Konsep dan Defenisi Metode Perhitungan

2.3 Konsep dan Defenisi

Dalam menghitung pendapatan regional, hanya dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektorlapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu wilayahregional dihitung dan dimasukkan, tanpa memperhatikan kepemilikan atas faktor produksi. Dengan demikian PDRB secara agregatif menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan atau balas jasa kepada faktor-faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut. Dengan kata lain PDRB menunjukkan gambaran Production Originated. Disamping itu juga dihitung Produk Domestik Regional Neto PDRN atas dasar biaya faktor produksi, yaitu PDRB dikurangi penyusutan. Dan pajak tidak langsung neto yaitu pajak tidak langsung dikurangi subsidi. Sampai saat ini Provinsi Sumatera Utara belum dapat menyajikan pendapatan yang benar-benar diterima penduduk, karena masih sulitnya memperoleh data yang menggambarkan arus pendapatan yang mengalirkeluar masuk antar Provinsi. Dalam pengertian ini pendapatan dari faktor produksi yang berada disuatu provinsi tetapi dimiliki oleh penduduk dari provinsi lain, merupakan bagian dari pendapatan provinsi tempat tinggal pemilik.

2.4 Metode Perhitungan

Ada dua metode yang dipakai untuk menghitung PDRB, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Metode Langsung

Perhitungan didasarkan sepenuhnya pada data daerah. Hasil perhitungannya mencakup seluruh prodik barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian metode ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan: 1. Pendekatan produksi PDRB merupakan Nilai Tambah Bruto NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu wilayah atau region dalam suatu priode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah Nilai Produksi Bruto NTBOutput dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses produksi. 2. Pendekatan pendapatan PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh seluruh faktor- faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah atau region dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini termasuk pola komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto. 3. Pendekatan pengeluaran PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori dan eksport neto eksport neto merupakan eksport dikurangi import, di dalam suatu wilayah atau region dalam Universitas Sumatera Utara priode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini, perhitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang di produksi.

2.4.2 Metode tidak langsungAlokasi

Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam pembanding data daerah.

2.5 Klasifikasi Lapangan Usaha

Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh NTB yang dihasilkan oleh setiap kegiatanlapangan usaha. Dalam perhitungan PDRB seluruh usaha dikelompokkan menjadi sembilan sektor ekonomi. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam perhitungan Produk Domestik Bruto PDB tingkat nasional. Pembagian ini sesuai dengan System Of National Accounts SNA. Hal ini juga memudahkan para analisis untuk membandingkan PDRB dengan PDB. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian kegiatan ekonomi per lapangan usaha dirinci menjadi: 10 Pertanian, peternakan, dan perikanan 11 Pertambangan dan penggalian 12 Industri pengolahan 13 Listrik, gas dan air bersih 14 Bangunan 15 Perdagangan, hotel, dan restoran 16 Pengangkutan dan komunikasi 17 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 18 Jasa-jasa Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.

2.6 Survei Khusus Pendapatan Regional SKPR

Diantara ketiga metode perhitungan PDRB, metode pendekatan produksi yang paling sering digunakan. Kedua pendekatan lainnya diterapkan untuk beberapa sektor tertentu. Dalam perhitungan PDRB melalui pendekatan produksi, NTB merupakan hasil pengurangan NPBoutput dengan biaya antara. Data mengenai biaya antara, pada umumnya diperoleh dari SKPR yang dilaksanakan untuk sektor-sektor tertentu secara berkala biasanya tiap bulan. Dari hasil pengolahan SKPR didapatkan struktur biaya, yaitu: rasio biaya antara dan nilai tambah terhadap output masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor yang disurvei. Informasi lain yang dapat diperoleh adalah indikator produksi, harga dan indikator-indikator Universitas Sumatera Utara lainnya. Estimasi NTB dapat diperoleh dengan mempergunakan rasio yang dihitung dari struktur biaya seperti tersebut diatas. Pengambilan sampel dalam SKPR dilakukan dengan cara purposif. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa survei ini hanya untuk menghasilkan rasio struktur biaya saja, tidak untuk mengestimasi nilai keseluruhan dari masing- masing kegiatan, subsektor dan sektor yang disurvei, karena populasinya tidak diketahui.

2.7 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan

Hasil perhitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan

2.7.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu priode tertentu, biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari hasil pengurangan NPBOutput dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB menggambarkan perubahan volume produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor maka penilaian output dilakukan oleh setiap sektor, maka penilaian output dilakukan sebagai berikut: 1. Untuk sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti perdagangan, pertanian, dan pertambangan, pertama kali dicari kuantu produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan Universitas Sumatera Utara dari kualitas yang dipergunakan tidak slalu sama antara satu kabupaten dan kota dengan kabupaten dan kota lainnya. Selain itu diperlukan juga data harga per unit satuan dari barang yang dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah harga produsen, yaitu harga yang diterima oleh produsen atau harga yang terjadi transaksi pertama antara produsen dengan pembeli atau konsumen. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain menghitung nilai produksi utama, dihitung pula nilai produksi ikutan yang dihasilkan dengan anggapan mempunyai nilai ekonomi. Produksi ikutan yang dimaksudkan adalah produksi ikutan yang benar-benar dihasilkan sehubungan dengan proses produksi utama. 2. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, dan sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain itu dihitung juga produksi jasa yang digunakan sebagai pelengkap dan bergabung menjadi satu kesatuan usaha dengan produksi utamanya. 3. Untuk sektor-sektor yang secara umum produksinya yang berupa jasa seperti sektor perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan Jasa-jasa. Universitas Sumatera Utara Untuk menghitung kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor. Pemilihan indikator produksi didasarkan pada karakteristik jasa yang dihasilkan serta disesuaikan dengan data penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu diperlukan juga indikator harga dari masing-masing kegiatan subsektor dan sektor yang bersangkutan. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antar indikator harga masing-masing komoditi atau jasa pada tahun yang bersangkutan.

2.7.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan

Perhitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan atas dasar harga berlaku, tapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan volume atau kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun. Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Revaluasi Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah atas dasar Universitas Sumatera Utara harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Dalam praktek sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak, disamping itu data harga yang tersdia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstanta masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar. 2. Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolatur dapat merupakan indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan, subsektor dan sektor yang dihitung. Ekstrapolasi dapat dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. 3. Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator merupakan Indeks Harga Konsumen IHK, Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB dan sebagainya, tergantung mana yang lebih cocok. Indeks harga diatas dapat Universitas Sumatera Utara pula dipakai sebagai inflator dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut. 4. Deflasi berganda Dalam deflasi berganda yang di deflasi adalah output dan biaya antaranya, sedang nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan adalah IHK atau IHBP sesuai cakupan komoditinya. Sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input. Dengan kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam perhitungan harga konstan deflasi berganda belum banyak dipakai.

2.8 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional

Dari data PDRB dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya, seperti: 1. Produk domestik atas dasar harga neto atas dasar harga pasar, yaitu PDRB dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam produksi selama setahun. 2. Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor produksi, yaitu Produk Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan Universitas Sumatera Utara pajak tidak langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual, sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor produksi disebut sebagai pendapatan regional. 3. Angka-angka perkapita, yaitu ukuran-ukuran indikator ekonomi sebagaimana diuraikan diatas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 LANDASAN TEORI