22
k. Qabul adalah penerimaan dari pihak laki-laki.
49
l. Tinjauan Yuridis adalah pandangan menurut hukum; berdasarkan ketentuan hukum.
G. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.
Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu; sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang
bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.
50
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari
satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
tersebut, untuk kemudian mengusahakan sesuatu pemecahan atas permasalahan- permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.
51
Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum yang timbul. Oleh karena itulah, penelitian hukum merupakan suatu penelitian di
dalam kerangka know-how didalam hukum. Hasil yang dicapai adalah untuk memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya atas isu yang diajukan.
Mengingat penelitian hukum merupakan suatu kegiatan dalam kerangka know- how, isu hukum hanya dapat didentifikasi oleh ahli hukum dan tidak mungkin
oleh ahli lain. Sebagaimana dikemukakan oleh Cohen bahwa hanya mereka yang mempunyai expertise dalam menganalisa hukum yang mampu melakukan
penelitian hukum.
52
1. Sifat dan Jenis Penelitian
Penelitian ini
bersifat deskriptif
analisis, yaitu
penelitian yang
menggambarkan, menganalisa
dan menjelaskan
permasalahan yang
akan dikemukakan dalam penelitian ini.
48
Ibid, hal.62
49
Ibid
50
Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal.42
51
Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal.43
52
Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit, hal.41
Universitas Sumatera Utara
23
Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari
bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama bahan sekunder dan bahan acauan dalam bidang hukum atau bahan rujukan
bidang hukum.
53
Karena jenis penelitian menggunakan penelitian hukum normatif maka secara garis besar digunakan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
54
a. Pendekatan dengan mengkaji asas-asas hukum, yaitu penelitian tentang keterkaitan asas-asas dan doktrin hukum dengan hukum positif, maupun
hukum yang hidup dalam masyarakat. b. Pendekatan terhadap sistematika hukum, yaitu penelitian dengan menelusuri
secara sistematik keterkaitan antara hukum dasar, hukum yang sifatnya instrumental dan operasional.
c. Pendekatan sinkronisasi
hukum, yaitu
penelaan hukum
dengan mengsinkronisasi hukum secara vertikal melalui asas atribusi, delegasi dan
mandat. Sedangkan pada sinkronisasi horizontal melalui asas delegasi. d. Pendekatan sejarah hukum, merupakan penelaan yang menitikberatkan pada
sejarah masa lalu, kemudian perkembangan masa kini dan antisipasi masa yang akan datang.
e. Pendekatan perbandingan hukum, merupakan penelaan yang menggunakan dua atau lebih sistem hukum untuk dibandingkan apakah mengenai perbedaan
atau persamaannya.
2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder berasal dari penelitian kepustakaan library research yang diperoleh dari:
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang terdiri dari : a.
Al Qur’an dan Hadistt. b.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. c.
Kompilasi Hukum Islam
53
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit, hal 33
54
Meray Hendrik Mezak, Jenis, Metode dan Pendekatan Dalam Penelitian Hukum, Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Vol.V No.3, Maret, Jakarta, 2006, hal.92
Universitas Sumatera Utara
24
d. Rechtreglemen Buitengewesten R.Bg
e. Peraturan Menteri Agama RI No.2 Tahun 1987 tentang Wali Hakim
f. Peraturan Menteri Agama RI No.30 Tahun 2005 tentang Wali Hakim
g. Undang-Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
h. Undang-Undang No.3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama
i. Undang-Undang No.50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama
j. Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 tentang Perkawinan
k. Putusan MARI No.261KAG2009
2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer misalnya buku-buku yang berhubungan dengan
permasalahan, tulisan para ahli, makalah, hasil penelitian, karya ilmiah atau hasil-hasil seminar yang relevan dengan penelitian ini.
3. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan informasi dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder misal
kamus hukum, kamus fiqih, majalah, surat kabar, kamus bahasa Indonesia, internet, jurnal-jurnal.
3. Tehnik Pengumpulan Data