5. Koefisien korelasi antara �
1
dan �
3
6. Koefisien korelasi antara �
2
dan �
3
3.8 Kesalahan Standar Estimasi
Untuk mengetahui ketetapan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi standard error of estimate. Besarnya kesalahan standar estimasi
menunjukan ketetapan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi
tersebut, makin tinggi ketetapan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar
nilai kesalahan standar estimasi, maka semakin rendah persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak sesungguhnya.Algifari. 2000.
Analisa Regreesi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Hal 17. Kesalahan standar estimasi kekeliruan baku taksiran dapat ditentukan dengan
rumus:
r
13
= n
∑ X
1
X
3
− ∑ X
1
∑ X
3
��n ∑ X
1 2
− ∑ X
1 2
��n ∑ X
3 2
− ∑ X
3 2
�
r
23
= n
∑ X
2
X
3
− ∑ X
2
∑ X
3
��n ∑ X
2 2
− ∑ X
2 2
��n ∑ X
3 2
− ∑ X
3 2
�
Universitas Sumatera Utara
3.9 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah
populasi maka tidak tertutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak atau menerima suatu hipotesis.
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat signifikansi atau probabilitas
∝ dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang
menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan
kesalahan tipe 1, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95, yang dimaksud
dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95 nilai sampel akan mewakili nilai populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis
terdapat dua hipotesis, yaitu: �
hipotesis 0 dan �
1
hipotesis alternatif. �
bertujuan untuk memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak adanya perbedaan antara perkiraan penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya yang
akan diteliti. �
�
bertujuan memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan keadaan sesungguhnya yang akan diteliti.
S
y ,1,2,…,k
= � ∑Y
i
− Y�
2
n − k − 1
Universitas Sumatera Utara
Pembentukan suatu hipotesis memerlukan toeri-teori maupun hasil penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang
diusulkan. Dalam membentuk hipotesis ada beberapa hal yang dipertimbangkan, yaitu:
1. Hipotesis nol dan hipotesis alternative yang diusulkan 2. Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian one tailed
atau two tailed. 3. Penentuan nilai hitung statistik.
4. Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang diusulkan dalam uji keberartian regresi.
Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis ini antara lain. 1. H
: β
= β
1
= ⋯ = β
k
= 0 Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. H
1
: Minimal satu parameter koefisin regresi β
k
≠ 0 Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. 2. Pilih taraf nyata
∝ yang diinginkan. 3. Hitung statistik
�
ℎ�����
dengan menggunakan persamaan. 4. Nilai
�
�����
menggunakan daftar table � dengan taraf signifikansi ∝
yaitu: �
�����
= F
1 −∝k,n−k−1
.
Universitas Sumatera Utara
5. Kriteria pengujian: jika �
ℎ�����
�
�����
, maka �
ditolak dan �
1
diterima. Sebaliknya jika �
ℎ�����
≤ �
�����
, maka �
diterima dan �
1
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN