paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Teori tersebut berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang hendak diselidiki atau diuji kebenarannya. 2. Teori sangat berguna didalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur-struktur konsep serta mengembangkan definisi-definisi. 3. Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut obyek yang diteliti. 4. Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang, oleh karena telah diketahui sebab-sebab terjadinya fakta tersebut dan mungkin faktor- faktor tersebut akan timbul lagi pada masa-masa mendatang. 29 Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Edisi Revisi, PT.Citra Aditya Bakti,Bandung, 2004, hal 27 30 M.Solly Lubis, Filsafat dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.80 Universitas Sumatera Utara 17 5. Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada pengetahuan peneliti. Penelitian ini membahas tentang peranan wali nikah nikah menurut perspektif fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam. Dalam kasus ini Penggugat orang tua Tergugat I mengajukan gugatan atas pernikahan Tergugat I dengan Tergugat II. Adapun teori yang dikaitkan dengan permasalahan dalam penelitian adalah teori Maqasid Al-Syari’ah dan teori Perwalian. Teori Maqasid Al-Syari’ah dikemukakan oleh Abu Ishaq al-Syathibi, yaitu tujuan akhir hukum adalah maslahah atau kebaikan dan kesejahteraan manusia. Tidak satupun hukum Allah yang tidak mempunyai tujuan. Hukum yang tidak mempunyai tujuan sama dengan membebankan sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan. Hukum-hukum Allah dalam Al Qur’an mengandung kemaslahatan. 31 Teori Maqasid Al-Syari’ah hanya dapat dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat yang mengetahui dan memahami. Demikian juga yang menciptakan hukum-hukum yang termuat dalam Al Qur’an adalah Allah SWT. Berdasarkan pemahaman tersebut, akan muncul kesadaran bahwa Allah SWT yang paling mengetahui berkenaan hukum yang dibutuhkan oleh manusia, baik yang berhubungan dengan kehidupannya didunia maupun di akhirat. Kesadaran hukum pihak pemerintah dan masyarakat tersebut, akan melahirkan keyakinan untuk menerapkan hukum Allah SWT, bila menginginkan terwujudnya kemaslahatan bagi kehidupan manusia. 32 31 Asfari Jaya Bakri, Konsep Maqasid Al-Syari’ah Disertasi Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatulah, Jakarta, 1994, hal. 96 32 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum,Sinar Grafika, Jakarta,2009,hal.86 Universitas Sumatera Utara 18 Dalam rangka mewujudkan kemaslahatan di dunia dan akhirat, berdasarkan penelitian para ahli ushul fiqih, unsur pokok yang harus dipelihara dan diwujudkan yaitu: 33 a. Memelihara agama b. Memelihara jiwa c. Memelihara akal d. Memelihara harta e. Memelihara keturunan f. Memelihara kehormatan Peranan wali nikah ini berkaitan dengan salah satu tujuan untuk mewujudkan kemaslahatan dalam hukum Islam yaitu untuk memelihara keturunan. Dengan pemeliharaan keturunan, maka kemurnian darah dapat dijaga dan kelanjutan umat manusia dapat diteruskan dengan sebaik-baiknya. Teori berikutnya yang menjadi pendukung dari Maqasid Al-Syari’ah adalah teori Perwalian. Teori ini penting diikutsertakan dalam penelitian karena pada dasarnya semua orang harus memiliki wali, termasuk wali nikah dalam pernikahan. Salah satu rukun pernikahan dalam agama Islam adalah wali. Perwalian dalam nikah adalah kekuatan untuk melangsungkan akad nikah. Suatu pernikahan tidak dipandang sah kecuali ada wali sebagaimana dinyatakan dalam Firman Allah dan Hadistt sebagai berikut : Surat al-Baqarah 2 ayat 221: 33 Fitri Zakiyah, Tesis Perbandingan Status Hak Waris Anak Luar Kawin Antara Kompilasi Hukum Islam KHI Dengan Hukum Perdata BW, Program Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, Medan, 2010, hal.21 Universitas Sumatera Utara 19 “Janganlah kamu mengawinkan anak-anak perempuanmu dengan laki-laki musyrik. Sesungguhnya hamba sahaya mukmin lebih baik daripada orang musyrik walaupun ia menarik hatimu.” 34 Surat an-Nur 24 ayat 32: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang- orang yang layak untuk kawin di antara hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. jika mereka miskin Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.” 35 Rasulullah SAW bersabda: “Siapapun perempuan yang menikah tanpa izin walinya maka nikahnya batil, nikahnya batil, nikahnya batil. Apabila sang suami menggaulinya maka ia harus menerima mas kawin karena menghalalkan kemaluannya. Apabila terjadi perselisihan maka seorang penguasa hakim adalah wali bagi yang tidak memiliki wali.” 36 Juga Hadistt Aisyah, Nabi bersabda: “Wanita manapun yang menikah tanpa izin walinya, maka pernikahannya batal.”HR.Empat orang Ahli Hadistt kecuali Nasai 37 Berkaitan dengan pernyataan di atas menunjukkan bahwa kedudukan dan keberadaan wali memang harus ada bagi setiap wanita dan tidak boleh diabaikan. 34 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Op.Cit, hal.70 35 Ibid 36 Abdul Majid Mahmud Mathlub, Panduan Hukum Keluarga Sakinah, Era Intermedia, Solo, 2005, hal.178 37 M.Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, Prenada, hal.72 Universitas Sumatera Utara 20

2. Kerangka Konsepsi

Suatu kerangka konsepsi merupakan kerangka yang menggambarkan antara konsep-konsep khusus, yang ingin atau akan diteliti. Suatu konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri biasanya dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut. Adapun untuk lebih menjelaskannya, maka didalam penelitian biasanya dibedakan 3 tiga yakni : 38 1. Referens atau acuan, yakni hak aktual yang menjadi ruang lingkup penelitian. 2. Symbol atau kata atau istilah, yaitu sesuatu yang dipergunakan untuk mengindetifikasikan referens atau acuan. 3. Konsep yang merupakan kumpulan atau arti-arti yang berkaitan dengan istilah. Dengan demikian maka konsep sangat penting bagi cara pemikiran maupun komunikasi dalam penelitian. Kerangka konsepsi merupakan alat yang dipakai oleh hukum di samping yang lain-lain seperti asas dan standar. Sehingga kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya oleh hukum. 39 Kerangka konsepsi mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum. 40 Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan kerangka konsepsi sebagai berikut: a. Wali adalah kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum sebagai wakil untuk kepentingan dan atas nama anak yang tidak mempunyai kedua orang tua. 41 b. Wali Nikah adalah orang yang berhak menikahkan anak wanita dengan calon suaminya. 42 38 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press Jakarta,1984, hal. 132 39 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal 397 40 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995, hal.7 41 Pasal 1 huruf h Kompilasi Hukum Islam 42 Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut : Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama, CV.Mandar Maju, Bandung, 2007 Universitas Sumatera Utara 21 c. Wali Nasab adalah wali yang behubungan tali kekeluargaan dengan perempuan yang akan kawin. 43 d. Wali Hakim adalah wali nikah yang ditunjuk oleh Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk olehnya, yang diberi hak dan kewenangan untuk bertindak sebagai wali nikah. 44 e. Sah adalah dilakukan menurut hukum undang-undang, peraturan yang berlaku. f. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia, kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 45 Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. 46 g. Akil baligh adalah telah dewasa. h. Fiqih Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Illahi dan penjelasannya dalam sunah Nabi tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini mengikat untuk semua yang beragama Islam. 47 i. Kompilasi Hukum Islam adalah mazhab para hakim di Pengadilan Agama. j. Ijab adalah penyerahan dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki. 48 43 Amir Syarifuddin , Hukum Perkawinan di Indonesia, Op.Cit, hal.75 44 Pasal 1 huruf b Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 45 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 46 Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam. 47 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Op.Cit, hal.4 Universitas Sumatera Utara 22 k. Qabul adalah penerimaan dari pihak laki-laki. 49 l. Tinjauan Yuridis adalah pandangan menurut hukum; berdasarkan ketentuan hukum.

G. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu; sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu. 50 Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan sesuatu pemecahan atas permasalahan- permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan. 51 Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum yang timbul. Oleh karena itulah, penelitian hukum merupakan suatu penelitian di dalam kerangka know-how didalam hukum. Hasil yang dicapai adalah untuk memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya atas isu yang diajukan. Mengingat penelitian hukum merupakan suatu kegiatan dalam kerangka know- how, isu hukum hanya dapat didentifikasi oleh ahli hukum dan tidak mungkin oleh ahli lain. Sebagaimana dikemukakan oleh Cohen bahwa hanya mereka yang mempunyai expertise dalam menganalisa hukum yang mampu melakukan penelitian hukum. 52

