Dampak Hukum Akuisisi Perbankan Terkait Iklim Usaha yang Sehat

C. Dampak Hukum Akuisisi Perbankan Terkait Iklim Usaha yang Sehat

Pada dasarnya setiap gerak dan aksi dunia usaha selalu memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan perekonomian suatu negara. Termasuk dalam usaha perbankan mengakuisisi perseroan bank lain. Tindakan akuisisi oleh perusahaan merupakan salah satu perbuatan hukum yang dapat minimbulkan dampak terhadap konsumen dan perekonomian suatu negara. Seperti yang dikatakan oleh oleh Shapiro dalam Christina sebagaimana dijelaskan sebelumnya, tindakan akuisisi mempunyai keuntungan atau manfaat akuisisi adalah sebagai berikut : 144 1. Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang daripada melakukan pertumbuhan secara internal. 2. Mengurangi tingkat persaingan dengan membeli beberapa badan usaha guna menggabungkan kekuatan pasar dan pembatasan persaingan. 3. Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran sekarang yang tidak dapat ditembus. 4. Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial mengelola aset-aset badan usaha. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa tindakan akuisisi dapat menimbulkan persaingan atau berkurangnya persaingan yang berpotensi merugikan konsumen dan masyarakat. 144 Dwi Ermayannti, Penggabungan Badan Usaha dan Akuisisihttp:dwiermayanti.wordpress.com20091015penggabungan-badan-usaha-akuisisi, diakses tanggal 14 Januari 2014. Universitas Sumatera Utara Pada perusahan perbankan akuisisi dilakukan oleh suatu bank terhadap bank lain guna untuk menguasaimengendalikan saham bank tersebut. Tindakan akuisisi bank mengakibatkan adanya peralihan saham dari pihak yang diakuisisi kepada pihak bank yang diakuisisi. Peralihan saham tersebut antaranya untuk menciptakan perusahaan yang lebih baik dengan merevitalisasi secara sadar sehingga terbentuk sinergi yang kuat dan akhirnya memberikan dampak pada sistem perekonomian yang sehat, efisien, tangguh dan mampu bersaing di kancah perekonomian global dan pasar bebas yang semakin ketat. Contoh perusahaan perbankan yang melakukan akuisisi yaitu akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk yang mengakuisisi PT. Bank Agroniaga Tbk. BRI mengambilalih saham Bank Agro sebanyak 3.030.239.023 tiga miliar tiga puluh juta dua ratus tiga puluh sembilan ribu dua puluh tiga, lembar saham atau 88.65 dari saham yang dimiliki oleh Dana Pensiun Perkebunan Dapenbun. Adapun alasan kedua bank tersebut untuk melakukan akuisisi antara lain, yaitu: 145 Alasan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk 1. Pengambilalihan terhadap PT.Bank Agroniaga Tbk merupakan langkah awal strategi pertumbuhan secara non organik untuk mengembangkan sektor agribisnis. 2. Terciptanya sinergi antara sinergi PT.Bank BRI mengakuisisi PT.Bank Agroniaga Tbk yang akan memperkuat posisi bank BRI, khususnya disektor agribisnis sehingga membangun sebuah bank komersial yang fokus pada sektor pertanian. 145 Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero Universitas Sumatera Utara Alasan Bank Agroniaga 1. Langkah Bank Agro untuk meningkatkan kinerja dan permdalan sesuai dengan kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia 2. Bank agro dapat mewujudkan visi dan misi secara lebih optimal melalui dukungan permodalan, teknologi dan infrastruktur dari Bank BRI 3. Keberadaan BRI akan meningkatkan credit standing dan jangkauan pasar Bank Agro 4. Terjadinya pola pembinaan pengembangan yang lebih baik sehingga dapat kompetensi, keahlian dan profesionalisme terutama pengembangan produk dan pelayanan perbankan di sektor agribisnis. Terhitung sejak 3 Maret 2011, Bank BRI resmi menjadi Pemegang Saham Pengendali pada PT. Bank Agroniaga Tbk. 146 Namun demikian, akuisisi tersebut tidak selalu tercapai kadang kala juga tidak menghasilkan hal yang diharapkan. Dari perspektif hukum persaingan usaha, tindakan pengambilalihan disadari atau tidak, akan mempengaruhi persaingan kepada konsumen dan masyarakat antar para pelaku usaha di dalam pasar bersangkutan dan membawa dampak. 