Deskripsi Responden PENYAJIAN DATA

commit to user 91

B. Deskripsi Responden

Latar belakang, pengalaman, kebiasaan, kebutuhan dan lingkungan dapat mempengaruhi seseorang dalam mempersepsi segala sesuatu. Berlaku juga ketika seorang pemilih melihat sebuah iklan kampanye. Informan pertama hingga keempat pada penelitian, adalah pelajar yang masih menempuh studi di Sekolah Menengah Atas SMA, informan kelima hingga kedelapan, adalah mahasiswa perguruan tinggi, dan informan kesembilan hingga keduabelas adalah informan yang telah bekerja. 1. Informan Pertama Nama : Alfiana Amrin Rosyadi Jenis Kelamin : perempuan Uang Saku per bulan : Rp 150.000,- commit to user 92 Pelajar kelas 3 SMA Negeri 3 Surakarta ini mengaku cukup sering melihat iklan politik pasangan calon presiden dan wakil presiden yang disiarkan di televisi. Dari ketiga pasangan calon yang mengikuti pemilu 2009, ia menyukai duet SBY dan Boediono. Hasil kinerja SBY yang telah menjabat lima tahun sebagai presiden periode 2004-2009 dinilainya bagus. Namun meski telah menyukai SBY-Boediono, tidak lantas membuat gadis yang gemar membaca dan menonton dorama ini tidak menggubris iklan politik selain milik SBY-Boediono. Semua iklan politik dari setiap kandidat juga ia perhatikan. Orang tuanya yang berprofesi guru tidak memiliki kecondongan terhadap partai politik tertentu. 2. Informan Kedua Nama : Annisa Mustika Sari Jenis Kelamin : Perempuan Uang Saku per bulan : Rp 200.000,- Annisa, pelajar kelas 3 SMA Negeri 1 Surakarta, mengaku sering melihat iklan politik capres-cawapres di televisi. Hampir semua iklan setiap pasangan dia perhatikan, tetapi iklan JK- Wiranto mendapat ekstra perhatian dibanding yang lain. Gadis yang gemar menulis ini memiliki simpati yang lebih terhadap pasangan JK dan Wiranto. Ayahnya yang seorang PNS dan ibunya pekerja wiraswasta merupakan simpatisan partai Golkar Golongan Karya. 3. Informan Ketiga Nama : Okvan Dwi P commit to user 93 Jenis Kelamin : Laki-laki Uang Saku per bulan : Rp 200.000,- Responden ketiga okvan, hobi bermain drum, ia mengatakan cukup sering melihat iklan politik capres-cawapres di televisi. Semua iklan itu ia tonton sambil lalu. Dari ketiga pasangan calon, pelajar kelas 3 SMA Negeri Surakarta ini belum menentukan mana yang ia sukai. Karena pada dasarnya okvan mengaku belum memiliki minat terhadap politik. Orang tua okvan bekerja sebagai seorang wiraswasta dan tidak memiliki kecondongan terhadap partai politik tertentu. 4. Informan Keempat Nama : Diptanta Wahyu Jati Nugraha Umur : 18 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Uang Saku per bulan : Rp 150.000,- Mengaku sering melihat iklan politik kampanye ditelevisi. Semua iklan dari pasangan JK, Mega dan SBY ia tonton tapi paling hanya sekedar melihat gambarnya dan tidak terlalu memerhatikan isinya. Menurut Diptanta, jabatan presiden itu seharusnya diisi oleh kaum pria, seperti yang diajarkan dalam agama keyakinannya yaitu agama islam. Oleh karena itu ia tidak memiliki simpati terhadap pasangan Mega-Prabowo. Penggemar olah raga futsal ini lebih menyukai pasangan SBY-Boediono. Alasan pelajar kelas tiga SMAN 4 Surakarta ini mendukung SBY adalah latar belakang SBY yang berasal dari militer. Pemimpin yang berasal dari commit to user 94 militer, menurut dia biasanya sukses dalam memimpin Indonesia. Orang tua Diptanta bekerja sebagai PNS, dan partai politik yang diminati oleh orang tuanya ialah Partai Amanat Nasional. 5. Informan Kelima Nama : Farah Aria Rendra Umur : 18 tahun Jenis kelamin : Perempuan Uang Saku per bulan : Rp 400.000,- Mengaku sering melihat iklan kampanye politik di televisi. Mahasiswi FKIP jurusan pendidikan kimia ini, mengatakan bahwa dari ketiga calon pasangan dia belum menentukan ketertarikan terhadap padangan tertentu. Semua iklan kampanye politik dari setiap pasangan capres-cawapres diakuinya ditonton hanya sambil lalu. Pekerjaan orang tua Farah adalah guru PNS, mereka memiliki kecondongan terhadap partai politik Golkar. 6. Informan Keenam Nama : Tuning Wijayanti Umur : 19 tahun Jenis kelamin : Perempuan Uang Saku per bulan : Rp 300.000,- Tuning, mahasiswi FKIP jurusan pendidikan ekonomi, mengaku sering melihat iklan kampanye di televisi. Dari ketiga kandidat capres- cawapres, dia belum memiliki pasangan yang dijagokan. Oleh karena itu commit to user 95 tuning yang merupakan pecinta alam ini memperhatikan semua iklan setiap pasangan kandidat. Orang tua tuning bekerja sebagai buruh, dan mendukung partai demokrat. 7. Informan Ketujuh Nama : Luluk Fajri Umur :20 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Uang Saku per bulan : Rp 500.000,- Luluk, mahasiswi FKIP jurusan pendidikan kimia, mengaku sering melihat iklan kampanye di televisi. Dari ketiga kandidat, dia memiliki simpati lebih terhadap pasangan JK-Wiranto. Setiap ada iklan kampanye politik yang baru dari tiap kandidat pasti dia tonton tapi iklan milik JK diperhatikan secara lebih. Orang tua Luluk bekerja sebagai PNS dan memiliki kecondongan terhadap partai amanat nasional. 8. Informan Kedelapan Nama : Listiyo Budi Santoso Umur : 19 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Uang Saku per bulan : Rp 300.000,- Tiyo, mahasiswa FISIP jurusan Sosiologi, mengaku sering melihat iklan kampanye di televisi. Dari ketiga kandidat, dia belum memiliki jagoan tentang siapa yang diharapkan menang dalam pertarungan pemilu capres-cawapres 2009. Semua iklan dari setiap pasangan dia lihat sampai commit to user 96 habis dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Orang tua Tiyo bekerja sebagai guru SD dan tidak memiliki kecenderungan menyukai partai tertentu. 9. Informan Kesembilan Nama : Miftah Abdurrozak Umur : 19 tahun Jenis kelamin : laki-laki Penghasilan per bulan : Rp 300.000,- Banyaknya iklan politik yang bermunculan ditelevisi, mau tidak mau membuat miftah sering melihatnya. Semua iklan politik tersebut dia tonton dan perhatikan. Mahasiswa yang juga bekerja sebagai penjaga masjid ini menganggap kinerja pada masa kepemimpinan SBY itu bagus. Sehingga menjadi nilai lebih bagi SBY dibandingkan pasangan yang lain. Orang tua yang bekerja sebagai petani tidak memiliki kecondongan terhadap partai tertentu. 10. Informan Kesepuluh Nama : Iin Andriani Umur : 18 tahun Jenis kelamin : Perempuan Penghasilan per bulan : Rp 400.000,- Iin, penjaga sebuah toko pakaian, mengaku sering melihat iklan kampanye di televisi. Semua iklan dari setiap kandidat capres-cawapres ia tonton meski ia sendiri condong menyukai SBY-Boediono. Ayah Iin commit to user 97 bekerja sebagai sopir bus pariwisata dan ibunya membuka warung di rumah. Orang tua Iin memiliki kecenderungan mendukung partai Demokrat. 11. Informan Kesebelas Nama : Widi Irawan Umur : 18 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Penghasilan per bulan : Rp 500.000,- Widi, satpam perumahan Fajar indah, mengaku setiap iklan kampanye yang ia tonton, ia perhatikan sampai habis. Semua iklan kampanye setiap pasangan calon capres-cawapres ia tonton walaupun ia hanya menyukai pasangan SBY-Boediono. Orang tua widi bekerja swasta dan pendukung partai Hanura. 12. Informan keduabelas Nama : Frenky Deswanto Umur : 20 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Penghasilan per bulan : - Frenky, lulusan SMK, mengaku sering melihat iklan kampanye ditelevisi. Setiap iklan ia tonton sambil lalu, pekerja serabutan ini juga tidak memiliki kecondongan terhadap pasangan tertentu. Orang tua Frenky tidak bekerja, dan mereka mendukung partai yang mengusung pasangan SBY-Boediono yaitu demokrat. commit to user 98

