65
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data angket minat belajar IPA, dengan menggunakan uji-t, didapatkan t
hitung
t
tabel
, yaitu 3,099 2.00171 sehingga hipotesis nol H ditolak dan hipotesis alternatif H
1
diterima. Dengan diterimanya H
1
pada pengujian hipotesis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat menguji
kebenaran hipotesis yaitu terdapat pengaruh signifikan penggunaan strategi pembelajaran card sort terhadap minat belajar peserta didik kelas eksperimen. Hal
ini dapat terlihat pada rata-rata angket minat belajar peserta didik di kelas eksperimen dengan strategi pembelajaran card sort yang lebih besar jika dibandingkan dengan
nilai rata-rata angket minat belajar pada kelas kontrol yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional direct instruction. Peningkatan ini diindikasikan pada
penerapan strategi pembelajaran Card Sort, dimana peserta didik diminta untuk terlibat langsung dalam mempelajari dan memahami suatu materi secara berkelompok
dengan tahapan-tahapan berpikir melalui materi, menyusun, berkomunikasi dalam diskusi kelompok, dan membuat ringkasan atau menyimpulkan dari hasil diskusi
dengan bahasa sendiri. Kemudian penerapan strategi pembelajaran Card Sort, mendapat respon yang baik dari peserta didik. Peserta didik menyatakan tertarik dan
mampu memahami materi yang dipelajari dengan mudah sehingga membuat siswa lebih aktif dan tidak cepat bosan saat pelajaran IPA.
Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaannya kedua strategi ini berbeda, dimana pada pemberian strategi pembelajaran Card Sort menekankan tanggung jawab peserta
66 didik secara individu dan kelompok yang harus sama-sama memahami materi serta
menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Selanjutnya, setelah uji coba instrumen, dan didapatkan angket yang akan
digunakan untuk mengetahui minat peserta didik pada matapelajaran IPA dimana angket tersebut berisikan pernayataan-pernyataan dengan yang pernyataan positif dan
pernyataan negatif, rata-rata minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPA. Untuk melihat pengaruh strategi pembelajaran Card Sort terhadap minat belajar
peserta didik antara kelas ekperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat dari data angket minat belajar peserta didik pada Tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.6 Data Hasil Belajar Peserta Didik Antara
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Karakteristik Hasil tes akhir
Hasil Interprestasi
Kelas Kontrol
Kelas eksperimen
Rata-rata 135,633
145,133 Berdistribusi
normal L
hitung
0,0936 0,0683
L
hitung
L
tabel
L
tabel
0.140 0.140
F
hitung
0.75 F
hitung
F
tabel
Homogen F
tabel
2,922 t
hitung
3,099 t
hitung
t
tabel
H
1
diterima t
tabel
2. 00171 T. Signifikan
5 0,05 Berdasarkan data angket minat belajar menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
angket minat belajar peserta didik pada kelas kontrol 135,633, sedangkan nilai rata- rata angket minat belajar pada kelas eksperimen adalah 145,133 dengan kualifikasi
signifikan. Untuk uji normalitas angket minat belajar di kelas kontrol menunjukkan
67 L
hitung
L
tabel
dengan nilai 0,09360.140. untuk angket minat belajar pada kelas eksperimen 0,06830.140, hal ini sesuai dengan kriteria uji normalitas, maka dapat
disimpulkan bahwa minat belajar peserta didik berdistribusi “normal”. Sedangkan
untuk uji homogenitas akhir menunjukkan F
hitung
F
tabel
yaitu dengan nilai 0,752,922 hal ini sesuai dengan kriteria uji homogenitas, maka dapat disimpulkan bahwa minat
belajar peserta didik berdistribusi “homogen” atau sama.
Sesuai dengan perhitungan, diketahui bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka langkah selanjutnya adalah menguji
hipotesis dengan menggunakan uji t. Dari hasil uji t diperoleh t
hitung
t
tabel0,05
yaitu dengan nilai 3,0992.00171 maka H
1
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara minat belajar peserta didik dengan
menggunakan strategi pembelajaran Card Sort dan minat belajar peserta didik yang tidak menggunakan strategi pembelajaran Card Sort.
Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa, hipotesis alternatif diterima dengan nilai akhir rata-rata kelas eksperimen adalah 145,133. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Card Sort berpengaruh positif terhadap minat belajar IPA peserta didik MI Ismaria Al-
Qur’aniyah Bandar Lampung kelas V.