147 146 Headline Perbankan, http;www.infobank.news.com Seperti yang dikatakan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha akuisisi dapat merubah konsentrasi pada pasar perekonomian global. Jadi, akuisisi yang merupakan bergabungnya 2 dua perusahaan dapat menyebabkan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak 147 Veri Iskandar, Akuisisi Saham oleh Perusahaan Terafiliasi dalam Perpekstif Hukum Persaingan Usaha, Jurnal Persaingan Usaha: Edisi 2011, hlm 6. Universitas Sumatera Utara sehat dan mengakibatkan semakin meningkatnya konsentrasi penguasaan pasar dan posisi dominan perusahaan. Bekaitan dengan kegiatan akuisisi perusahaan perbankan yang dapat menimbulkan praktik monopoli menurut perpekstif Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat, apabila mengakibatkan: 148 1. Satukelompok perusahaan perbankan menguasai 50 lima puluh perseratus atau lebih pangsa pasar. 2. Persaingannya tidak jujur, atau melawan hukum atau menghambat persaingan. 3. Merugikan kepentingan umum. Apabila dalam proses pelaksanaan akuisisi perusahaan perbankan terjadi demikian, maka untuk mencegah agar tidak terjadi pemusatan kekuatan ekonomi pada satu perusahaan perusahaan perbankan sejalan dengan tujuan dari pembentukan UU No.5 Tahun 1999 dalam Pasal 3 UU Nomor 5 Tahun 1999 yang menyebutkan: Tujuan pembentukan Undang-Undang ini adalah untuk: a. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat; b. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil; c. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan d. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha. 148 Suyud Margono, Hukum Anti Monopoli Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm 120. Universitas Sumatera Utara Perlu pengawasan lembaga independen atau komisi sesuai dengan Pasal 30 Ayat 1 yang menyatakan: “Untuk mengawasi Undang-Undang ini dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha. KPPU bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi setiap pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya, melalui pengaturan persaingan yang sehat dan mencegah terjadinya praktek monopoli, dan untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang efisien, melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, menjamin adanya kepastian berusaha yang sama bagi semua pelaku usaha. Selain itu, KPPU juga berupaya mencegah praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. 149 Sehubungan dengan itu, untuk mewujudkan tujuannya, dalam hal akuisisi yang dapat mengakibatkan praktik monopoli danatau persaingan tidak sehat KPPU melakukan dengan 4 empat analisis. Adapun analisis tersebut, yaitu: 150 1. Konsentrasi pasar Konsentrasi pasar yang dilakukan oleh KPPU dilakukan pada pra penilaian awal. Dalam menentukan konsentrasi pasar KPPU melakukan analisisa sebelum tahap penilaian awal. Analisa KPPU dalam menentukan konsentrasi pasar, antara lain: a. Pasar Bersangkutan Pasar bersangkutan berdasarkan Peraturan Komisi Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Penerapan Pasar Bersangkutan ”Pedoman Pasar 149 UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat, Pasal 3 150 Lina Rosmiati, Perbandingan Langkah-Langkah Penialaian Awal, Berdasarkan Perkom No.1 Tahun 2009 konsentrasi Pasar dan Berdasarkan PP No.57 Tahun 2010 Jurnal Persaiang Usaha n Edisi 5-Tahun 2011, hlm 45. Universitas Sumatera Utara Bersangkutan” adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut. Pasar bersangkutan memiliki 2 dua aspek utama, yaitu: pasar geografis dan pasar produk. Pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu dalam hukum persaingan usaha dikenal sebagai pasar geografis. Sedangkan barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut dikenal sebagai pasar produk. Di dalam menentukan pasar produk, hal yang harus diperhatikan adalah indikator harga dan karakteristik atau kegunaan produk. Penentuan definisi pasar bersangkutan menjadi hal paling mendasar dalam Penilaian Awal. Pendekatan yang paling sering digunakan oleh KPPU adalah pendekatan dengan menggunakan elastisitas permintaan. 