2. Kegunaan praktis
Akuisisi pada perusahaan perbankan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Jo. Undang-Undang tentang Perbankan dan Undang-Undang
Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat menjadi bahan masukan terhadap akademisi, mahasiswa dan para praktisi hukum.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penulisan yang ada, penulisan mengenai “Akuisisi pada Perusahaan Perbankan ditinjau dari UU No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU no.7 Tahun 1992 Jo. UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.” tidak ada di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Adapun judul-judul yang berkaitan dengan judul skripsi ini adalah “ Tinjauan Duty Loyalty Direksi dan Dewan Komisaris dalam Undang-
Undang N0 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang ditulis oleh Dani Syahputra Tahun 2007 , Kedudukan dan Kewenangan RUPS Menurut Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Study Kasus PT. Victor Jaya Raya yang ditulis oleh Annisa F Harahap Tahun 2005, Tinjauan Yuridis
Pemberian Pinjaman Kredit Kepada Pengusaha Kecil Ditinjau dari Undang- Undang Perbankan No 10 Tahun 1998 yang ditulis oleh oleh Anita Silitonga
Tahun 1997, dan Kajian Yuridis Pemberian Kredit Mikro Tanpa Agunan Berdasarkan Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No 7 Tahun 1999 tentang Perbankan Studi Pada Pemberian Kredit Peduli Usaha Mikro KPUM SUMUT Sejahtera Pada PT Bank Sumut” yang
ditulis oleh Dini Novrina Tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, jika dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai oleh penulisan skripsi ini maka, dapat disimpulkan bahwa apa yang ada
didalam skripsi ini adalah asli dari karya penulis sendiri dan bukan hasil jiplakan dari skripsi orang lain, dan dimana diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar
dan praktisi, referensi, buku-buku, makalah-makalah dan bahan-bahan seminar, serta media cetak berupa koran-koran, media elektronik seperti internet serta
bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan terbuka. Semua ini adalah merupakan impliksi dari proses penemuan
kebenaran ilmiah, sehingga hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan kebenaran secara ilmiah.
E. Tinjauan Pustaka
Peran bank yang strategis sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat dalam rangka menunjang perekonomian nasional perlu didorong
memperkuat dirinya dalam berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut yaitu akuisisi. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007
menggunakan istilah “pengambilalihan” perusahan sedangkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Jo.Undang-Undang 10 Tahun 1998 menggunakan istilah
“Akuisisi”. Istilah “akuisisi” berasal dari bahasa inggris “acqustion” yang dalam bahasa inggris artinya sering disebut dengan istilah “take over”.
11
11
Ibid., hlm 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan atau Peleburan,
Pengambilalihan Perseroan Terbatas mengartikan akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengambilalih perusahaan baik seluruh ataupun sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Jo.Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 Ayat 27 menyebutkan akuisisi adalah pengambialihan
kepemilikan suatu bank Peraturan Pemerintah Nomor 28 mengartikan akuisisi adalah mengartikan akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap bank. Kemudian Pasal 1 angka 3 PP 57 Tahun 2010 Tentang Penggabungan atau Peleburan, dan Pengambilalihan
Badan Usaha yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha yang Tidak sehat “Akuisisi adalah sebagai perbuatan hukum
yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mengambilalih saham badan usaha yang mengakibatkan beralihnya pengendalian saham atas badan usaha”.
Berdasarkan defenisi tersebut maka dapat ditarik beberapa unsur akuisisi yang harus dilakukan oleh suatu perbankan:
1. Akuisisi adalah suatu perbuatan hukum
2. Pelaku akuisisi adalah orang atau badan hukum jika akuisisi dilakukan
perbankan maka Perusahaan Perbankan 3.
Akuisisi dapat mengakibatkan peralihan pengendalian atas suatu bank yang diambilalih.
Bank sebagai lembaga perbankan memegang inti dari sistem keuangan negara Indonesia. Dengan melakuakan akuisisi diharapkan memberikan dampak
positif pada nilai keuangan dan nilai perusahaan. Perbankan secara yuridis dalam Undang-Undang perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
Universitas Sumatera Utara
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses melaksanakan kegiatannya. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat keuangan bagi
orang perorangan, badan-badan usaha negara, badan usaha swasta dan lembaga- lembaga pemerintahan dan dana-dana yang dimilikinya. Bank juga merupakan
pelaku usaha yang artinya setiap orang perorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum negara reppublik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melakukan kegiatan ekonomi.
12
Perbankan mempunyai posisi untuk melayani pembiayaan serta melancarkan pembayaran bagi sektor perekonomian. Menurut Pasal 1 angka 1
Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 : “Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Munir Fuady menyatakan : “Hukum perbankan adalah serangkaian dalam bentuk peraturan perundang-
undangan, yurispundensi, doktrin, dan lain-lain sumber hukum yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek
kegiatanya setiap hari, rambu-rambu yang yang harus dipenuhi bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban tugas, dan tanggung jawab
para pihak yang tersangkut dalam bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain-lain yang
dilakukan oleh perbankan itu tersebut”.
13
Dalam melakukan akuisisi suatu perusahaan perbankan harus memperhatikan para pihak yang berbenturan kepentingannya dalam pelaksanaan
12
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op.Cit, hlm 11.
13
Munir Fuady. Hukum Perbankan Modern Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1999, hlm 14.
Universitas Sumatera Utara
akuisisi tersebut. Para pihak yang dimaksud adalah pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan sering disebut dengan istilah stakeholder. Dalam buku
Cultivating Peace, Ramizes mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder ini, menurut Freeman sebagai kelompok atau individu yang dapat
mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu, sedangkan Biset secara singkat mendefenisikan stakeholder adalah orang dengan
suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan, dari segi posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.
14
Selanjutnya akuisisi perbankan juga harus memperhatikan persaingan usaha yang sehat agar tidak merugikan masyarakat dan negara. Yang berarti tidak
melakukan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat. Praktik monopoli merupakan pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang
mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat
merugikan kepentingan umum, dan persaingan usaha tidak sehat yaitu persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi danatau pemasaran
Pemangku kepentinganStakeholder dalam pelaksanaan akuisisi perusahaan perbankan yaitu Pemangku Kepentingan internal
dan pemangku kepentingan eksternal. Pemangku kepentingan internal yakni pemegang saham, dewan komisaris, direksi dan pemangku kepentingan eksternal
yakni pemerintah, masyarakat, kreditur, dan debitur.
14
Erik Pujianto, Pengantar Hukum Bisnis, Httpwww.belajarbarengerik2012_11_01aerchive, diakses tanggal 2 Februari 2014
Universitas Sumatera Utara
barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
15
Pelaku usaha sebagaimana yang dimaksud dalam praktik monopoli merupakan setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik
sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi. Jadi, Perusahaan Perbankan sebagai badan
usaha adalah pelaku usaha.
16
F. Metode Penelitian