21 c.  Siswa mencari pasangan yang cocok dari masing-masing gambar.
d.  Siswa  bisa  juga  bergabung  dengan  lima  atau  enam  siswa  lain  yang memegang kartu yang cocok.
Strategi ini sangat penting, dimana peserta didik dapat mengembangkan rasa ingin  tahu, bersifat  aktual,  serta dapat  mengembangkan diri dengan sikap  kritis.
Sehingga  kompetensi  tidak  hanya  pada  peningkatan  pengetahuan,  tetapi  pada pemahaman peserta didik yang dapat dilihat pada prestasi hasil belajar.
20
Adapun meminimalisasi kekurangan metode ini Winarto menyusun prosedur pelaksanaan sebagai berikut:
Pertama : Persiapan alat bantu potongan-potongan kartu.
Kedua : Petunjuk dan informasi yang harus dilaksanakan.
Ketiga : Pelaksanaan dengan menggunakan potongan- potongan
kartupedoman yang sudah disusun secara sistematis. Keempat
: Dilakukan pembahasan sebagai penguatan. Kelima
: Melakukan kesimpulan dan pemantapan.
B.  Minat Belajar 1.  Pengertian Minat
Suatu  kegiatan  akan  berjalan  dengan  baik  dan  lancar  apabila  ada  minat yang  timbul  karena  adanya  kebutuhan.  Dengan  adanya  kebutuhan,  maka
20
Melvin L. Silberman, Ibid, h. 170.
22 timbullah  motivasi  yang  disebabkan  adanya  minat  yang  besar  terhadap  suatu
yang  mengandung  arti,  bernilai  tinggi  bagi  orang  tersebut  atau  karena  orang tersebut  akan  memenuhi  kebutuhan  dirinya  sehingga  dengan  terpenuhinya
kebutuhan orang tersebut akan merasa senang. Minat  adalah  kecenderungan  yang  tetap  untuk  memperhatikan  dan
mengenang  beberapa  kaegiatan.
21
Menurut  Ahmad.  D.  Marimaba  menyatakan bahwa  minat  adalah  kecenderungan  jiwa  kearah  sesuatu  itu  mengundang  arti
bagi  kita, sesuatu  itu  memenuhi  kebetuhan dan dapat  menyenangkan kita, jadi minat bukanlah kecenderungan yang dipaksa.
22
Berdasarkan beberapa pendapat di  atas,  maka  dapat  dipahami  bahwa  minat  merupakan  suatu  kehendak  yang
timbul  dalam  diri  sesorang  yang  dilandasi  oleh  pemusatan  perhatian  dan perasaan  senang  terhadap  suatu  obyek  tertentu  tanpa  adanya  unsur
keterpaksaan. Minat  tidak  hanya  diekspresikan  melalui  pernyataan  yang  menunjukkan
bahwa  anak  didik  lebih  menyukai  sesuatu  daripada  yang  lainnya,  tetapi  dapat juga  diimplementasikan  melalui  partisipasi  aktif  dalam  suatu  kegiatan.  Anak
didik  yang  berminat  terhadap  sesuatu  cenderung  untuk  memberikan  perhatian yang  lebih  besar  terhadap  sesuatu  yang  diminati  itu  dan  sama  sekali  tak
menghiraukan sesuatu yang lain.
21
Slameto,  Belajar  dan  Faktor-Faktor  Yang  Mempengaruhinya  Jakarta:  Rineka  Cipta,  2010,  h. 57.
22
Ahmad. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam Bandung: Al Maarif, Cet. 5, 2006 h. 88.
23 Perasaan  yang  didapat  karena  adanya  hubungan  langsung  dengan  segala
sesuatu fenomena maka dapat mempengaruhi minat belajar yang sangat tinggi. Menurut Djamarah:
”Suatu anggapan yang keliru adalah bila mengatakan bahwa minat dibawa sejak  lahir.  Minat  adalah  perasaan  yang  didapat  karena  berhubungan  dengan
sesuatu. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar selanjutnya  serta  mempengaruhi  penerimaan  minta-minat  baru.  Jadi,  minat
terhadap  sesuatu  merupakan  hasil  belajar  dan  cenderung  mendukung  aktivitas be
lajar berikutnya”.