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Selama masa kampanye pemilihan umum calon presiden dan calon wakil presiden 2009, sering kita melihat iklan tentang capres-cawapres wira-wiri muncul di media televisi. Pemerhati masalah internasional dari Universitas Airlangga, T. Yulianti menulis pada harian Suara Pembaharuan bahwa gejala politik di Indonesia telah memasuki era yang baru. Yulianti menulis: “Perkembangan demokrasi di tanah air memasuki era baru yang ditandai dengan kebangkitan para media strategis, image makers dan konsultan politik di belakang tim sukses kampanye para calon presiden. Indonesia telah memasuki era “President for Sale” di mana kemenangan kandidat dalam pemilu akan sangat ditentukan oleh kepiawaian konsultan politik dan biro iklan dalam menjual isu, image dan janji-janji politisi yang menjadi kliennya. Iklan-iklan politik di televisi menjual kandidat presiden, seperti produsen menjajakan produk sabun dan sikat gigi .” Iklan-iklan politik tersebut telah dirancang sedemikian rupa guna menarik suara dari pemilih. Kandidat wakil presiden, Wiranto, dalam diskusi bertajuk “Dengan Iklan Politik Menuju Kontrak Politik”, yang dilaksanakan oleh Asosiasi Pascasarjana Komunikasi Universitas Indonesia, November 2008, mengatakan media telah digunakan untuk menjangkau target konstituen politik, mencapai tujuan politik, dan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi secara geografis ataupun psikografis mengingat besarnya jumlah dan luasnya sebaran kontituen. Peran media yang telah sedemikian maju dibanding pada pemilu-pemilu sebelumnya memacu lahirnya iklan-iklan politik TV dan perkembangan politik Indonesia dewasa ini menempatkan citra sebagai prioritas penting. Wiranto, 2008