151 KPPU dalam menentukan pasar bersangkutan pada akuisisi Bank BRI terhadap Bank Agro yaitu: 152 1 Kategori bank secara umum a Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Pasal 1 angka 2 Undang- 151 Ibid, hlm 44 152 Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VI tentang Pasar Bersangkutan Universitas Sumatera Utara Undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan UU Perbankan; b Bank di Indonesia secara umum dapat dikategorikan menjadi: 1. Bank Umum dan 2. Bank Perkreditan Rakyat BPR. Perbedaan utama dari Bank Umum dan BPR terletak dalam kegiatan operasionalnya. BPR tidak dapat memberikan jasa lalu lintas pembayaran, menerima simpanan berupa giro dan melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing serta memiliki jangkauan operasional yang terbatas dalam satu wilayah propinsi saja; c Bank Umum maupun BPR dapat menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah; d Berdasarkan pengertian tersebut, maka terdapat empat kategori bank, yaitu: 1. Bank Umum Konvensional 2. Bank Umum Syariah 3. BPR Konvensional dan 4. BPR Syariah; e Berdasarkan penelitian yang dilakukan Komisi, perbedaan karakterisitik antara Bank Umum dan BPR menyebabkan Bank Umum dan BPR merupakan pasar yang terpisah dan bukan merupakan substitusi satu sama lainnya; f Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komisi, terdapat perbedaan antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah antara lain: Universitas Sumatera Utara 1 Perbedaan falsafah Bank konvensional melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya, sedangkan Bank Syariah tidak menggunakan sistem bunga namun menggunakan sistem bagi hasil. 2 Konsep pengelolaan dana nasabah Pada bank konvensional dana nasabah dikelola dalam bentuk deposito, sedangkan bank syariah mengelola dana nasabah dalam bentuk titipan, dimana nasabah dapat menggunakan dana tersebut kapan pun 3 Kewajiban mengelola zakat Bank syariah mewajibkan nasabahnya untuk membayar, menghimpun, mengadministrasi dan mendistribusikan zakat 4 Struktur organisasi Dalam struktur organisasinya, Bank syariah mengharuskan adanya Dewan Pengawas Syariah, yang bertugas mengawasi segala aktifitas bank agar sesuai dengan prinsip syariah. g Dengan demikian berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut, Bank Konvensional, Bank Syariah, BPR, dan BPR syariah masing- masing melakukan kegiatan usaha yang terpisah dan menciptakan pasar masing-masing h BRI melakukan kegiatan usaha dalam pasar Bank Konvensional dan Bank Syariah melalui anak melalui anak perusahaannya BRI Universitas Sumatera Utara Syariah, sedangkan Bank Agro hanya melakukan kegiatan usaha dalam pasar Bank konvensional i Berdasarkan penjelasan di atas, maka kegiatan usaha yang overlap antara BRI dan Bank Agro yang menjadi fokus penilaian dalam tahap Penilaian Awal ini adalah Bank umum Konvensional; j Selanjutnya terhadap Bank Umum Konvesional, Komisi melakukan penilaian terhadap aspek pasar produk dan pasar geografis. b. Pasar produk 1 Dalam menentukan pasar produk Tim mengacu kepada Peraturan Komisi Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Penerapan Pasal 1 Angka 10 Tentang Pasar Bersangkutan Berdasarkan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ”Pedoman Pasar Bersangkutan” 2 Berdasarkan pedoman tersebut Tim menganalisis unsur-unsur sebagai berikut: a Indikator Harga: harga produk yang berbeda-beda secara signifikan mengindikasikan pasar produk yang terpisah dan tidak saling substitusi; b Karakteristik dan Kegunaan Produk: produk perbankan yang memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda tidak saling mensubstitusi produk perbankan lainnya Universitas Sumatera Utara 3 Berdasarkan UU Perbankan, produk bank terdiri dari 1 simpanan, dana yangdipercayakan masyarakat kepada bank, dan 2 kredit, penyediaan uang yang diberikan kepada pihak peminjam dan mewajibkan pihak peminjam untuk membayar dalam jangka waktu, dan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan 4 Berdasarkan UU Perbankan, simpanan terbagi atas: a Tabungan, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu dan tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan cek; b Giro, yaitu simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikan giro dapat dilakukan setiap saat dengan cek, pemindah bukuan, atau sarana perintah pembayaran lainnya; c Deposito berjangka, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank bersangkutan 5 Berdasarkan penelitian komisi, setiap produk dalam kategori simpanan merupakan pasar produk yang terpisah antar satu dengan yang lain, berdasarkan: a Harga, dimana suku bunga yang ditetapkan oleh bank untuk setiap produk tabungan, giro, dan deposito berjangka berbeda- beda; Universitas Sumatera Utara b Waktu penarikan, dimana waktu penarikan untuk setiap produk tabungan, giro, dan deposito berjangka berbeda-beda, dimana: 1 waktu penarikan giro dapat dilakukan setiap saat dengan cek dan atau sarana alat penarikan lainnya, serta pemindahbukuan; 2 waktu tabungan dapat dilakukan berdasarkan syarat tertentu, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek; 3 waktu deposito berjangka hanya dapat ditarik dengan waktu tertentu yang telah disepakati antara penyimpan dan bank 6 Berdasarkan UU Perbankan, produk kredit terbagi: a Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada peminjam berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang diperuntukkan untuk investasi; b Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada peminjam berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang diperuntukkan sebagai modal kerja; c Kredit konsumsi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada peminjam berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang diperuntukkan untuk konsumsi. 7 Berdasarkan penelitian Komisi, setiap produk dalam kategori kredit merupakan pasar yang berbeda antar satu dengan yang lain, berdasarkan: Universitas Sumatera Utara a Harga, dimana suku bunga yang ditetapkan oleh bank untuk kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi berbeda-beda; b Waktu kredit, dimana waktu yang ditetapkan bank kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi berbeda-beda; c Kegunaan, dimana setiap produk kredit memiliki kegunaan yang berbedabeda. 8 Berdasarkan penilaian di atas maka terdapat 6 enam pasar produk yang akan dianalisis dalam proses pengambilalihan Bank Agro oleh BRI ini yaitu pasar tabungan, pasar giro, pasar deposito, pasar kredit investasi, pasar kredit modal kerja, dan pasar kredit konsumsi 9 Selain analisis pasar produk tersebut di atas, Komisi juga menilai pasar produk dapat terbagi atas: 1 Retail Banking dan 2 Corporate Banking yang secara kegunaan, karakteristik, dan harga merupakan pasar yang terpisah antara satu sama lainnya. 10 Retail Banking antara lain terbagi atas tabungan, deposito, kartu pembayaran, Kredit Pemilikan Rumah KPR, dan produk-produk investasi yang masingmasing bisa jadi merupakan pasar produk yang berdiri sendiri dan terpisah satu sama lainnya. 11 Dalam hal ini, maka produk tabungan dari Bank Syariah, BPR dan BPR Syariah merupakan substitusi terhadap produk tabungan dari Bank Umum Konvensional sehingga pasar produk tabungan lebih Universitas Sumatera Utara luas lagi dibandingkan dengan analisis awal yang hanya terbatas pada prduk tabungan pada Bank Umum Konvensional. 12 Hal yang sama juga bisa terjadi untuk produk KPR, dimana produk yang sama dari Bank Syariah bisa menjadi substitusi untuk KPR dari Bank Umum Konvensional sehingga pasar untuk KPR bisa melibatkan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah. 13 Corporate Banking merupakan pelayanan yang diberikan kepada nasabahnasabah perusahaan sehingga merupakan pasar terpisah dari Retail Banking yang pelayanannya diberikan kepada nasabah individual. 14 Corporate Banking antara lain terbagi atas tabungan, giro, deposito, kredit investasi, kredit modal kerja, transaksi pembayaran, dokumentasi kredit, dan pembayaran internasional yang masing- masing kemungkinan bisa menjadi pasar terpisah dan berdiri sendiri. 15 Dalam hal Corporate Banking, kecil kemungkinan Bank Syariah dan BPR konvensional maupun syariah dapat menjadi susbtitusi terhadap Bank Umum dalam menyediakan layanan Corporate Banking. 