Koefisien Determinasi Koefisien Korelasi .1. Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

4.5 Koefisien Determinasi

Pada pembahasan sebelumnya yaitu pada tabel 4.4 dapat dilihat harga ∑ y 2 = 0,500 dan nilai JK reg = 0,500 yang telah di hitung sebelumnya, maka nilai koefisien determinasi dapat dihitung dengan: R 2 = JK reg ∑ y 2 = 0,500 0,500 = 1,000 Untuk koefisien korelasi ganda digunakan rumus sebagai berikut: R = √R 2 R = �1,000 = 1,000 Dari hasil perhitungan diatas telah diperoleh nilai korelasi yaitu sebesar 1,000 dan nilai koefisien determinasi sebesar 1,000. Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel terikat terhadap perubahan variabel bebas. Artinya 100 Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan dipengaruhi oleh sektor perdagangan, sektor pertanian, dan sektor pertambangan. Universitas Sumatera Utara 4.6 Koefisien Korelasi 4.6.1. Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas maka dari tabel sebelumnya dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu sebagai berikut: 1. Koefisien korelasi antara Laju pertumbuhan PDRB � dengan Sektor Perdagangan � 1 r y1 = n ∑ X 1 Y − ∑ X 1 ∑ Y ��n ∑ X 1 2 − ∑ X 1 2 ��n ∑ Y 2 − ∑ Y 2 � = 5179,638 − 35,0625,6 �{5245,948 − 35,06 2 }{5131,572 − 25,6 2 } = 0,542 Nilai positif menandakan hubungan yang searah antara � laju pertumbuhan PDRB dengan � 1 sektor perdagangan, artinya peningkatan � laju pertumbuhan PDRB akan meningkatkan � 1 sektor perdagangan, dan sebaliknya penurunan � laju pertumbuhan PDRB akan menurunkan � 1 sektor perdagangan. Hubungan antara � laju pertumbuhan PDRB dengan � 1 sektor perdagangan, tergolong sedang, ini ditandai dengan nilai � yaitu sebesar 0,542. Universitas Sumatera Utara 2. Koefisien Korelasi antara Laju pertumbuhan PDRB � dengan Sektor Pertanian � 2 r y2 = n ∑ X 2 Y − ∑ X 2 ∑ Y ��n ∑ X 2 2 − ∑ X 2 2 ��n ∑ Y 2 − ∑ Y 2 � = 569,9268 − 13,4425,6 �{539,199 − 13,44 2 }{5131,572 − 25,6 2 } = 5,57 √38,404 = 0,899 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara � laju pertumbuhan PDRB dengan � 2 sektor pertanian, artinya peningkatan � laju pertumbuhan PDRB akan meningkatan � 2 sektor pertanian, dan sebaliknya penurunan � laju pertumbuhan PDRB akan menurunkan � 2 sektor pertanian. Hubungan antar � dengan � 2 tergolong tinggi, ini ditandai dengan nilai nilai � yang tinggi yaitu 0,899. 3. Koefisien korelasi antara Laju pertumbuhan PDRB � dengan Sektor Pertambangan � 3 r y3 = n ∑ X 3 Y − ∑ X 3 ∑ Y ��n ∑ X 3 2 − ∑ X 3 2 ��n ∑ Y 2 − ∑ Y 2 � Universitas Sumatera Utara = 5128 ,6473 −24,8925,6 �{5128,445−24,89 2 }{5131,572 −25,6 2 } = 6,0525 �56,783 = 0,803 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara � laju pertumbuhan PDRB dengan � 3 sektor pertambangan, artinya peningkatan � laju pertumbuhan PDRB akan meningkatan � 3 sektor pertambangan, dan sebaliknya penurunan � laju pertumbuhan PDRB akan menurunkan � 3 sektor pertambangan. Hubungan antar � dengan � 3 tergolong tinggi, ini ditandai dengan nilai nilai r yang tinggi yaitu 0,803. 4. Koefisien korelasi antara Sektor Perdagangan � 1 dan Sektor Pertanian � 2 r 12 = n ∑ X 1 X 2 − ∑ X 1 ∑ X 2 ��n ∑ X 1 2 − ∑ X 1 2 ��n ∑ X 2 2 − ∑ X 2 2 � = 594,3111 − 35,0613,44 �{5245,948 − 35,06 2 }{539,2 − 13,44 2 = 0,122 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara � 1 sektor perdagangan dengan � 2 sektor pertanian, artinya peningkatan � laju pertumbuhan PDRB akan meningkatan � 2 sektor pertanian, dan sebaliknya Universitas Sumatera Utara penurunan � 1 sektor perdagangan akan menurunkan � 3 sektor pertambangan. Hubungan antar � 1 sektor perdagangan dengan � 2 sektor pertanian, ini ditandai dengan nilai nilai � yang rendah yaitu 0,122. 5. Koefisien korelasi antara Sektor Perdagangan � 1 dan Sektor Pertambangan � 3 r 13 = n ∑ X 1 X 3 − ∑ X 1 ∑ X 3 ��n ∑ X 1 2 − ∑ X 1 2 ��n ∑ X 3 2 − ∑ X 3 2 � = 5174,704 − 35,0624,89 �{5245,9478 − 35,06 2 }{5128,445 − 24,89 2 = 0,251 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara � 1 sektor perdagangan dengan � 3 sektor pertambangan, artinya peningkatan � 1 sektor perdagangan akan meningkatan � 3 sektor pertambangan, dan sebaliknya penurunan � 1 sektor perdagangan akan menurunkan � 3 sektor pertambangan. Hubungan antar � 1 sektor perdagangan dengan � 3 sektor pertambangan, ini ditandai dengan nilai nilai r yang rendah yaitu 0,251. Universitas Sumatera Utara 6. Koefisien korelasi antara Sektor Pertanian � 2 dan Sektor Pertambangan � 3 r 23 = n ∑ X 2 X 3 − ∑ X 2 ∑ X 3 ��n ∑ X 2 2 − ∑ X 2 2 ��n ∑ X 3 2 − ∑ X 3 2 � = 570,0609 − 13,4424,89 �{539,2 − 13,44 2 }{5128,445 − 24,89 2 = 0,845 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara � 2 sektor pertanian dengan � 3 sektor pertambangan, artinya peningkatan � 2 sektor pertanian akan meningkatan � 3 sektor pertambangan, dan sebaliknya penurunan � 2 sektor pertanian akan menurunkan � 3 sektor pertambangan. Hubungan antar � 2 sektor pertanian dengan � 3 sektor pertambangan, ini ditandai dengan nilai nilai � yang tinggi yaitu 0,845. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM