Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan k ecerdasan pikiran. Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam bahasa inggris, education pendidikan berasal dari kata educate mendidik artinya memberi peningkatan to elicit, to give rise to, dan mengembangkan to evolve, to develop. Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. 2 Menurut Poerbakawatja dan Harahap, pendidikan adalah “Usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik misalnya guru 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 10. 2 sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagai nya”. 3 Dalam bahasa Arab, pendidikan disebut “tarbiyah” yang berarti proses persiapan dan pengasuhan manusia pada fase-fase awal kehidupannya yakni pada tahap perkembangan masa bayi dan kanak-kanak. 4 Sedangkan menurut Jean Piaget “Pendidikan sebagai penghubung dua sisi, disatu sisi individu yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut”. 5 Alhasil, pendidikan pada hakikatnya seperti dinyatakan para ahli psikologi dan pendidikan antara lain Chaplin, Tardif, dan Reber, adalah pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan berbagai pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri. 6 Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. 7 3 Muhibbin Syah, Ibid, h. 11. 4 Muhibbin Syah, Ibid, h. 32. 5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung: Alfabeta, 2013, h. 1. 6 Muhibbin Syah, Op. Cit, h. 35. 7 Syaiful Sagala, Op. Cit. h. 3. 3 Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang – Undang Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara eksplisit pada alinea ke empat. Bahkan pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi yang harus secara bebas dimiliki oleh semua anak. Seperti yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Right Pasal 26 1 yang menyatakan bahwa : “Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah bebas, paling tidak pada tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib. Pendidikan tekhnik dan profesi harus tersedia dan pendidikan tinggi harus dapat diakses secara adil oleh semua”. 8 Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu dalam interaksi untuk memperoleh perubahan tingkah laku dari yang tidak mengerti menjadi mengerti agar mendapatakan suatu ilmu. Menuntut ilmu sangatlah penting bagi setiap manusia, hal ini disebabkan ilmu akan mengangkat derajat manusia kedalam kehidupan yang lebih baik. Allah berfirman dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 sebagai beikut:                Artinya: “niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaranya kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti apa yang kamu kerjakan ” 9 8 Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, h. 1. 9 Departemen Agama, Al- Qur’an dan TerjemahSurabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006 h. 793. 4 Ayat ini menyatakan bahwa antara iman, ilmu, dan amal merupakan sistematik dalam struktur kehidupan setiap muslim yang akan mengantarkan mereka pada tingkat derajat yang tinggi. Berikut adalah hadits yang telah diriwayatkan oleh Bukhori Muslim: Artinya: ”Dari Annas bin Malik berkata Rasulullah SAW, bersabda: menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat. H.R. Bukhori Muslim” Ilmu yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah ilmu yang dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang lain dan tidak merugikan siapapun dalam kehidupan sehari- hari. Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen terpenting dalam menunjang keberhasilan. Mekanismenya strategi yang penulis gunakan sangat berpengaruh terhadap respon siswa. Secara leksikal Strategi Pembelajaran didefinisikan sebagai alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan antara guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Untuk mencapai tujuan suatu usaha pembelajaran, maka perlu diadakan usaha penilaian terhadap hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. Kaitannya dengan ini, Siti Partini Suardiman menjelaskan bahwa “Usaha penilaian terhadap pembelajaran adalah 5 sejalan dengan usaha anak itu sendiri atau dengan kata lain ingin mengetahui kemajuan anak”. 10 Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat penting bukan hanya meningkatkan kecerdasan peserta didik tetapi juga sebagai tauladan terhadap tingkah laku, dan ketika seorang guru tidak mau menerima secara kontetif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. 11 Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran baru yang dapat menimbulkan minat belajar peserta didik agar meningkat dengan baik untuk mencapai tujuan pada setiap pembelajaran yang berlangsung, maka peserta didik akan berantusias selama proses pembelajaran berlangsung. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan materi disebabkan saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran khususnya pelajaran IPA. IPA merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari dan diajarkan disetiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. IPA diajarkan kepada siswa sebagai upaya utuk membekali kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama sehingga sangat berguna bagi siswa dalam berkompetensi dimasa depan. Minat merupakan suatu kehendak yang timbul dalam diri seseorang sehingga, dengan kehendak itu muncul keinginan untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan 10 Siti Partini Suardiman, Psikologi Pendidikan Yogyakarta: Studing, 2010, h. 110. 