Orang-Orang yang Berhak Menjadi Wali Nikah

65 Ulama Maliki menempatkan seluruh kerabat nasab yang ashabah sebagai wali nasab dan membolehkan anak mengawinkan ibunya, bahkan kedudukannya lebih utama dari ayah atau kakek. Berbeda dengan ulama Hanafi golongan ini memberikan ijbar hanya kepada ayah saja dan menempatkannya dalam kategori wali aqrab. 149

2. Orang-Orang yang Berhak Menjadi Wali Nikah

Masa sebelum agama Islam datang, semua wanita yang belum bersuami pada umumnya berada di bawah kekuasaan dan pengaruh kaum kerabat laki-laki dari pihak ayah, yang pada waktu itu mempunyai kekuasaan, menetapkan wanita yang dikuasainya dan menyerahkan kepada seorang pria untuk dijadikan istri meski sang wanita tidak setuju namun tak berdaya untuk melakukan penolakan. Agama Islam membawa ketentuan-ketentuan baru, dimana seorang wanita dimintai izin dan persetujuannya untuk dinikahkan dengan seorang pria tertentu, meski yang menikahkannya adalah wali yang terdiri dari keluarga laki-laki dari pihak ayah. Hanya ayah dan kakeklah ayah dari ayah yang mempunyai kekuasaan untuk memberikan penekanan tentang persyaratan-persyaratan tertentu. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa orang-orang yang berhak menjadi wali adalah : 150 1. Ayah, kakek dan seterusnya keatas dari garis laki-laki. 2. Saudara laki-laki kandung seayah seibu atau seayah 3. Kemanakan laki-laki kandung atau seayah anak laki-laki saudara laki-laki kandung atau seayah 4. Paman kandung atau seayah saudara laki-laki paman kandung atau seayah 5. Sultan penguasa tertinggi yang disebut juga hakim bukan Qadli, hakim pengadilan 6. Wali yang diangkat oleh mempelai bersangkutan, yang disebut wali muhakkam. 149 Ibid 150 A.Hamid Sarong, Op.Cit, hal.75 Universitas Sumatera Utara 66 Diantara wali nasab tersebut ada yang berhak memaksa ijbar gadis dibawah perwaliannya untuk dinikahkan dengan laki-laki tanpa izin gadis yang bersangkutan. Wali yang mempunya hak memaksa tersebut disebut wali mujbir. Wali mujbir hanya terdiri dari ayah dan kakek bapak dan seterusnya ke atas yang dipandang paling besar kasih sayangnya kepada perempuan dibawah perwaliannya. Selain mereka tidak berhak ijbar. Wali mujbir yang akan menikahkan perempuan gadis di bawah perwaliannya tanpa izin gadis bersangkutan diisyaratkan: 151 a. Laki-laki pilihan wali harus kufu seimbang dengan gadis yang dinikahkan. b. Antara wali mujbir dan gadis tidak ada permusuhan. c. Calon istri dan calon suami tidak ada permusuhan. d. Calon suami harus sanggup membayar mas kawin dengan tunai. e. Laki-laki pilihan wali akan dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap istri dengan baik, dan tidak terbayang akan berbuat sesuatu yang mengakibatkan kesengsaraan istri. Agama memang mengakui wali mujbir memiliki kewenangan memaksakan memaksakan ijab akad nikah anak perempuannya yang belum dewasa selagi masih Islam. Dalam hal ini fuqaha sependapat. Menurut Mazhab Maliki, pemilihan pasangan oleh wanita muslim tergantung pada daya kuasa ijbar yang diberikan ayahnya atau walinya. Apabila ayah atau wali si wanita mendapatkan bahwa dalam usianya yang belum matang itu si wanita sudah sangat ingin menikah dengan seorang laki-laki yang memiliki sifat buruk, atau memiliki harta yang memadai untuk nafkah hidupnya, maka wali tersebut boleh menghalanginya untuk menikah dengan laki-laki tersebut dan dapat mencarikan orang yang cocok untuk menjadi suaminya lalu menikahkannya dengan laki-laki tersebut. 152 151 Ibid, hal.77 152 Abdul Rahman I.Doi, Op.Cit, hal.16-17 Universitas Sumatera Utara 67 Wali yang lebih jauh hanya berhak menjadi wali apabila wali yang lebih dekat tidak ada atau tidak memenuhi persyaratan wali. Apabila wali yang lebih dekat sedang bepergian atau tidak ada ditempat, wali yang lebih jauh hanya dapat menjadi wali bila mendapat kuasa dari wali yang lebih dekat. Apabila pemberian kuasa tersebut tidak ada maka perwalian pindah kepada sultan Kepala Negara ataupun yang diberi kuasa oleh Kepala Negara. Di Indonesia, Kepala Negara adalah Presiden yang telah memberi kuasa kepada para Pegawai Pencatat Nikah untuk bertindak sebagai wali hakim. Satu hal yang harus diperhatikan bahwa yang dimaksud dengan wali hakim bukan wali pengadilan. Meskipun demikian hakim pengadilan Pengadilan Agama dimungkinkan juga bertindak menjadi wali hakim apabila memang memperoleh kuasa dari Kepala Negara cq Menteri Agama. 153 Dalam keadaan tertentu, apabila wali nasab tidak dapat bertindak sebagai wali karena tidak memenuhi persyaratan atau menolak menjadi wali sementara wali hakim tidak dapat bertindak sebagai pengganti wali nasab karena adanya berbagai sebab, maka untuk memenuhi sahnya nikah, mempelai yang bersangkutan dapat mengangkat seseorang menjadi walinya. Wali yang diangkat oleh mempelai yang bersangkutan disebut Wali Muhakkam.

F. Peranan Wali Nikah Menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Peranan Wali Nikah Menurut Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.261/K/AG/2009)

1 90 131

Perceraian Karena Li’an dan Akibat Hukum Dalam Perspektif Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam

11 169 127

Analisis Yuridis Terhadap Wasiat Wajibah Dalam Perspektif Fikih Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tentang Ahli Waris Yang Beragama Non-Muslim)

6 113 140

Analisis Yuridis Kedudukan Anak Luar Nikah Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

1 39 128

Pernikahan Dengan Menggunakan Wali Hakim Ditinjau Dari Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia

2 65 118

Penyelesaian Sengketa Hadhanah Menurut Perspektif Fiqih dan Kompilasi Hukum Islam

3 143 147

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERNIKAHAN DAN PERANAN WALI NIKAH MENURUT FIQIH ISLAM DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM A. Pengertian Pernikahan 1. Menurut Fiqih Islam - Analisis Yuridis Peranan Wali Nikah Menurut Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan

0 0 49

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Peranan Wali Nikah Menurut Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.261/K/AG/2009)

0 0 26

Analisis Yuridis Peranan Wali Nikah Menurut Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.261/K/AG/2009)

0 0 16

Perceraian Karena Li’an dan Akibat Hukum Dalam Perspektif Fiqih Islam Dan Kompilasi Hukum Islam

0 0 11