Dalam penerapan pembelajaran, strategi pembelajaran Card Sort berpengaruh terhadap minat belajar IPA peserta didik dibandingkan dengan sebelumnya yang
menggunakan strategi pembelajaran konvensional yang lebih sering digunakan, yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru saja. Pada proses pelaksanaan
68 pembelajaran dikelas eksperimen, guru sudah melaksanakan semua kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan sesuai dengan tahap yang ada pada strategi tersebut. Pada kelas yang diterapkan dengan strategi pembelajaran Card Sort telah dilaksanakan 100
sesuai dengan tahapan yang ada, dengan penilaian keterlaksanaan guru terhadap peneliti pada setiap pertemuan.
Hal penting lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan signifikan pada minat belajar IPA kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen, untuk
indikator minat belajar ini dapat mencapai kriteria tinggi karena adanya langkah dalam strategi pembelajaran Card Sort yang digunakan. Langkah yang dimaksud
adalah langkah pertama dalam strategi pembelajaran Card Sort, yaitu tahap pembentukkan kelompok di dalam kelas.
Pada fase ini, guru membagikan kartu yang gunanya untuk membentuk kelompok-kelompok kecil beranggotakan 5-6 orang
siswa. Fungsi kelompok disini adalah untuk mengarahkan semua anggota untuk belajar mengkaji materi yang disampaikan oleh guru, berdiskusi, membantu
anggotanya sehingga mereka secara kelompok nantinya siap untuk mengikuti proses pembelajaran
di kelas.
Kekompakkan kerjasama
kelompokakan mampu
meningkatkan hubungan antar sesama anggota kelompok, rasa percaya diri, dan keakraban antar siswa.
Langkah selanjutnya yaitu memulai pembelajaran dengan menggunakan strategi Card Sort
, dimana peserta didik diminta untuk terlibat langsung dalam mempelajari
dan memahami suatu materi secara berkelompok dengan tahapan-tahapan berpikir melalui bahan bacaan, berkomunikasi dalam diskusi kelompok, dan membuat
69 ringkasan dan menyimpulkan yang dibantu oleh guru. Setelah proses tersebut
dilaksanakan terlihat bahwa penerapan strategi pembelajaran Card Sort, mendapat respon yang baik dari peserta didik yaitu sebesar 65 peserta didik menyatakan
tertarik dan mampu memahami materi yang dipelajari dengan mudah. Berdasarkan uraian diatas, proses pembelajaran Card Sort yang diterapkan
ternyata dapat dibuktikan bahwa strategi pembelajaran Card Sort mampu membuat peserta didik aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran baik secara individu
maupun kelompok karena pada proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort peserta didik diberikan kesempatan setiap kelompok untuk
merumuskan argumentasi-argumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkan. Sehingga kemandirian peserta didik tersebut dapat berkembang. Selain itu peserta
didik juga bisa menggali informasi baik dari buku-buku paket yang relevan. Kegiatan-kegiatan peserta didik tersebut diduga berpengaruh positif terhadap
peningkatan minat belajar peserta didik tersebut. Penelitian relevan lain juga menyatakan bahwa minat belajar siswa yang
menggunakan strategi pembelajaran Card Sort lebih tinggi jumlah peminatnya jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang masih menggunakan strategi pembelajaran
konvensional, hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Card Sort memang sangat efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
55
55
Marsitin, 2013, Peningkatan Hasil Belajar Al- Qur’an Hadits Dengan Menggunakan Strategi
Pembelajaran Card Sort Pada MI Islamiyah Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 20122013, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.
70 Hal ini juga sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa kegiatan pengajaran
mempengaruhi hasil belajar. Pola umum pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan bacaan sebagai perantaranya. Guru yang
mengajar, anak didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Strategi penggunaan metode
dan strategi mengajar amat menentukan minat belajar peserta didik. Sedangkan peserta didik pada kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran
konvensional kurang dapat menumbuh kembangkan pemikirannya dalam mengekspresikan ide IPA, dengan kata lain kelas kontrol dalam memahami dan
mengurutkan penyelesaian soal cenderung lambat. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran berlangsung guru hanya menerangkan materi dan melakukan tanya
jawab setelah materi selesai, kemudian guru memberikan soal dan menyelesaikan soal yang dibuat. Pada kelas kontrol peserta didik cenderung pasif, mengikuti urutan
apa yang disampaikan guru dan dalam pembelajaran baik dengan teman maupun dengan guru. Hal tersebut menjadi alasan sulitnya peserta didik menumbuh
kembangkan pembelajaran IPA.
71
BAB V PENUTUP