Analisa Regresi Linier Analisa Regresi Linier Sederhana

Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu variabel tinggi badan anak terhadap satu variabel lain tinggi badan orang tua. Ada beberapa defenisi regresi yang dapat dijabarkan yaitu: a. Analisis regresi merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan garis lurus dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan. Mason, 1996:489 b. Persamaan regresi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan variabel yang nilainya belum diketahui. Algifari, 2000:2 c. Analisis regresi adalah hubungan yang didapat dan dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. sudjana, 2002: 310

3.2 Analisa Regresi Linier

Sebelum melakukan analisis korelasi dalam sebuah penelitian maka terlebih dahulu harus diketahui apakah variabel-variabel yang akan dikorelasikan merupakan regresi linier atau non linier, karena hal ini akan dipergunakan dalam menganalisa data. Yang dimaksud dengan analisa regresi linier adalah jika hubungan persamaan tersebut searah dan membentuk sebuah pola garis lurus seperrti gambar 3.1 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 20 18 16 14 12 10 X Y Scatterplot of Y vs X Gambar 3.1 pola garis lurus Antara variabel bebas � dan variabel terikat � membentuk sebuah pola garis yang lurus, dan dalam aplikasinya jika nilai � meningkat maka nilai � juga meningkat dan jika nilai � mengalami penurunan maka nilai � juga akan mengalami penurunan. Di dalam teorinya analisa regresi linier mempunyai dua bentuk persamaan yaitu: a. Analisa regresi linier sederhana simple analisis regresi b. Analisa regresi linier berganda multiple analisis regresi

3.3 Analisa Regresi Linier Sederhana

Yang dimaksud dengan hubungan linier sederhana adalah yang ditunjukkan dengan persamaan � = � + ��. Persamaan ini hanya memiliki 2 variabel saja, Universitas Sumatera Utara hanya satu variabel terikat � dan satu variabel bebas �. sehingga setiap nilai � bertambah dengan �, kalau nilai � = 0 maka nilai � sebesar � saja. Penggunaan model regresi linier sederhana hanya memungkinkan bila pengaruh yang ada itu hanya dari independent variabel variabel bebas terhadap dependent variabel variabel terikat, tidak boleh ada pengaruh timbal balik, yaitu jika variabel terikat juga berpengaruh terhadap variabel bebas. Dalam regresi linier sederhana dihindari sifat autokorelasi. Autokorelasi adalah hubungan antara nilai suatu variabel dengan nilai variabel yang lain sama pangestu, 2004:155. Misalnya kalau pada tahun pertama pembelian bak penampungan air banyak sekali, maka pembelian bak penampungan air pada 10 tahun kemudian juga akan banyak, karena usia bak penampungan air tersebut memang hanya dapat bertahan 10 tahun. Pembelian bak penampungan air 10 tahun sebelumnya akan rusak, sehingga pembelian secara bersama-sama setiap 10 tahun sekali, sehingga pembelian akan melonjak. Dengan kata lain ada hubungan antara pembelian bak penampungan air yang sama dengan pembelian 10 tahun yang akan datang. Inilah yang dimaksud dengan Autokorelasi. Ciri penting dari regresi sederhana adalah apabila terdapat homoscedasticity. Homoscedasticity adalah kesamaan distribusi � pada setiap nilai �. Artinya berapapun besarnya �, kalau diamati nilai �-nya dan dihitung deviasi standarnya relatif sama, misalnya jika pada nilai � 1 diamati nilai � dan dicatat deviasi standarnya, dan dibandingkan dengan nilai � pada � 2 maka nilainya sama, yang berarti distribusi nilai � terhadap nilai � selalu sama. Gejala inilah yang dimaksud dengan homoscedasticity. Kalau distribusinya tidak sama maka tidak boleh terjadi pada regresi linier sederhana. Universitas Sumatera Utara Analisis regresi linier sederhana terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Model regresi linier sederhananya adalah: Y = a + bX keterangan: � = Variabel terikat dependent variable � = Variabel bebas independent variable � = Konstanta intrcept � = Kemiringan slope

3.4 Regresi Linier Berganda