11 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, h. 48. 6 demikian minat merupakan landasan mental untuk melakukan kegiatan belajar, siswa yang minat belajarnya tinggi akan giat dan akan lebih cepat untuk menguasai materi yang dipelajari dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki minat untuk belajar. Untuk itu minat harus ditimbulkan dengan baik agar siswa memiliki minat yang tinggi dalam belajar serta dapat meningkatkan keberhasilan dalam mempelajari pelajaran IPA. Proses pemberian pembelajaran kepada siswa dilakukan melalui proses kegiatan mengajar disekolah yang harus diikuti oleh siswa dengan sebaiknya dilandasi dengan minat belajar yang tinggi supaya nanti siswa mampu menguasai materi tersebut denagan semaksimal mungkin karena minat sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Jadi jelaslah bahwa minat sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam menguasai materi pelajaran tersebut. Minat harus selalu diusahakan agar siswa yang belajar selalu disertai dengan minat belajar yang tinggi sehingga materi yang disajikan dapat dikuasai oleh siswa dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam hal ini adalah siswa yang mempelajari pelajaran IPA harus diusahakan oleh guru IPA agar dapat dikuasainya dengan baik, karena apa yang menarik minat siswa akan mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Pada kenyataannya, guru dan bahan –bahan pelajaran sangat jarang menolong para peserta didik dalam menentukan dan menggunakan konsep –konsep relevan dalam struktur kognitif mereka untuk mengasimilasikan pengetahuan baru, dan 7 akibatnya para peserta didik hanya terjadi belajar hafalan. Lagi pula sistem evaluasi di sekolah menghendaki hafalan. Minat peserta didik tentang pelajaran yang diajarkan dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru Kemampuan berpikir peserta didik dalam memecahkan masalah akan muncul jika guru memberikan kegiatan pembelajaran sebagai suatu strategi untuk mengembangkan bagaimana materi itu dapat dirancang menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti oleh peserta didik sehingga timbul ketertarikan peserta didik untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, perlu diterapkan suatu aktifitas tertentu dalam kegiatan belajar –mengajar yang berfokus pada keterlibatan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Salah satu faktor penyebab rendahnya minat belajar peserta didik adalah proses belajar IPA kurangnya pemahaman yang diberikan kepada peserta didik dalam memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, pembelajaran di kelas jarang menampilkan gambar –gambar atau video yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi yang bersifat abstrak. Fakta di lapangan juga menunjukan bahwa keterampilan proses sains masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat kurangnya pengetahuan peserta didik dan pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep sehingga masih terlihat bingung dalam menerapkan konsep yang telah diperoleh sebelumnya, kurangnya kemampuan berpikir dalam menghubungkan suatu peristiwa atau objek tertentu, dan guru juga 8 lebih sering menerapkan metode ceramah sehingga peserta didik tidak terlibat secara aktif. Berikut beberapa indikator rendahnya minat belajar siswa menurut Loekmono yaitu: 1. Kelainan jasmani pada mata, telinga, kelenjar - kelenjar yang sangat mempersukar anak dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas. 2. Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. 3. Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau lari dari kenyataan. 4. Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas seperti olah rag, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan ketrampilan mekanis atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang. 5. Sikap yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat. Minat ini seakan-akan hanya suatu sikap pura-pura. 6. Ada konflik pribadi dengan guru atau dengan orang tua. 12 Berikut hasil pra survey dan wawancara kepada ibu Nur Hasanah tanggal 6 Juli 2016 selaku guru IPA MI Ismaria Al Qur’anniyah Al Qur’aniyyah Bandar Lampung, yaitu: 12 http:nurfarida-pendidikan.blogspot.co.id201204minat-belajar.html 9 “Saya sebagai guru IPA dalam proses belajar mengajar belum menggunakan strategi yang menarik. Kondisi ini menurut saya berdampak terhadap siswa dimana mereka dalam mengikuti proses belajar masih ada yang bermasalah, sehingga minat siswa itu kurang dan pada akhirnya hasil belajar siswa kurang maksimal” 13 Demikian juga dengan guru yang tidak dibekali dengan metodologi yang variatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dalam menyampaikan materi cenderung membosankan. Para guru hanya berfikir bagaimana mengajarkan materi tersebut sehingga sesuai dengan kurikulum dan sedapat mungkin mengejar target sehingga