Suriakusumah, 2013 Pemberdayaan Organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Melalui Manajemen Stratejik
Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nurul Huda, Sanggar Kegiatan Belajar Global Ilmu dan Lembaga Kursus Traveler Institute English Conversation di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pembentukan organisasi Pusat Kegiatan Warganegara lebih menekankan peran masyarakat karena untuk kepentingan masyarakat, yaitu memberdayakan
lembaga-lembaga pendidikan non formal serta lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk meningkatkan pemahaman warga Negara tentang hak dan kewajiban yang
dilandasi oleh Dasar dan Ideologi Negara, Konstitusi serta merupakan implementasi kebijakan pemerintah.
Pusat Kegiatan Warganegara adalah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk dalam memperkuat mutu kehidupan demokrasi. Oleh karena itu,
lembaga ini sangat diperlukan untuk mencerdaskan warga Negara dalam kehidupan bernegara.
Ketiga, dalam mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat; solusi yang dilakukan masih bersifat parsial dan masih kurang melibatkan kerjasama dan
koordinasi dari berbagai Sanggar Kegiatan Belajar dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan lembaga Kursus. Akibatnya timbullah berbagai keputusan yang
tumpang tindih, kurang terencana, kurang menyentuh sasaran dan akhirnya masyarakat juga yang menjadi korban. Dalam hal inilah diperlukan adanya
kerjasama dan koordinasi kerja dari berbagai lembaga yang terkait. Berdasarkan pengertian dan penjelasan di atas, kerjasama dan koordinasi
antar instansi terkait, nampaknya mutlak dilakukan. Berbagai pertentangan kepentingan dapat saja muncul apabila kerjasama dan koordinasi itu tidak
dilakukan. Hal itu diperlukan untuk menjamin tercapainya efisiensi dalam pengelolaan masalah organisasi yang dihadapi bersama.
Ketiga butir tersebut di atas merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas Sanggar Kegiatan Belajar dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, serta
lembaga Kursus, sehingga mutu pendidikan dari para lulusan dapat meningkat.
B. Fokus Kajian dan Perumusan Masalah
Dalam memberdayakan organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat melalui manajemen stratejik, perlu diperhatikan adanya beberapa faktor. Menurut
pendapat J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen 2000 : 8-12 ada empat faktor
Suriakusumah, 2013 Pemberdayaan Organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Melalui Manajemen Stratejik
Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nurul Huda, Sanggar Kegiatan Belajar Global Ilmu dan Lembaga Kursus Traveler Institute English Conversation di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yaitu : “environmental scanning, strategy formulation, strategy implementation,
evaluation and control”. Pertama adalah pengamatan lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa
adanya perubahan dan perkembangan lingkungan organisasi di masa mendatang perlu dianalisis secara tepat dan cepat. Sebagai contoh di Kabupaten Bandung,
terjadi adanya perubahan lingkungan dari lingkungan pertanian kepada lingkungan industri. Tanah-tanah pertanian yang tadinya luas dimana mata
pencaharian penduduk sebagai petani, tiba-tiba lenyap menjadi daerah industri, penuh dengan pabrik-pabrik dan persaingan bekerja sangat ketat. Apabila para
petani tidak merubah atau mengganti kemampuan kecakapan mereka ke profesi yang baru, maka mereka akan tertinggal oleh perubahan, dan kehidupan mereka
menjadi lebih sulit dan akhirnya menjadi beban baik pemerintah maupun masyarakat.Perubahan lingkungan tersebut dapat menjadi penghalang serta
kendala, namun dapat pula menjadi peluang dan tantangan. Dalam situasi seperti inilah, para pimpinan atau pengelola organisasi Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat perlu mencari solusi atau pemecahan masalah, mengenai jenis pendidikan keterampilan apa yang diperlukan oleh masyarakat
untuk dikembangkan di lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Lingkungan organisasi dapat merupakan lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Lingkungan internal organisasi meliputi kemampuan organisasi, sedangkan lingkungan eksternal adalah kondisi-kondisi di luar
organisasi yang dapat mempengaruhi kemampuan organisasi. Kedua, adalah formulasi strategi, yaitu yang berkaitan dengan perumusan
strategi jangka panjang untuk manajemen efektif, berupa kesempatan dan ancaman. Perumusan strategi organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
meliputi penentuan misi organisasi, penentuan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi dan penetapan kebijakan. Untuk menetapkan strategi
tersebut, diperlukan adanya data dan informasi yang akurat, baik dari dalam maupun luar organisasi.
Ketiga, adalah implementasi strategi, dan dalam hubungannya dengan organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, implementasi merupakan proses
Suriakusumah, 2013 Pemberdayaan Organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Melalui Manajemen Stratejik
Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nurul Huda, Sanggar Kegiatan Belajar Global Ilmu dan Lembaga Kursus Traveler Institute English Conversation di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur.
Keempat, adalah evaluasi dan pengendalian, dimana kegiatan organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan hasil kinerja dimonitor dan selanjutnya
dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Dalam situasi ini para pimpinan Pusat kegiatan Belajar Masyarakat menggunakan informasi hasil kinerja untuk
melakukan tindakan perbaikan dan pemecahan masalah. Suatu organisasi seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebagaimana
diungkapkan Sondang P. Siagian mengandung pengertian : Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk mencapai sesuatu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara
seseorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan 1995 : 20.
Dalam disertasi ini, pemberdayaan organisasi PKBM melalui manajemen stratejik diarahkan kepada peranan pimpinan serta bawahan atau staf.
Memperhatikan latar belakang masalah tersebut, fokus kajian permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimanakah pemberdayaan staf Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat melalui manajemen stratejik agar kualitas kinerja staf dapat meningkat?. Selanjutnya, untuk program jangka panjang, diperlukannya perluasan
fungsi Sanggar Kegiatan Belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan Lembaga Kursus menjadi Pusat Kegiatan Warganegara, sehingga pelayanan
kepada masyarakat dapat lebih bervariasi dan mendekati kebutuhan masyarakat. Berdasarkan fokus permasalahan penelitian, dapat diajukan beberapa
pertanyaan penelitian, yaitu : 1.
Bagaimanakah dukungan lingkungan organisasi terhadap perluasan fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ?.
2. Bagaimanakah pemberdayaan staf Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
melalui perumusan manajemen stratejik ?. 3.
Bagaimanakah pemberdayaan staf Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat melalui implementasi manajemen stratejik ?.
Suriakusumah, 2013 Pemberdayaan Organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Melalui Manajemen Stratejik
Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nurul Huda, Sanggar Kegiatan Belajar Global Ilmu dan Lembaga Kursus Traveler Institute English Conversation di Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4. Bagaimanakah pemberdayaan staf Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
melalui evaluasi dan pengendalian ? Dengan diberdayakannya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat melalui
manajemen stratejik dikembangkanlah organisasi tersebut organizational development dan menjadi cikal bakal dari Pusat Kegiatan Warganegara.
C. Tujuan Penelitian