16 Untuk keperluan analisis ini, Komisi tidak secara konklusif menetapkan pasar produk yang definitif diantara semua kemungkinan pasar produk yang ada, mengingat pangsa pasar nasional dari Bank Agro yang sangat kecil sehingga akan berdampak sangat lemah pada pasar produk mana pun. Universitas Sumatera Utara c. Pasar geografis 1 Berdasarkan Pedoman Pasar Bersangkutan, Tim melakukan analisi terhadap kebijakan perusahaan, biaya transportasi, lamanya perjalanan, tarif dan peraturan-peraturan yang membatasi lalu lintas perdagangan antar kotawilayah pemasaran untuk menentukan pasar geografis 2 Berdasarkan penelitian Komisi, diketahui Bank menetapkan kebijakan atas produk-produk bank secara terpusat oleh Kantor Pusat. Kantor Cabang tidak memiliki kewenangan dalam menentukan produk yang ditawarkan kepada masyarakat. 3 Biaya Transportasi dan lama perjalanan tidak dianalisis karena produk dalam Penilaian Awal ini adalah produk jasa, sehingga variabel-variabel tersebut tidak relevan untuk dianalisis. 4 Penelitian Komisi juga tidak menemukan peraturan yang membatasi wilayah pemasaran produk-produk bank umum konvensional untuk ditawarkan diseluruh wilayah Indonesia. 5 Dengan demikian, pasar geografis dalam tahap Penilaian Awal proses pengambilalihan Bank Agro oleh BRI adalah seluruh Indonesia. 6 Namun demikian dari sisi konsumen, khususnya terhadap produk- produk Retail Banking, pasar geografis bisa jadi sangat sempit daripada pasar geografis untuk produk-produk Corporate Banking. Universitas Sumatera Utara 7 Pasar geografis Retail Banking kemungkinan hanya terbatas pada satu kotakabupaten saja atau mungkin lebih kecil lagi yaitu pada wilayah kecamatan. 8 Hal ini bisa terjadi karena nasabah Retail Banking, misalnya untuk produk tabungan, tidak mungkin melakukan perjalanan ke luar kota hanya untuk membuka tabungan. Sehingga pasar geografis tabungan adalah sebatas pada di mana nasabah tersebut berdomisili. 9 Namun demikian, dengan melihat kemungkinan-kemungkinan pasar geografis tersebut, untuk keperluan analisis ini, Komisi tidak secara konklusif menetapkan pasar geografis yang definitif diantara semua kemungkinan pasar geografis yang ada, mengingat pangsa pasar nasional dari Bank Agro yang sangat kecil sehingga akan berdampak sangat lemah pada pasar geografis mana pun pasca akuisisi. d. Pangsa Pasar Pangsa pasar adalah presentase nilai jual atau nilai beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai oleh pelaku usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun kalender tertentu. Dalam upaya mendapatkan data dengan akurat dan valid terkait pangsa pasar, KPPU meminta pelaku usaha untuk mengisi persentase pangsa pasar dalam formulir pra notifikasinya. Apabila perusahaan yang pengambilalihan saham memberikan data pangsa pasarnya dan KPPU sependapat dengan penentuan pasar bersangkutannya, maka data Universitas Sumatera Utara pangsa pasar dari perusahaan perbankan tersebut sudah cukup dapat dijadikan dasar perhitungan konsentrasi pasar. 153 KPPU dalam menganalisa pangsa pasar PT. Bank Agro dan PT. BRI persero sebagai berikut: 154 1 Pangsa pasar aset PT. Bank Agro dan PT. BRI persero berdasarkan total aset Nasional tahun 2009 dari data Bank Indonesia: Pangsa pasar aset PT. Bank Agro dan PT. BRI persero No Total Aset Nasional Rp2.534.104.000 Pangsa Pasar 1 Jlh Aset BRI Rp316.947.006 12,51 2 Jlh Aset Agro Juta Rp 2.981.969 0,12 Sumber: Laporan KPPU Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank Agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VI tentang Pasar Bersangkutan 2 Pangsa pasar tabungan, pangsa pasar giro, pangsa pasar deposito, pangsa pasar kredit investasi, pangsa pasar kredit modal kerja, pangsa pasar kredit konsumsi dari data kredit dan simpanan sebanyak 113 seratus tiga belas Bank Umum berdasarkan data Bank Indonesia pbher bulan Juni tahun 2010: a Pangsa pasar tabungan untuk tabungan Bank Agro dan Bank BRI No Total Tabungan Rp.594.821.686 Pangsa Pasar 1 Tabungan BRI Rp.45.265.113 17,19 2 Tabungan Agro Rp.149.445 0,09 153 Lina Rosmiati, Op.Cit, hlm 45 154 Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VI tentang Pasar Bersangkutan Universitas Sumatera Utara Sumber: Laporan KPPU Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank Agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VI tentang Pasar Bersangkutan b Pangsa pasar giro untuk Bank Agro dan Bank BRI: Total Giro juta Rp.513.309.207 Pangsa Pasar Giro BRI juta Rp.45.265.113 8,82 Giro Bank Agro juta Rp.444.277 0,09 Sumber: Laporan KPPU Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank Agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VI tentang Pasar Bersangkutan c Pangsa pasar deposito untuk Bank Agro dan BRI No Total Deposito juta Rp.938.421.953 Pangsa Pasar 1 Deposito BRI juta Rp.108.644.028 8,82 2 Deposito Agro juta Rp.444.277 0,09 Sumber: Laporan KPPU Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank Agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VI tentang Pasar Bersangkutan d Pangsa pasar investasi untuk Bank Agro dan BRI: No Total Investasi juta Rp.326.885.125 Pangsa Pasar 1 Investasi BRI juta Rp.30.513.873 9,33 2 Investasi Bank Agro juta Rp.581.849 0,18 Sumber: Laporan KPPU Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank Agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VI tentang Pasar Bersangkutan e Pangsa pasar modal kerja untuk Bank Agro dan BRI: No Total Modal Kerja juta Rp.735.439.953 Pangsa Pasar 1 Modal Kerja BRI Rp.85.289.656 15,01 2 Modal Kerja Bank Agro juta Rp.766.734 0,10 Sumber: Laporan KPPU Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank Agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VI tentang Pasar Bersangkutan Universitas Sumatera Utara f Pangsa pasar konsumsi untuk Bank Agro dan BRI: No Total Konsumsi juta Rp.478.993.650 Pangsa Pasar 1 Konsumsi BRI Rp.85.289.656 17,81 2 Konsumsi Bank Agro juta Rp.551.044 0,11 Sumber: Laporan KPPU Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank Agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VI tentang Pasar Bersangkutan 3 Penentuan nilai konsentrasi pasar Nilai konsentrasi pasar dapat menunjukkan tingkat persaingan dalam suatu pasarindustri. Nilai konsentrasi dalam suatu pasar dapat dihitung melalui Hirschman Herfindahl Index HHI. HHI dihitung memperhatikan jumlah dan pangsa pasar semua perusahaan yang ada di pasar. HHI dapat dirumuskan sebagai berikut: HHI = Σ �� 2 ,dimana S = pangsa pasar setiap perusahaan di suatu pasar Nilai HHI menghitung ukuran dan distribusi relatif dari perusahaan yang ada di pasar dan mendekati nol ketika suatu pasar memiliki perusahaan yang banyak dan memiliki pangsa pasar yang hampir sama. Nilai HHI akan meningkat jika jumlah dari perusahaan di suatu pasar berkurang, yang ditimbulkan oleh perbedaan pangsa pasar diantara perusahaan yang menjadi semakin besar. Universitas Sumatera Utara KPPU menentukan nilai konsentrasi pasar akuisisi PT.Bank Rakyat Indonesia,Tbk dan PT.Bank Agroniaga: 155 a Nilai HHI untuk Pasar Tabungan: Per Bulan Juni Tahun 2010 Pra Akuisisi Post Akuisisi 1211 1212 b Nilai HHI untuk Pasar Giro: Per Bulan Juni Tahun 2010 Pra Akuisisi Post Akuisisi 588 590 c Nilai HHI untuk Pasar Deposito Per Bulan Juni Tahun 2010 Pra Akuisisi Post Akuisisi 574 579 d Nilai HHI untuk Pasar kredit investasi: Per Bulan Juni Tahun 2010 Pra Akuisisi Post Akuisisi 806 809 155 Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VII tentang Pangsa Pasar dan Konsentrasi Pasar Bersangkutan Universitas Sumatera Utara e Nilai HHI untuk Pasar Kredit Modal Kerja: Per Bulan Juni Tahun 2010 Pra Akuisisi Post Akuisisi 671 674 f Nilai HHI untuk Pasar Kredit Konsumsi: Per Bulan Juni Tahun 2010 Pra Akuisisi Post Akuisisi 642 646 g Berdasarkan perhitungan nilai HHI di atas terlihat bahwa tingkat konsentrasi pasar hasil perhitungan KPPU berada di bawah 1800 untuk semua pasar pasar tabungan, pasar giro, pasar deposito, pasar kredit investasi, pasar kredit modal kerja, dan pasar kredit konsumsi; h Bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, terhadap nilai HHI di bawah 1800 setelah dilakukannya akuisisi, maka Komisi menilai tidak terdapat kekhawatiran adanya praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh rencana pengambilalihan saham PT Bank Agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk Universitas Sumatera Utara 2. Hambatan masuk pasar Hambatan masuk pasar artinya mengidentifikasi hambatan masuk pasar entry barrier dalam pasar yang bersangkutan. Apabila di pasar eksistensi entry barrier rendah maka akuisisi cenderung tidak menimbulkan dugaan praktik monopoli, namum dengan eksistensi hambatan masuk pasar yang tinggi berpotensi menimbulkan dugaan praktik monopoli. 