Belajar  dengan  minat  akan  mendorong  peserta  didik  lebih  baik  dari  pada belajar tanpa minat sangat berpengaruh pada belajar menurut Djamarah bahwa:
“Minat  besar  pengaruhnya  terhadap  aktifitas  belajar.  Anak  didik  yang berminat  terhadap  suatu  mata  pelajaran  akan  mempelajarinya  dengan  sungguh-
sungguh dan memiliki perasaan yang senang, karena adanya daya tarik baginya. Anak  didik  mudah  menghapal  pelajaran  yang  menarik  minatnya.  Proses  belajar
akan  berjalan  lancar  bila  disertai  minat.  Minat  merupakan  alat  motivasi  yang uatama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentang
waktu  tertentu.  Oleh  karena  itu  guru  perlu  membangkitkan  minat  belajar  anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah anak didik pahami”.
Ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik sebagai berikut:
a.  Membandingkan  adanya  suatu  kebutuhan  pada  diri  anak  didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.
24 b.  Menghungkan  bahan  pelajaran  yang  diberikan  dengan  persoalan
pengalaman  yang  dimiliki  anak  didik,  sehingga  anak  didik  mudah menerima bahan pelajaran.
c.  Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar  yang baik  dengan cara menyediakan lingkungan belajar  yang
kreatif dan kondusif. d.  Menggunakan  berbagai  macam  bentuk  dan  teknik  mengajar  dalam
konteks perbedaan individual anak didik.
23
Menurut  Slameto  “Minat  adalah  adalah  salah  satu  rasa  lebih  suka,  rasa ketertarikan  dan  semangat  pada  suatu  hal  atau  aktifitas”.
24
Semangat  dapat dikatakan  sebagai  minat  karena  orang  yang  mempunyai  semangat  yang  kuat
dalam  belajar  dan  dengan  dorongan  usaha  yang  keras,  memiliki  kewaspadaan yang  baik  dalam  memiliki  pemikiran  yang  benar  maka  semua  hal  yang  ingin
dilakukan  akan  tercapai  dengan  baik.  Seseorang  yang  akan  melakukan  segala sesuatu  dengan  semangat,  usaha,  ketekunan,  kewaspadaan,  dan  pemikiran  yang
benar maka ia dapat memusatkan pemikirannya dengan baik dan semua hal yang akan dilakukan pasti belajar dengan benar.
23
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h. 166.
24
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya Jakarta: Rineka Cipta, 2005, h. 180.
25 Untuk  mengetahui  lebih  jauh  lagi  tentang  definisi  minat,  maka  penulis
mengangkat  beberapa  pendapat  tentang  minat  yang  dikemukakan  oleh  para tokoh, diantaranya:
1  Ahmad  D.  Marimba  dalam  bukunya  yang  berjudul  Pengantar  Filsafat Pendidikan  Islam
mengemukakan definisi minat yaitu “Kecenderungan jiwa terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, yang
umumnya disertai dengan perasaan senang terhadap sesuatu. 2  Sadirman  A.M,  dalam  bukunya  Interaksi  dan  Motivasi  Belajar  Mengajar
mengemukakan  pendapatnya  minat  yaitu  suatu  kondisi  yang  terjadi  apabila seseorang  melihat  ciri-ciri  atau  arti  sementara  situasi  yang  dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Minat  dapat  menjadi  sebab  suatu  kegiatan  dan  sebagai  hasil  dari
keikutsertaan  dalam  suatu  kegiatan.  Tidak  adanya  minat  dapat  mengakibatkan peserta  didik  tidak  menyukai  pelajaran  yang  ada  sehingga  sulit  berkonsentrasi
dan  sulit  mengerti  isi  mata  pelajaran  dan  akhirnya  berpengaruh  terhadap  hasil belajar.  Minat  dapat  diekspresikan  melalui  suatu  pernyataan  yang  menunjukkan
bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan  melalui  partisipasi  dalam  suatu  aktivitas.  Peserta  didik  yang
memiliki  minat  terhadap  objek  tertentu  cenderung  untuk  memberikan  perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut.
