Komunikasi Politik Kerangka pemikiran dan Kajian Pustaka

commit to user 27 Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang, misal: bahasa. e. Komunikasi bersifat transaksional Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. f. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, teleks dan lain- lain, kedua faktor tersebut waktu dan ruang bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan dalam berkomunikasi.

2. Komunikasi Politik

Untuk memahami “komunikasi politik”, harus diperhatikan terlebih dahulu pengertian-pengertian yang terkandung di dalam kedua perkataan tersebut, yaitu “komunikasi” dan “politik”. Banyak aspek kehidupan politik dapat dilukiskan sebagai komunikasi. Politik, seperti komunikasi adalah proses; dan seperti komunikasi, politik melibatkan pembicaraan. Seperti yang dikatakan oleh ilmuwan politik Mark Roelofs bahwa politik adalah pembicaraan; atau lebih tepat, kegiatan politik berpolitik adalah berbicara. Ia menekankan bahwa politik tidak commit to user 28 hanya pembicaraan, juga tidak semua pembicaraan adalah politik. Akan tetapi, hakikat pengalaman politik, dan bukan hanya kondisi dasarnya, ialah bahwa ia adalah kegiatan berkomunikasi antara orang-orang Nimmo, 1993: 8. Politik berasal dari kata “polis” yang berarti “negara kota”, yaitu secara totalitas merupakan kesatuan antara Negara kota dan masyarakatnya. Kemudian kata ‘polis’ ini berkembang menjadi ‘politikos’ yang artinya kewarganegaraan. Dari kata ‘politikos’ menjadi ‘politera’ yang berarti hak-hak kewarganegaraan. Dengan ini pengertian politik menjadi lebih luas, yaitu pelaksanaan hak-hak warga negara dalam turut serta dan berperan dalam turut serta dan berperan dalam mengambil bagian pada pemerintahan Sumarno, 1989: 8. Apabila definisi komunikasi dan definisi politik tersebut kita kaitkan dengan komunikasi politik, maka akan terdapat suatu rumusan sebagai berikut: “Komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik ” Sumarno, 1989: 9. Sedangkan bila dilihat dari tujuan politik an sich, maka hakikat komunikasi politik adalah upaya kelompok manusia yang mempunyai orientasi, pemikiran politik atau ideologi tertentu dalam rangka menguasai dan atau memperoleh kekuasaan, demi mewujudkan tujuan pemikiran politik atau ideologi sebagaimana yang mereka harapkan. commit to user 29 Pengertian komunikasi politik selain dikaji dengan memilah-milah setiap komponen yang terlibat, juga harus ditelaah dengan melihat kaitan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain secara fungsional, dimana terdapat tujuan yang jelas yang akan dicapai. Sanders dan Kaid dalam karyannya, berjudul “Political Communication, Theory and Research: An Overview 1976- 1977 ”, mengatakan bahwa komunikasi politik harus intentionally persuasive, dalam artian sengaja dibuat sedemikian rupa agar dapat meyakinkan khalayak. Faktor tujuan dalam komunikasi politik itu, jelas tampak pula pada definisi yang disampaikan oleh Lord Windlesham dalam karyanya, What Is Political Communication . Bunyinya sebagai berikut: “Political communication is the deliberate passing of political message by a sender to a receiver with the intention of making the receiver behave in a way that might not otherwise have done.” Komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan membuat komunikan berperilaku tertentu. Dijelaskan lebih lanjut oleh Windlesham bahwa, sebelum suatu pesan politik dapat dikonstruksikan untuk disampaikan kepada komunikan dengan tujuan mempengaruhinya, di situ harus terdapat keputusan politik yang harus dirumuskan berdasarkan berbagai pertimbangan. Jika sanders dank aid serta windlesham menekankan pengertian komunikasi politik pada tujuan, ahli komunikasi lain seperti Dan Nimmo dalam bukunya, political communication and public opinion in America – menekannya commit to user 30 pada efek yang muncul pada komunikan sebagai akibat dari penyampaian suatu pesan. Makna tujuan pada definisi sanders dan Kaid serta windlesham, dan efek pada pendapat Dan Nimmo, pada hakikatnya sama; jika ditelaah perbedaannya hanyalah pada keterlekatan pada komponennya; tujuan melekat pada komponen komunikator dan efek pada komponen komunikan. Menurut kadarnya efek komunikasi terdiri dari tiga jenis, yakni efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci oleh khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku Rakhmat, 2002: 219. Nimmo menggunakan formula Lasswell dalam menjelaskan luas lingkup komunikasi politik, yaitu komunikator politik, pesan-pesan politik, media komunikasi politik, khalayak politik dan efek politik. Berdasarkan ruang lingkup itu, terlihat bahwa suratkabar, televisi dan saluran massa lainnya tercakup dalam kajian media komunikasi politik.

3. Televisi Sebagai Media Massa Dan Pengaruhnya