1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, “pendidikan berfungsi untuk memberikan kemampuan agar
seseorang mampu berperan dalam kehidupannya kelak”.
1
Maka dari itu pendidikan harus diikuti oleh semua orang. Manusia adalah bagian sumber
daya yang paling penting dan untuk mewujudkan manusia yang berkualitas dibutuhkan adanya pendidikan. Sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan modal dasar bagi pembangunan sebuah bangsa. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab
XIII berkaitan dengan Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31 ayat satu dan dua menyebutkan secara berturut-
turut bahwa “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.
2
Pendidikan selain mempunyai peranan vital dalam seluruh upaya pembangunan, juga merupakan prasyarat
suatu bangsa untuk membangun.
3
Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah mencanangkan program wajib belajar sembilan
tahun, setiap warga negara yang sudah menginjak usia enam tahun dapat
1
Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan Teori, Konsep dan Isu
, Bandung : Alfabeta, 2004, hlm.128.
2
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Surakarta : Putra Mandiri, 2014, Pasal 31, hlm. 23.
3
Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan … , hlm. 43.
2
mengikuti program wajib belajar sampai minimal tamat sekolah lanjutan tingkat pertama.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat siswa mengembangkan kemampuan dirinya. Di sinilah peran sekolah dalam
memaksimalkan setiap kemampuan siswa sehingga dapat menghasilkan prestasi yang baik. Melihat prestasi gemilang dari para siswa adalah
dambaan para pendidik atau sekolah pada umumnya. Oleh karena itu pihak pengelola lembaga pendidikan telah melakukan berbagai usaha untuk
memperoleh kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi siswa. Agar suatu lembaga pendidikan dapat berjalan maka dibutuhkan
komponen-komponen yang saling terkait dan saling mempengaruhi, di antara komponen-komponen tersebut adalah ruang kelas atau sarana dan
prasarana pendidikan, peserta didik, guru, dan juga biaya pendidikan. Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan
instrumen
instrumental input
yang berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah karena biaya pendidikan
memiliki peran yang sangat menentukan setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif.
4
Sebagaimana komitmen pemerintah Indonesia untuk mewujudkan wajib belajar sembilan tahun, sesuai dengan undang-undang yang telah
disampaikan di atas bahwa pemerintah wajib membiayai warga negara yang mengikuti wajib belajar sembilan tahun. Hal ini dibuktikan oleh pemerintah
dengan mencanangkan program BOS Bantuan Operasional Sekolah. Program Bantuan Operasional Sekolah BOS adalah suatu kegiatan yang
4
H. M . Zainuddin, Reformasi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 92.
3
merupakan realisasi atau implementasi kebijakan dalam perluasan dan pemerataan akses pendidikan, khususnya dalam mendukung program wajib
belajar pendidikan dasar Wajar Dikdas sembilan tahun. BOS merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yang
menyebutkan bahwa; Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib
belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya serta wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dari pemerintah daerah dan masyarakat.
5
Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh
peserta didik pada tingkat pendidikan dasar SD sampai dengan SMP serta satuan pendidikan lain yang sederajat dengan menjamin bahwa peserta didik
tidak terbebani oleh biaya pendidikan. Program Bantuan Operasional Sekolah BOS ini dimulai sejak Juli
2005 dan “pada tahun 2015 ini pemerintah telah melakukan penambahan
biaya satuan dana BOS”,
6
ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah berkomitmen dalam memajukan pendidikan Indonesia. Orientasi dari
program BOS sebagaimana disampaikan sebelumnya yaitu untuk peningkatan kualitas madrasah. Suatu sekolahmadrasah dapat dikatakan
berkualitas apabila menghasilkan output yang berkualitas pula, bagaimana untuk mengetahui kualitas output suatu lembaga pendidikan?, tidak lain
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
, Jakarta: Republik Indonesia, pasal 34 ayat 2 dan 3.
6
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekola h Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah Pondok
Pesantren 2015, Jakarta : Kementerian Agama, 2015, hlm. 1.
4
adalah dengan melihat prestasi akademik siswanya. Dengan demikian diharapkan program BOS dapat secara efektif berpengaruh positif terhadap
prestasi akademik siswa. Prestasi yang bagus menunjukkan kualitas sebuah kegiatan belajar
mengajar, namun untuk mewujudkan hal tersebut tidak cukup apa bila hanya mengandalkan peran lembaga pendidikan yang ditunjang oleh dana BOS
Bantuan Operasional Sekolah belaka. Sesungguhnya seorang siswa juga membutuhkan dukungan dari keluarga atau orang tua yaitu berupa motivasi.