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang menggambarkan, menganalisa dan menjelaskan permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini. 48 Ibid, hal.62 49 Ibid 50 Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal.42 51 Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal.43 52 Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit, hal.41 Universitas Sumatera Utara 23 Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama bahan sekunder dan bahan acauan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. 53 Karena jenis penelitian menggunakan penelitian hukum normatif maka secara garis besar digunakan pendekatan-pendekatan sebagai berikut: 54 a. Pendekatan dengan mengkaji asas-asas hukum, yaitu penelitian tentang keterkaitan asas-asas dan doktrin hukum dengan hukum positif, maupun hukum yang hidup dalam masyarakat. b. Pendekatan terhadap sistematika hukum, yaitu penelitian dengan menelusuri secara sistematik keterkaitan antara hukum dasar, hukum yang sifatnya instrumental dan operasional. c. Pendekatan sinkronisasi hukum, yaitu penelaan hukum dengan mengsinkronisasi hukum secara vertikal melalui asas atribusi, delegasi dan mandat. Sedangkan pada sinkronisasi horizontal melalui asas delegasi. d. Pendekatan sejarah hukum, merupakan penelaan yang menitikberatkan pada sejarah masa lalu, kemudian perkembangan masa kini dan antisipasi masa yang akan datang. e. Pendekatan perbandingan hukum, merupakan penelaan yang menggunakan dua atau lebih sistem hukum untuk dibandingkan apakah mengenai perbedaan atau persamaannya.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder berasal dari penelitian kepustakaan library research yang diperoleh dari: 1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang terdiri dari : a. Al Qur’an dan Hadistt. b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. c. Kompilasi Hukum Islam 53 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit, hal 33 54 Meray Hendrik Mezak, Jenis, Metode dan Pendekatan Dalam Penelitian Hukum, Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Vol.V No.3, Maret, Jakarta, 2006, hal.92 Universitas Sumatera Utara 24 d. Rechtreglemen Buitengewesten R.Bg e. Peraturan Menteri Agama RI No.2 Tahun 1987 tentang Wali Hakim f. Peraturan Menteri Agama RI No.30 Tahun 2005 tentang Wali Hakim g. Undang-Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama h. Undang-Undang No.3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama i. Undang-Undang No.50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama j. Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 tentang Perkawinan k. Putusan MARI No.261KAG2009 2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer misalnya buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan, tulisan para ahli, makalah, hasil penelitian, karya ilmiah atau hasil-hasil seminar yang relevan dengan penelitian ini. 3. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan informasi dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder misal kamus hukum, kamus fiqih, majalah, surat kabar, kamus bahasa Indonesia, internet, jurnal-jurnal.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun untuk memperoleh data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan dikaitkan dengan jenis penelitian hukum yang bersifat normatif maka tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan library research yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menghimpun data yang bersala dari kepustakaan, berupa peraturan perundang- Universitas Sumatera Utara 25 undangan, buku-buku atau literatur, jurnal ilmiah, majalah-majalah, artikel, putusan pengadilan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti serta tulisan-tulisan yang terkait dengan peranan wali dalam keabsahan nikah menurut hukum Islam.

4. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data diawali dengan kegiatan penelusuran peraturan perundang- undangan dan sumber hukum postif lain dari sistem hukum yang dianggap relevan dengan pokok persoalan hukum yang sedang dihadapi. 55 Berdasarkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini maka alat pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumen dengan meneliti dokumen- dokumen tentang hukum Islam. Dokumen ini merupakan sumber informasi penting.

5. Analisis Data

Puncak kegiatan pada suatu penelitian ilmiah hukum adalah menganalisis data yang merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan. 56 Analisa data merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan suatu hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 57 Penelitian yuridis normatif yang bersifat kualitatif adalah penelitian yang mengacu pada hukum yang terdapat dalam peraturan peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. 58 55 Zainuddin Ali, Op.Cit, hal.109 56 Tampil Anshari Siregar, Metodoogi Penelitian Hukum, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2007, hal.104 57 Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya , Bandung ,2002, hal. 101 58 Zainuddin Ali, Op.Cit, hal.105 Universitas Sumatera Utara 26 Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif analitis, analisis data yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif terhadap data sekunder. 59 Adapun tahap-tahap dalam melakukan analisis secara kualitatif adalah: 60 a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian. c. Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, asas atau doktrin. d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal, atau doktrin yang ada. e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif. Dengan demikian kegiatan analisis data ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang diharapkan dapat memberikan kesimpulan yang dilakukan dengan memakai analisa deduktif yaitu cara berpikir yang dimulai dari hal-hal yang umum untuk selanjutnya mengambil hal-hal yang khusus sebagai kesimpulan dari permasalahan dan tujuan penelitian ini. 59 Ibid, hal.107 60 Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, hal.45 Universitas Sumatera Utara 27

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERNIKAHAN DAN PERANAN WALI

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Peranan Wali Nikah Menurut Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.261/K/AG/2009)

1 90 131

Perceraian Karena Li’an dan Akibat Hukum Dalam Perspektif Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam

11 169 127

Analisis Yuridis Terhadap Wasiat Wajibah Dalam Perspektif Fikih Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tentang Ahli Waris Yang Beragama Non-Muslim)

6 113 140

Analisis Yuridis Kedudukan Anak Luar Nikah Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

1 39 128

Pernikahan Dengan Menggunakan Wali Hakim Ditinjau Dari Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia

2 65 118

Penyelesaian Sengketa Hadhanah Menurut Perspektif Fiqih dan Kompilasi Hukum Islam

3 143 147

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERNIKAHAN DAN PERANAN WALI NIKAH MENURUT FIQIH ISLAM DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM A. Pengertian Pernikahan 1. Menurut Fiqih Islam - Analisis Yuridis Peranan Wali Nikah Menurut Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan

0 0 49

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Peranan Wali Nikah Menurut Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.261/K/AG/2009)

0 0 26

Analisis Yuridis Peranan Wali Nikah Menurut Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.261/K/AG/2009)

0 0 16

Perceraian Karena Li’an dan Akibat Hukum Dalam Perspektif Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam

0 0 11