20
2. Kerangka Konsepsi
Suatu kerangka konsepsi merupakan kerangka yang menggambarkan antara konsep-konsep khusus, yang ingin atau akan diteliti. Suatu konsep bukan
merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri biasanya dinamakan fakta, sedangkan konsep
merupakan suatu uraian mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut. Adapun untuk lebih menjelaskannya, maka didalam penelitian biasanya
dibedakan 3 tiga yakni :
38
1. Referens atau acuan, yakni hak aktual yang menjadi ruang lingkup penelitian. 2. Symbol atau kata atau istilah, yaitu sesuatu yang dipergunakan untuk
mengindetifikasikan referens atau acuan. 3. Konsep yang merupakan kumpulan atau arti-arti yang berkaitan dengan
istilah. Dengan demikian maka konsep sangat penting bagi cara pemikiran maupun komunikasi dalam penelitian.
Kerangka konsepsi merupakan alat yang dipakai oleh hukum di samping yang lain-lain seperti asas dan standar. Sehingga kebutuhan untuk membentuk konsep
merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya oleh hukum.
39
Kerangka konsepsi mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan
sebagai dasar penelitian hukum.
40
Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan kerangka konsepsi sebagai berikut: a. Wali adalah kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan hukum sebagai wakil untuk kepentingan dan atas nama anak yang tidak mempunyai kedua orang tua.
41
b. Wali Nikah adalah orang yang berhak menikahkan anak wanita dengan calon suaminya.
42
38
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press Jakarta,1984, hal. 132
39
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal 397
40
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995, hal.7
41
Pasal 1 huruf h Kompilasi Hukum Islam
42
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut : Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama, CV.Mandar Maju, Bandung, 2007
Universitas Sumatera Utara
21
c. Wali Nasab adalah wali yang behubungan tali kekeluargaan dengan perempuan yang akan kawin.
43
d. Wali Hakim adalah wali nikah yang ditunjuk oleh Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk olehnya, yang diberi hak dan kewenangan untuk
bertindak sebagai wali nikah.
44
e. Sah adalah dilakukan menurut hukum undang-undang, peraturan yang berlaku.
f. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga rumah
tangga yang bahagia, kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
45
Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat
atau miitsaqan
ghalizhan untuk
mentaati perintah
Allah dan
melaksanakannya merupakan ibadah.
46
g. Akil baligh adalah telah dewasa. h. Fiqih Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Illahi dan
penjelasannya dalam sunah Nabi tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini mengikat untuk semua yang beragama Islam.
47
i. Kompilasi Hukum Islam adalah mazhab para hakim di Pengadilan Agama. j. Ijab adalah penyerahan dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki.
48
43
Amir Syarifuddin , Hukum Perkawinan di Indonesia, Op.Cit, hal.75
44
Pasal 1 huruf b Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
45
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
46
Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam.
47
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Op.Cit, hal.4
Universitas Sumatera Utara
22
k. Qabul adalah penerimaan dari pihak laki-laki.
49
l. Tinjauan Yuridis adalah pandangan menurut hukum; berdasarkan ketentuan hukum.
G. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.
Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu; sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang
bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.
50
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari
satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
tersebut, untuk kemudian mengusahakan sesuatu pemecahan atas permasalahan- permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.
51
Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum yang timbul. Oleh karena itulah, penelitian hukum merupakan suatu penelitian di
dalam kerangka know-how didalam hukum. Hasil yang dicapai adalah untuk memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya atas isu yang diajukan.
Mengingat penelitian hukum merupakan suatu kegiatan dalam kerangka know- how, isu hukum hanya dapat didentifikasi oleh ahli hukum dan tidak mungkin
oleh ahli lain. Sebagaimana dikemukakan oleh Cohen bahwa hanya mereka yang mempunyai expertise dalam menganalisa hukum yang mampu melakukan
penelitian hukum.
52
1. Sifat dan Jenis Penelitian