Apabila diperhatikan secara sederhana maka waktu yang dilalui oleh anak kebanyakan dihabiskan dalam lingkungan keluarganya, dengan demikian
orang tua harus mampu mengambil perannya dalam memotivasi anaknya, sehingga diharapkan dengan motivasi dari orang tua anak akan lebih
bersemangat dalam belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi yang baik. “Pada diri seorang siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi
penggerak belajar”.
7
Kekuatan penggerak tersebut dapat dipengaruhi dari dalam diri siswa internal atau dari luar diri siswa eksternal. Apabila
kekuatan penggerak belajar ini muncul secara internal maka secara otomatis seorang siswa akan senantiasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Namun jarang sekali ditemui siswa yang selalu semangat dalam belajar, karena hal inilah maka dibutuhkan adanya motivasi eksternal
utamanya perhatian orang tua terhadap anaknya. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa “banyak bakat anak yang tidak berkembang karena tidak
7
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 1999, hlm. 80.
5 memperoleh motivasi yang tepat”
8
dengan demikian hendaknya orang tua dapat berperan aktif dalam memberikan motivasi kepada anaknya.
Memberikan motivasi kepada siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu. Secara psikologis seorang siswa mebutuhkan dorongan
guna memunculkan keinginan dan “motivasi inilah yang mendorong mengapa seorang individu melakukan suatu kegiatanpekerjaan
”.
9
Begitupun dalam dunia belajar seorang siswa juga sangat membutuhkan motivasi, “
motivation is an essential condition of learning
, hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi
”.
10
Pemerintah telah memberikan Bantuan Operasional Sekolah BOS yang diharapkan dapat dimanfaatkan sekolah untuk membiayai kebutuhan
sekolah guna
penyelenggaraan proses
belajar mengajar,
seperti pengembangan perpustakaan, kegiatan penerimaan peserta didik baru,
kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler, ulangan, ujian, pembelian bahan-bahan habis pakai, anggaran daya dan jasa, pembayaran honorarium,
membantu siswa miskin, pembelian perangkat komputer, dan lain sebagainya yang terdapat dalam buku petunjuk teknis pelaksanaan BOS.
Apabila dana BOS dari pemerintah ini dapat dikelola secara efektif oleh para manajer pendidikan di sekolah, maka tidak mustahil akan terjadi
peningkatan mutu pendidikan.
8
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992, hlm. 61.
9
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru
, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, hlm. 84.
10
Ibid.
6
Sebenarnya dengan adanya dana BOS ini orang tua juga ikut merasakan manfaatnya, yaitu tidak perlu lagi membayar SPP dan biaya-
biaya pendidikan lainnya yang sebelum ada BOS harus dibayarkan. Jadi orang tua hendaknya berterimakasih kepada pemerintah yang telah
memberikan BOS ini. Oleh karena itu sebagai wujud rasa terimakasih kepada pemerintah seharusnya orang tua ikut berperan aktif untuk
memujudkan cita-cita pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang tidak lain ini adalah harapan semua orang tua yang ingin melihat
anaknya tercinta tumbuh menjadi anak yang cerdas berguna bagi keluarga, agama, dan negara. Wujud dari peran orang tua ini dapat berupa pemberian
motivasi kepada anaknya dengan barbagai cara sehingga anak menjadi tergerak untuk bersemangat menuntut ilmu, yang pada akhirnya dapat
mencapai prestasi yang gemilang. Pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS menguntungkan
orang tua siswa karena akan mengurangi pengeluaran untuk membiayai pendidikan anak, namun hal ini kebanyakan membuat terlenanya orang tua,
karena merasa tidak lelah untuk mencarikan biaya pendidikan bagi anaknya, mereka lupa kepada peranannya untuk tetap memperhatikan anaknya
dengan memberikan motivasi agar senantiasa rajin belajar. Melihat kondisi yang demikian maka pemberian Bantuan Operasional Sekolah BOS tanpa
didukung oleh motivasi orang tua kepada anak siswa akan menjadi hal yang tidak efektif guna pencapaian tujuan pendidikan. Dengan demikian
BOS dan motivasi orang tua tidak serta merta mempengaruhi prestasi siswa.
7
Berdasarkan uraian di atas maka terlihatlah sebuah kontradiksi antara Bantuan Operasional Sekolah BOS, motivasi orang tua, dengan prestasi
akademik siswa. Untuk mengetahui dan menemukan jawaban dari kontradiksi ini maka diperlukan sebuah usaha penelitian. Maka dari itu
penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah BOS dan Motivasi Orang Tua
Terhadap Prestasi Akademik Siswa Madrasah Ibtidaiyah Se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun 2015”
B. Rumusan Masalah