12
B. Kerangka Teoritik
Kedisiplinan siswa mentaati tata tertib sekolah yang dikaitkan dengan peran guru bimbingan konseling dan intensitas mengikuti kegiatan OSIS paling tidak
dibutuhkan suatu telaah yang cukup mendalam mengenai kedisiplinan, tata tertib, dan intensitas mengikuti kegiatan OSIS, serta kaitannya satu sama lain.
Kesemuanya itu dipaparkan dalam kajian teoritis sebagaimana uraian berikut.
1. Peran Guru Bimbingan Konseling. a.
Pengertian Bimbingan. Marsudi dkk 2003:33 mengemukakan
bahwa “Bimbingan itu suatu proses, artinya bahwa kegiatan bimbingan bukan sekali jadi melainkan sebagai suatu proses berkelanjutan sesuai dengan dinamika
perkembangan individu”. Selanjutnya Haditono dalam Marsudi dkk 2003:33 menyatakan bahwa “bimbingan adalah bantuan dari seseorang kepada orang lain
baik anak-anak, orang muda maupun orang tua untuk mengembangkan pandangannya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan unsur cara pengatasannya
sendiri”. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
adalah suatu proses bantuan dari seseorang kepada orang lain secara berkelanjutan untuk mengembangkan pandangannya sendiri, membuat keputusan sendiri dan
unsur pengatasannya sendiri
b. Pengertian Konseling. Walgito dalam Marsudi dkk 2003:36
menyatakan bahwa “konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara
13
yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapinya untuk mencapai kesejahteraan hidupnya”. Pepinsky dalam Marsudi dkk 2003:36 mengemukakan
bahwa “konseling adalah interaksi yang terjadi antara dua orang individu, masing- masing sebagai konselor dan klien, terjadi dalam suasana profesional untuk
memudahkan perubahan dalam tingkah laku klien”. Berdasarkan kedua pendapat di atas maka konseling dapat didefinisikan
sebagai bantuan yang diberikan konselor kepada klien dalam memecahkan masalahnya yang terjadi dalam suasana profesional dengan wawancara untuk
memudahkan perubahan dalam tingkah laku klien dan mencapai kehidupan yang sejahtera.
c. Unsur-unsur Bimbingan Konseling. Bimbingan konseling mempunyai
unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Adanya wawancara langsung face to face dari dua individu, satu
sebagai konselor dan yang lain sebagai klien. 2 Adanya masalah yang dihadapi klien yang harus dipecahkan.
3 Klien sangat memerlukan bantuan dari konselor dalam memecahkan masalah.
4 Ada hubungan timbal balik, saling menghargai dan menghormati sehingga tumbuh saling percaya mempercayai.
5 Konselor membantu untuk meningkatkan kemampuan agar klien mampu memecahkan masalahnya sendiri Marsudi dkk, 2003:37
d. Fungsi Bimbingan Konseling. Marsudi dkk 2003:38-39 menyatakan
bahwa bimbingan konseling mempunyai fungsi: 1 Fungsi pemahaman.
2 Fungsi pencegahan preventif 3 Fungsi perbaikan, pengobatan kuratif
14
Adapun penjelasan dari masing-masing fungsi adalah sebagai berikut: 1 Fungsi Pemahaman, fungsi pemahaman akan menghasilkan pemahaman
tentang sesuatu oleh pihak tertentu konselor guna mengembangkan kemampuan siswa. Fungsi pemahaman ini meliputi
a Pemahaman tentang subyek sasaran b Pemahaman tentang lingkungan siswa termasuk keluarga, dan lingkungan
sekolah terutama oleh siswa sendiri dan konselor. c Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas, termasuk informasi
pendidikan, informasi jabatan, informasi nilai budaya. 2 Fungsi pencegahan preventif, adalah fungsi bimbingan yang sifatnya
mencegah, menghindarkan diri subyek bimbingan agar terhindar dari permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat, atau menimbulkan
kesulitan dalam proses perkembangan. 3 Fungsi
perbaikan, pengobatan
curative, adalah
bimbingan yang
menghasilkan terpecahkannya masalah yang dihadapi individu siswa siswa yang sedang bermasalah ibarat berada dalam kondisi yang tidak enak, ia perlu
bantuan orang lain agar kondisinya berubah menjadi enak.
e. Tujuan Bimbingan Konseling. Marsudi dkk 2003:40-41
mengemukakan bahwa tujuan bimbingan konseling adalah: 1 Memiliki kesadaran diri, yakni mengenal dirinya dan kekhususan dirinya
sendiri. 2 Mengembangkan sikap positif.
3 Membuat pilihan secara sehat. 4 Mampu menghargai orang lain.
5 Memiliki rasa tanggung jawab. 6 Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.
7 Dapat memecahkan konflik.
15
8 Membuat keputusan secara efektif.
f. Prinsip Bimbingan Konseling. Belki dalam Marsudi dkk 2003:43
mengemukakan ada 6 enam prinsip bagi konselor agar bimbingan konseling di sekolah memiliki makna, yaitu:
1 Konselor sejak awal harus memiliki kinerja yang tinggi sehingga harus bekerja keras melaksanakan bimbingan.
2 Konselor harus bekerja secara profesional menghindarkan sikap elitis kesombongan, keangkuhan profesional dan atau menjaga hubungan
harmonis dengan personil sekolah yang lain. 3 Konselor harus mampu menerjemahkan peranannya dalam kegiatan
nyata atau layanan bimbingan yang dilakukan memberi manfaat nyata bagi siswa.
4 Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa baik siswa yang gagal, suka mengganggu teman, siswa yang mungkin putus sekolah, memiliki
masalah, mengalami kesulitan belajar, prestasi rendah, pemalu dan sebagainya.
5 Konselor mampu mengembangkan potensi siswa melalui berbagai kegiatan.
6 Konselor mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala sekolah untuk menegakkan citra bimbingan konseling.
g. Azas-azas Bimbingan Konseling. Marsudi dkk 2003:44-47
mengemukakan bahwa azas-azas bimbingan konseling adalah: 1 Azas Kerahasiaan.
2 Azas kesukarelaan. 3 Azas keterbukaan
4 Azas kekinian. 5 Azas kemandirian.
6 Azas kegiatan. 7 Azas kedinamisan.
8 Azas keterpaksaan. 9 Azas normatif.
10 Azas keahlian. 11 Azas alih tangan
12 Azas Tut Wuri Handayani.
16
2. Intensitas mengikuti kegiatan OSIS a.