Kredibilitas. Pengecekan Keabsahan Data Penelitian

Suriakusumah, 2013 Pemberdayaan Organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Melalui Manajemen Stratejik Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nurul Huda, Sanggar Kegiatan Belajar Global Ilmu dan Lembaga Kursus Traveler Institute English Conversation di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Pengecekan Keabsahan Data Penelitian

Pengecekan keabsahan data pada dasarnya merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari penelitian kualitatif. Pelaksanaan teknik pengecekan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Menurut Lincoln dan Guba Dalam Lexy J. Moleong, 2000 : 173 ada empat kriteria yang digunakan, yaitu : “1 Derajat kepercayaan credibility, 2 Keteralihan transferability, 3 Kebergantungan dependability, dan 4 Kepastian conformability”.

1. Kredibilitas.

Derajat kepercayaan Credibility berkaitan dengan aspek seberapa jauh kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya. Apakah hasil penelitian mengungkapkan kenyataan-kenyataan sebenarnya. Terdapat tujuh teknik pemeriksaan dengan kriteria Credibility yaitu : 1 Perpanjangan keikutsertaan, 2 Ketekunan pengamatan, 3 Triangulasi, 4 Pengecekan sejawat, 5 Kecukupan referensial, 6 Kajian kasus negatif, dan 7 Pengecekan anggota 2000 : 175 Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pada teknik pemeriksaan : Triangulasi, Pengecekan anggota dan Perpanjangan keikutsertaan. Guna memenuhi kriteria derajat kepercayaan , dalam penelitian ini dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Triangulasi. Suriakusumah, 2013 Pemberdayaan Organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Melalui Manajemen Stratejik Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nurul Huda, Sanggar Kegiatan Belajar Global Ilmu dan Lembaga Kursus Traveler Institute English Conversation di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membandingkan hasil wawancara dan diskusi antara Dosen dan guru besar Universitas Pendidikan Indonesia dengan pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di Kabupaten Bandung peneliti membandingkan pengamatan terhadap aktivitas masyarakat pendidikan dengan hasil wawancara dengan para guru Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan yang sederajat.. Selanjutnya, informasi dari Tokoh Lembaga Swadaya Masyarakat dengan tokoh agama, dan membandingkan informasi dari pimpinan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dengan pimpinan Sanggar Kegiatan Belajar, dan pimpinan Lembaga Kursus serta dengan pandangan masyarakat biasa pada saat berkunjung ke desa-desa di Kabupaten Bandung serta dokumen yang ada. b. Pengecekan anggota. Pengecekan anggota ini berfungsi untuk meyakinkan peneliti akan kebenaran data yang disampaikan kepada para responden. Dengan demikian para rekan responden dapat dimanfaatkan untuk memberikan pandangan mereka sendiri terhadap data yang telah disusun oleh peneliti. Pengecekan anggota ini dilakukan oleh peneliti, bukan saja pada waktu wawancara, akan tetapi juga dilakukan pada waktu jam-jam istirahat, sambil mengobrol untuk mengorek berbagai pandangan mereka, serta kemungkinan adanya kritik-kritik yang mungkin tidak diungkapkan dalam situasi formal. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan ikhtisar wawancara kepada tiga kelompok masyarakat pendidikan di Kabupaten Bandung, yang kemudian dicek dan dimintakan tanggapan dari masing-masing kelompok. Selanjutnya terdapat saran dan perbaikan terhadap bahan pertanyaan dan dilanjutkan dengan wawancara dan diskusi. Diskusi dalam hal ini dilakukan, karena peneliti menghadapi jumlah responden yang banyak, sehingga untuk menarik kesimpulan dilakukan diskusi secara terbuka. Hal ini dianggap efektif, untuk dapat menyatukan pandangan. Suriakusumah, 2013 Pemberdayaan Organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Melalui Manajemen Stratejik Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nurul Huda, Sanggar Kegiatan Belajar Global Ilmu dan Lembaga Kursus Traveler Institute English Conversation di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Perpanjangan keikutsertaan. Sebagaimana telah dijelaskan pada proses pelaksanaan pengumpulan data, peneliti memulai kegiatan pra-penelitian lapangan dengan melakukan diskusi pada waktu menjadi anggota Tim Penyusunan Makalah Civic Center dalam Seminar “Peningkatan dan Pengembangan Fungsi Sanggar Kegiatan Belajar dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebagai Civic Center” pada bulan September 2006, dan banyak menerima masukan-masukan serta kritik terhadap proposal yang telah dipersiapkan. Di samping itu, peneliti melakukan diskusi, observasi dan wawancara dan dokumentasi secara berkesinambungan. Dari prosedur tersebut, peneliti dapat membedakan hal-hal yang bermanfaat yang mendukung penelitian maupun yang dianggap kurang bermanfaat. Sebagaimana diungkapkan oleh Moleong 2000 : 175 Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan”. Melalui penelitian yang berkesinambungan diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih cermat dan lengkap yang disusun dalam catatan lapangan.

2. Transferabilitas