33
7 Kesenian. 8 Pengaturan Lalu Lintas.
9 Pengumpulan benda-benda bekas perangko, binatang dan lain-lain. 6 Intensitas mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan sikap, yang
mencakup: 1 Pengumpulan dana sosial.
2 Pengertian hari-hari besar nasional, keagamaan. 3 Membantu masyarakat yang kena musibah.
3. Variabel terikat Y yaitu kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah pada siswa adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah, atau peraturan yang berlaku di sekolah. Adapun indikatornya meliputi:
a. Kedisiplinan siswa mentaati peraturan cara berpakaian b. Kedisiplinan siswa mentaati peraturan waktu di sekolah.
c. Kedisiplinan siswa mentaati kewajiban mengikuti upacara. d. Kedisiplinan siswa mentaati larangan sekolah.
e. Kedisiplinan siswa menjaga almamater sekolah.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara – cara atau teknik pengumpulan data tertentu sehingga proses penelitian dapat berjalan
lancar. Berkaitan dengan proses pengumpulan data tersebut, Hadi 1990:67, mengatakan bahwa:
34
Bagaimana memperoleh data adalah persoalan metodologik yang khusus membicarakan teknik-teknik pengumpulan data. Apakah seorang penyelidik
akan menggunakan questionnaire, interview, observasi biasa, test, eksperimen, koleksi, atau metode lainnya, atau kombinasi dari pada
beberapa metode itu, semuanya harus mempunyai dasar-dasar yang beralasan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa cara pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan utama yang harus diperhatikan dalam suatu
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Pokok Berupa Angket Arikunto 1998:140, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan angket
kuesioner adalah “Sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau mengenai hal-hal
yang ia ketahui”. Dengan kata lain angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang harus dikerjakan atau
dijawab oleh orang yang menjadi sarana angket tersebut. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan data
implementasi peran guru bimbingan konseling dan intensitas mengikuti kegiatan OSIS Organisasi Siswa Intra Sekolah serta data kedisiplinan mentaati tata tertib
sekolah pada siswa kelas VIII SMP Cokroaminoto Wanadadi tahun ajaran 20062007.
Berdasarkan keleluasaan responden mengajukan dan memformulasikan jawaban-jawaban angket dibedakan menjadi dua macam, yaitu angket tertutup dan
angket terbuka Faisal, 1981:4. Disebut angket tertutup jika item pertanyaan pada angket juga disertai kemungkinan jawabannya sehingga reponden tinggal
35
memilih jawaban yang nilainya paling sesuai, sedangkan angket terbuka jika item pertanyaannya tanpa disediakan kemungkinan jawaban, sehingga responden harus
memformulasikan sendiri isian jawaban yang dipandang sesuai. Berdasarkan pada kaitan responden dengan jawaban yang diberikan, maka
angket dapat dibedakan menjadi “angket langsung dan angket tidak langsung” Faisal, 1981:4. Angket langsung bila item pertanyaan bermaksud menggali atau
merekam mengenai diri responden itu sendiri, sedangkan angket tidak langsung bila item pertanyaannya bermaksud menggali atau merekam informasi dari apa
yang diketahui responden mengenai obyek atau subyek tertentu dan informasi dimaksud tidak berbicara langsung mengenai diri responden bersangkutan.
Arikunto 1998:141 membedakan angket berdasarkan bentuknya menjadi: 1. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner
tertutup. 2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check √ pada kolom yang sesuai.
4. Rating scale skala bertingkat yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya mulai dari
sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Berdasarkan klasifikasi angket tersebut maka dalam penelitian ini digunakan
jenis angket langsung karena peneliti langsung memberikan angket kepada siswa yang isinya menceritakan diri responden itu sendiri dan responden itu tinggal
memberi tanda pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan pilihan masing-masing.
Keuntungan angket atau kuesioner menurut Arikunto 1998:141 adalah: 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
36
3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu- malu menjawab.
5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Arikunto 1998:141 menyatakan kelemahan-kelemahan angket , yaitu: 1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga dalam
menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewat dan tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.
2. Seringkali sukar dicari validitasnya. 3. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. 4. Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.
5. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Dalam penelitian ini skoring atas jawaban tiap item dari masing-masing responden ditentukan sebagai berikut:
1. Untuk pertanyaan atau pernyataan yang bersifat positif maka skoring untuk setiap alternatif jawaban adalah:
a. Untuk jawaban a di beri skor 4 b. Untuk jawaban b diberi skor 3
c. Untuk jawaban c diberi skor 2 d. Untuk jawaban d diberi skor 1
2. Untuk pertanyaan atau pernyataan yang bersifat negatif maka skoring untuk setiap alternatif jawaban adalah:
a Untuk jawaban a diberi skor 1. b Untuk jawaban b diberi skor 2.
c Untuk jawaban c diberi skor 3. d Untuk jawaban d diberi skor 4.
37
2. Metode Bantu Berupa Observasi dan Wawancara