156 KPPU menilai hambatan masuk pasar terdiri atas: 1. Hambatan absolut berupa regulasi pemerintah, lisensi pemerintah, hak kekayaan intelektual. 2. Hambatan struktural berupa kondisi penawaran dan permintaan, dalam hal ini misalnya jika incumbent menguasai supply yang diperlukan untuk melakukan produksi misalnya sumber daya alam, perusahaan yang ada menguasai akses terhadap tekonologi tinggi, network effect yang kuat, skala ekonomi, sunk cost yang besar dan biaya yang harus dikeluarkan jika konsumen beralih ke produk lain consumer’sswitching cost yang tinggi. 3 Hambatan berupa keuntungan strategis yang dinikmati oleh incumbent, misalnya first mover advantage, perilaku incumbent yang aggresive terhadap pendatang baru, diferensiasi produk yang banyak, tying dan bundling, atau perjanjian distribusi yang bersifat ekslusif. 157 3. Potensi perilaku anti persaingan Untuk melihat potensi perilaku anti persaingan KPPU melakukan 2 hal, antara lain: 158 156 Irma Devita, Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Menurut UU NO.5 Tahun 1999, Http;www.irmadevita.com, diakses tanggal 25 Maret 2014 157 Aulia Alkausar, Jurnal Persaingan Usaha n Edisi 5-Tahun 2011, hlm 81 158 Ibid., hlm 79-78. Universitas Sumatera Utara a. Tindakan unilateral Akuisisi yang melahirkan satu Pelaku Usaha yang relatif dominan terhadap pelaku usaha lainnya di pasar, memudahkan pelaku usaha tersebut untuk menyalahgunakan posisi dominannya untuk meraih keuntungan dan mengakibatkan kerugian bagi konsumen tindakan unilateral dan Tindakan unilateral dapat dilakukan baik kepada pelaku usaha lainnya yang lebih kecil maupun langsung kepada konsumen secara keseluruhan. Tindakan tersebut berakibat pada terhambatnya persaingan. Indikasinya melalui harga yang tinggi, kuantitas produk yang berkurang, atau menurunnya layanan purna jual. b. Coordinated effect Sebaliknya, akuisisi yang tidak melahirkan Pelaku Usaha dominan di pasar, namun masih terdapat beberapa pesaing signifikan, maka akuisisi tersebut memudahkan terjadinya tindakan anti persaingan secara terkoordinasi. Koordinasi dilakukan dengan pesaingnya, baik secara langsung maupun tidak langsung tindakan kolusif. 4. Efesiensi Jika akuisisi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, maka perlu dilakukan perbandingan antara efisiensi yang dihasilkan dengan dampak anti persaingan yang ditimbulkannya. Jika nilai dampak anti persaingan melampaui nilai efisiensi yang diharapkan setelah akuisisi, maka persaingan yang sehat akan lebih diutamakan dibanding dengan mendorong efisiensi bagi Pelaku Usaha. Persaingan yang sehat baik langsung maupun tidak Universitas Sumatera Utara langsung akan dengan sendirinya melahirkan Pelaku Usaha yang lebih efisien di pasar. Argumen efisiensi harus diajukan oleh Pelaku usaha yang akan melakukan akuisisi dengan menunjukkan perhitungan efisiensi yang dihasilkan oleh akuisisi yang bersangkutan dan keuntungan yang akan dinikmati oleh konsumen sebagai hasil dari efisiensi tersebut. Komisi akan melakukan penelitian secara mendalam terhadap argumen efisiensi yang diajukan oleh pelaku usaha tersebut 159 Berdasarkan dari 4 analisis tersebut dalam akuisisi oleh PT.Bank BRI Persero pada PT. Bank Agroniaga KPPU menilai bahwa akuisisi tersebut tidak mengakibatkan dugaan praktik monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. 