26 Untuk itu guru harus bisa memanfaatkan minat belajar peserta didik dengan
menyediakan  kondisi  yang  mendukungnya.  Minat  peserta  didik  untuk  belajar merupakan  kekuatan  yang  bersumber  dari  diri  peserta  didik.  Minat  ini  memang
berhubungan  dengan  kebutuhan  peserta  didik  untuk  mengetahui  sesuatu  dari objek yang dipelajarinya.
2.  Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Untuk dapat mengetahui keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar,
seluruh faktor-fakor  yang berhubungan dengan  guru dan peserta didik harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan
tingkah laku peserta didik sebagai timbal balik dari hasil sebuah pengajaran. Tingkah  laku  peserta  didik  ketika  mengikuti  proses  belajar  mengajar  dapat
mengindikasikan akan ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran itu,  atau sebaliknya  peserta  didik  merasa  tidak  tertarik  dengan  pelajaran  tersebut.
Ketertarikan  peserta  didik  inilah  yang  merupakan  salah  satu  tanda-tanda minat.
Menurut Taufani ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu: a.  Faktor  dorongan  dalam,  yaitu  dorongan  dari  individu  itu  sendiri,
sehingga  timbul  minat  untuk  melakukan  aktivitas  atau  tindakan tertentu  untuk  memenuhinya.  Misalnya,  dorongan  untuk  belajar  dan
menimbulkan minat untuk belajar. b.  Faktor  motivasi  sosial,  yaitu  faktor  untuk  melakukan  suatu  aktivitas
agar  dapat  diterima  dan  diakui  oleh  lingkungannya.  Minat  ini
27 merupakan  semacam  kompromi  pihak  individu  dengan  lingkungan
sosialnya.  Misalnya,  minat  pada  studi  karena  ingin  mendapatkan penghargaan dari orangtuanya.
c.  Faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor  emosional  selalu  menyertai  seseorang  dalam  berhubungan
dengan  objek  minatnya.  Kesuksesan  seseorang  pada  suatu  aktivitas disebabkan karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau
puas,  sedangkan  kegagalan  akan  menimbulkan  perasaan  tidak  senang dan
mengurangi minat
seseorang terhadap
kegiatan yang
bersangkutan.
Agar  peserta  didik  memiliki  minat  untuk  belajar,  guru  harus  berusaha membangkitkan  minat  peserta  didik  agar  proses  belajar  mengajar  yang  efektif
tercipta di dalam kelas dan peserta didik mencapai suatu tujuan sebagai hasil dari belajarnya.  Minat  belajar  seseorang  tidaklah  selalu  stabil,  melainkan  selalu
berubah.  Oleh  karena  itu  perlu  diarahkan  dan  dikembangkan  kepada  sesuatu pilihan  yang  telah  ditentukan  melalui  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  minat
itu. Sebagaimana  pernyataan  Syaiful  Bahri  bahwa  “Minat  besar  pengaruh
terhadap  aktivitas  belajar.  Peserta  didik  yang  berminat  terhadap  suatu  pelajaran akan  mempelajari  dengan  sungguh-sungguh,  karena  ada  daya  tarik  baginya.
28 Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu
membangkitkan  minat  peserta  didik  agar  pelajaran  yang  diberikan  mudah dipahami.  dan  ada  beberapa  cara  yang  dapat  dilakukan  guru  untuk
membangkitkan minat peserta didik, sebagai berikut:
a.  Membangkitkan adanya suatu kebutuhan. b.  Menghubungkan dengan persoalan pengalaman masa yang lampau.
c.  Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang baik. d.  Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
3.  Indikator Minat Adapun indikator dalam minat dalam belajar adalah sebagai berikut:
a.  Perasaan Senang, Seorang  peserta  didik  yang  memiliki  perasaan  senang  atau  suka
terhadap suatu mata pelajaran, maka peserta didik tersebut  akan terus mempelajari  ilmu  yang  disenanginya.  Tidak  ada  perasaan  terpaksa
pada peserta didik untuk mempelajari bidang tersebut. b.  Ketertarikan Peserta didik,
Berhubungan  dengan  daya  gerak  yang  mendorong  untuk  cenderung merasa  tertarik  pada  orang,  benda,  kegiatan  atau  bisa  berupa
pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
29 c.  Perhatian Peserta didik,
Perhatian  merupakan  konsentrasi  atau  aktivitas  jiwa  terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan  yang lain dari
pada  itu.  Peserta  didik  yang  memiliki  minat  pada  objek  tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
d.  Keterlibatan Peserta didik Ketertarikan  seseorang  akan  suatu  objek  yang  mengakibatkan  orang
tersebut  senang  dan  tertarik  untuk  melakukan  atau  mengerjakan kegiatan dari objek tersebut
Minat  belajar  peserta  didik  merupakan  aspek  psikologi.  Seseorang menampakkan diri dalam beberapa gejala seperti: keinginan perasaan suka untuk
melakukan  proses  perubahan  tingkah  laku  melalui  berbagai  kegiatan  yang meliputi  mencari  pengetahuan  dan  pengalaman,  dengan  kata  lain  minat  belajar
itu  adalah  perhatian,  rasa  suka,  ketertarikan  peserta  didik  terhadap  belajar  yang ditunjukkan melalui sikap keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar.
Untuk itu guru harus bisa memanfaatkan minat belajar peserta didik dengan menyediakan  kondisi  yang  mendukungnya.  Minat  peserta  didik  untuk  belajar
merupakan  kekuatan  yang  bersumber  dari  diri  peserta  didik.  Minat  ini  memang berhubungan  dengan  kebutuhan  peserta  didik  untuk  mengetahui  sesuatu  dari
objek  yang  dipelajarinya.  Disinilah  guru  memegang  peranan  penting  sebagai
30 penentu  dan  pencipta  kondisi  pembelajaran  yaitu  dengan  menggunakan  metode
mengajar yang sesuai dan interaktif.
Peserta  didik  yang  mempunyai  minat  belajar  yang  tinggi  terhadap  mata pelajaran akan berusaha meningkatkan minat belajarnya. Secara sederhana, minat
merupakan kecenderungan seseorang terhadap sesuatu.
4.  Pengertian Belajar Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku
akibat  interaksi  individu  dengan  lingkungan.  Proses  perubahan  perilaku  ini tidak  terjadi  dengan  sendirinya.,  tetapi  ada  yang  sengaja  direncanakan  dan
ada  yng  dengan  sendirinya  terjadi  karena  proses  kematangan.  Proses  yang sengaja  direncanakan  agar  terjadi  perubahan  perilaku  ini  disebut  dengan
proses  belajar.  Proses  ini  merupakan  suatu  aktifitas  psikismental  yang berlangsung  dalam  interaksi  aktif  dengan  lingkungan  yang  menghasilkan
perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas.
25
Belajar  merupakan  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan  individu  untuk memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  secara  keselurhan  sebagai  hasil
pengalaman  individu  itu  sendiri  dalam  interaksi  dengan  lingkunganya.
26
Menurut  Syaiful  Bahri  Djamarah  belajar  adalah  serangkaian  kegiatan  jiwa raga  untuk  memperoseh  suatu  perubahan  tingkah  laku  sebagai  hasil  dari
25
Etin Solihatin,  Strategi Pembelajaran PPKN Jakarta: Bumi Aksara, 2012, hlm. 5
26
A.  Tabrani,  dkk,  Pendekatan  dalam  proses  Belajar  Mengajar  Bandung:  Remaja  Karya,  Cet. VII, 2007, h. 78.
31 pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut
kognitf, afektif, dan psikomotor.
27
Berdasarkan  pengertian  diatas,  maka  dapat  dipahami  bahwa  yang dimaksud  dengan  belajar  adalah  suatu  usaha  untuk  mendapatkan  perubahan
tingkah  laku  seutuhnya  dari  suatu  pengalaman  yang  diperoleh  individu dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga, oleh karenanya perubahan
sebagai  hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa  yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Menurut  Abu  Ahmadi  belajar  adalah  perubahan  sebagai  akibat  dari adanya  pegorbanan  yang  merupakan  proses  dimana  tingkah  laku  individu
ditimbulkan  atau  diubah  melalui  latihan  atau  pengalaman.