materi-materi tersebut dapat selesai sebelum ujian akhir sekolah bahkan terkadang ada pula beberapa guru yang kurang menguasai materi. Mereka tidak memikirkan apakah siswanya dapat memahami apa yang disampaikan dan dapat mengaplikasikanya dalam kehidupannya di masyarakat yang sebernarnya menjadi kehidupan nyata siswa. Sebagai upaya mengatasi masalah tersebut, seorang guru harus bekerja secara profesional, banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA antara lain: faktor fisik, psikis, lingkungan sosial, ekonomi, kurikulum, sarana dan prasarana, guru dan strategi pembelajaran. Akhirnya mau tidak mau pelajaran IPA harus diajarkan secara menarik, menyenangkan, dan siswa dapat menguasai materi, sehingga siswa dapat menikmati proses pembelajaran. Berikut adalah karakteristik anak siswa kelas V SD yaitu: 13 Nur Hasanah, Guru Kelas V A MI Ismaria Al Qur’anniyah Al Qur’aniyyah, Bandar Lampung, Wawancara, 6 Juli 2016 10 1. Karakteristik mental: a. Gemar bermain menggunakan bola b. Lebih berminat pada olahraga beregu c. Jiwa kepahlawanannya besar d. Konsentrasi terus bertambah e. Bangga akan prestasi yang diraih f. Terpengaruh apabila ada kelompok yang menonjol g. Mudah putus asa h. Sangat percaya pada orang dewasa i. Melakukan sesuatu selalu berusaha mendapat persetujuan guru j. Mulai memperhatikan waktu dalam mengerjakan sesuatu k. Mulai membaca hal-hal yang bersifat fakta 2. Karakteristik sosial-emosional a. Tidak stabil b. Mulai timbul rasa takjub c. Perempuan menaruh minat pada laki-laki d. Anak dewasa dapat mempengaruhi e. Biasa berontak f. Berapresiasi terhadap penghargaan g. Bersifat kritis h. Laki-laki tidak begitu memperhatikan anak perempuan i. Perasaan bangga berkembang 11 j. Ingin penghargaan dari kelompoknya k. Mudah memperoleh teman 14 Berdasarkan masalah yang terjadi seperti yang di atas maka minat belajar peserta didik dipandang sebagai kemampuan yang sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort sebagai salah satu solusi yang tepat. Karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu. 2. Menjadikan siswa menjadi aktif. 3. Pembelajaran menjadi menyenangkan. 4. Dapat mengembangkan sifat kritis terhadap peserta didik. 15 Dengan melihat kondisi yang ada di MI Ismaria Al Qur’anniyah Al Qur’aniyyah memungkinkan jika penerapan strategi ini diharapkan siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajaran IPA agar memperoleh hasil belajar yang optimal. Guru dituntut untuk berupaya agar dapat membangkitkan serta dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, karena peranan seorang guru dalam menumbuhkan minat siswa dalam belajar itu sangat menentukan suatu 14 http:tamamijaya.blogspot.co.id201110karakteristik-anak-anak-sd-dari-kelas-1.html 15 Melvin L. Silberman, Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif Bandung: Nuansa Media, 2013, h. 163. 12 keberhasilan. Berikut adalah beberapa indikator minat belajar siswa menurut Slameto terdiri dari: adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang. 16 1. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi 3 bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal pelajaran. 2. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran. 3. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memahami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal. Dari latar belakang masalah di atas maka penulis mengambil penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Ismaria Al Qur’anniyah Al Qur’anniyah Bandar Lampung”

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS DI MI AL KHAIRIYAH KALIAWI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 6 129

PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK SHALAT PESERTA DIDIK KELAS III D MI ISMARIA AL QUR’ANIYYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

1 28 109

PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK SHALATPESERTA DIDIK KELAS III D MI ISMARIA AL QUR’ANIYYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

0 30 109

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS VII MTS ISMARIA Al QURANIYYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN2016 2017

2 42 138

PENGARUH MEDIA VISUAL ALAT PERAGA MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV MI ISMARIA AL QUR’ANNIYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

0 2 184

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN Teams Game and Tournament (TGT) TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV MI ISMARIA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 0 185

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI ISMARIA AL-QUR’ANIYYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 1 185

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS IV MI ISMARIA AL-QUR’ANIYYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 1 254

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROYEK DI MI ISMARIA AL-QUR’ANNIYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Raden Intan Repository

0 1 95

PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK SHALAT PESERTA DIDIK KELAS III D MI ISMARIA AL-QUR’ANIYYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 0 109