160 Akuisisi pada PT. Bank BRI Persero pada PT. Bank Agroniaga memberikan hasil bahwa dampak hukum dari akuisisi perbankan terhadap persaingan usaha yang sehat, yaitu apabila pelaksanaan akuisisi tidak melakukan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat sebagaimana yang dilarang dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat maka, akan terbentuk sinergi yang kuat dan akhirnya memberikan dampak pada sistem perekonomian yang sehat, efisien, tangguh dan mampu bersaing di kancah perekonomian global dan pasar bebas yang semakin ketat. Sebaliknya apabila dalam pelaksanaan akuisisi oleh perusahaan perbankan melakukan perbuatan praktik monopoli dan persaingan 159 Ibid, hlm 81 160 Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor a20110 tentang Pengambilalihan akuisisi PT Bank agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Poin VIII tentang Pendapat Komisi Universitas Sumatera Utara usaha tidak sehat maka perusahaan perbankan lain akan susah untuk memasuki pasar barier entry dan akibatnya akan merugikan perusahaan perbankan lain. Dalam hal apabila pelaku usaha atau perusahaan perbankan melanggar ketentuan sebagaimana didalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 dan dengan tujuan menjaga persaingan usaha yang sehat diberikan sanksi bagi yang melanggarnya. Adapun sanksi hukum pelanggaran dilakukan oleh pelaku usaha perusahaan perbankan yaitu: 161 1. Tindakan Administratif Tindakan administratif yang diberikan kepada pelanggarnya yaitu: a. Dengan menghentikan pembuatan atau pelaksanaan perjanjian yang menyebabkan terjadinya integrasi vertikal yang antara lain dilaksanakan pembatalan perjanjian, pengalihan sebagian perusahaan kepada pelaku usaha lain, atau perubahan bentuk rangkaian produksi yang dilarang oleh ketentuan Pasalperintah kepada pelaku usaha. b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan atau merugikan masyarkat, berupa tindakan tertentu dan bukan kegiatan usaha secarakeseluruhan. c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalagunaan posisi dominan. d. Penetapan pembatalan ataspengambialihan 161 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op.Cit, hlm 67-69. Universitas Sumatera Utara e. Pembayaran ganti rugi kepada pelaku usaha dan kepada pihak lain yang dirugikan f. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,00 satu milliar rupiah dan setinggi-tingginya sebesar Rp 2.500.000.000,00 dua milliar rupiah. 2. Sanksi pidana pokok Sanksi pidana yang diberikan apabila terjadi pelanggaran dari pelaku usaha yang melakukan akuisisi yaitu pidana denda sebesar serendah- rendahnya Rp 1.000.000.000,00 satu milliar rupiah dan setinggi- tingginya sebesar Rp 2.500.000.000,00 dua milliar rupiah ; 3. Sanksi pidana tambahan Di luar saksi pidana pokok Pasal 49 Undang-Undang Nomor Tahun 1999 menetapkan sanksi pidana tambahan dengan menunjuk pada ketentuan Pasal 10 Kitap Undang-Undang Hukum Pidana, terhadap pidana yang dijatuhka pada Pasal 48 yaitu: a. Pencabutan izin usaha b. Larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 untuk menduduki jabatan Direksi dan Komisaris sekurang- kurang dua 2 tahun dan selama-lamanya 5 lima Tahun. c. Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian pihak lain. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi Bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan

0 38 105

SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA PERBANKAN DITINJAU DARI PASAL 46 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 3 13

TESIS PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 3 13

PENDAHULUAN PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 3 19

TINJAUAN PUSTAKA PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 4 43

PENUTUP PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 2 5

Tanggung Jawab Bank Dalam Pemberian Kredit Dengan Jaminan Tanah Dihubungkan Dengan Prinsip Kehati-hatian Didasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Dan Undang-undang Nomor 4 Tahun

0 0 20

Pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi Bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan

0 0 31

ABSTRAK AKUISISI PADA PERUSAHAAAN PERBANKAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAAN TERBATAS DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 JUNCTO UNDANG-UNDANG No.10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN

0 0 10

Tipologi Kejahatan Perbankan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan - POLSRI REPOSITORY

0 0 9