28
Sedangkan Sumadi  Suryabrata  menyatakan  bahwa  belajar  adalah  aktifitas  yang
menghasilkan perubahan dalam diri siswa baik  yang bersifat  aktual maupun potensial.
29
Bagi  seorang  sisiwa belajar merupakan suatu kewajiban. Hal  ini sejalan dengan pandangan agama islam  yang mengutamakan menuntut  ilmu
belajar wajib bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam  rangka  meningkatkan  derajat  kehidupan  mereka,  hal  ini  dinyatakan
dalam Al- Qur’an surat Mujadalah ayat11:
27
Syaiful Bahri Djamaran, Psikologi Belajar Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 3, 2011, h. 12.
28
Abu Ahmadi, Sejarah Pendidikan Semarang: CV Thoha Putra, 1990, h. 119.
29
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan Jakarta: Rajawali Pess, 2002, h. 70.
32 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya: “Hai  orang-orang  beriman  apabila  kamu  dikatakan  kepadamu:
Berlapang-lapanglah  dalam  majlis,  Maka  lapangkanlah  niscaya Allah  akan  memberi  kelapangan  untukmu.  dan  apabila  dikatakan:
Berdirilah  kamu,  Maka  berdirilah,  niscaya  Allah  akan meninggikan  orang-orang  yang  beriman  di  antaramu  dan  orang-
orang  yang  diberi  ilmu  pengetahuan  beberapa  derajat.  dan  Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
30
Dalam  ayat  yang  lain  Allah  SWT  menekankan  kepada  manusia  agar banyak  Membaca  dan  belajar  dalam  kehidupan    ini,  seperti  yang  disebutkan
dalam ayat berikut ini:
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya: “1 Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2
Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3 Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4 Yang mengajar manusia dengan
perantaran  kalam  [baca:  Allah  mengerjakan  manusia  dengan  manusia dengan  tulis  baca],  5  Dia  mengajar  kepada  manusia  apa  yang  tidak
diketahuinya.
31
Ayat-ayat  di  atas  menegaskan  tentang  kewajiban  belajar  bagi  seorang muslim,  beranjak  kembali  tentang  pengertian-pengertian  belajar  di  atas  dapat
dipahami  bahwa  belajar  adalah  suatu  kegiatan  atau  usaha  yang  berlangsung untuk mencapai perubahan dalam menambah ilmu pengetahuan. Kegiatan belajar
30
Departemen Agama, Op. Cit, h. 597.
31
Ibid,  h. 543.
33 merupakan  kegiatan  paling  pokok  dalam  keseluruhan  proses  pendidikan  di
sekolah.  Ini  berarti  bahwa  berhasil  tidaknya  pencapaian  tujuan  pendidikan banyak  bergantung  kepada  bagaimana  proses  belajar  yang  dialami  oleh  siswa
sebagai anak didik. Belajar  merupakan  pengembangan  pengetahuan  baru,  keterampilan  dan
sikap  ketika  seorang  individu  berinteraksi  dengan  informasi  dan  lingkungan. Belajar terjadi setiap saat. Kita belajar sesuatu hanya dengan berjalan menelusuri
jalan  raya,  menonton  TV,  berbincang-bincang  dengan  orang  lain,  atau  hanya dengan  cara  menganmati  lingkungan  sekitar  kita.  Tipe  belajar  incidental  di  atas
bukan menjadi daya tarik utama dari tugas profesi kependidikan kita, namun kita akan  peduli  terutama  kepada  belajar  yang  berlangsung  dalam  merespons  apa
yang kita usahakan dan kita tawarkan. Bagaimana kita mendesain dan menyusun perencanan  pembelajaran  menjadi  suatu  perhatian  utama  kita  bukan  hanya
dengan apa kita pelajari melainkan juga bagaimana siswa menggunkana apa yang mereka  pelajari.  Proses  pembelajaran  melibatkan  pemilihan  penyusunan  dan
pengiriman  informasi  dalam  suatu  lingkungan  yang  sesuai  dan  cara  siswa berinteraksi dengan informasi tersebut.
C.  Mata Pelajaran IPA