Latar Belakang Final Laporan Pragis New

ii Ringkasan Kajian Prakarsa Strategis Sub Bidang Politik Dalam Negeri “Pembangunan Politik di Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru” Abstrak Kenyataan di Indonesia bahwa selama ini pembangunan lebih difokuskan terhadap sektor ekonomi dan infrastruktur. Hal ini menyebabkan pembangunan dimensi lain yang lebih kualitatif seperti pembangunan sosial, politik, dan lainnya belum diperhatikan. Padahal dewasa ini paradigma pembangunan di dunia sudah lintas disiplin dan multi isu untuk menjawab permasalahan pembangunan yang semakin kompleks. Di Indonesia tidak diakomodasinya perencanaan pembangunan sosial dan politik untuk mengiringi prioritas pembangunan ekonomi dan infrastruktur menyebabkan konflik sumber daya ekonomi, politik, pendidikan, SARA, dll secara vertikal maupun horisontal dan melemahnya wibawa pemerintah. Atas dasar inilah kajian ini perlu dibuat agar pembangunan politik dapat disinergikan dengan arah prioritas pembangunan di Indonesia. Penelitian ini memilih 6 daerah sebagai lokus penelitian, yaitu Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau, Kota Bontang di Provinsi Kalimantan Timur, Kota Bitung di Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Kutai Timur di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Pulau Morotai di Provinsi Maluku Utara, serta Kabupaten Lombok Tengah di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

1. Latar Belakang

Sesuai amanat UU No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025, pembangunan nasional lima tahun mendatang difokuskan pada upaya pencapaian daya saing perekonomian yang kompetitif berlandaskan keunggulan sumber daya alam yang ada, dan sumber daya manusia berkualitas, serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Pada pembangunan bidang politik, visi jangka panjang sampai dengan tahun 2025 adalah terwujudnya demokrasi yang terkonsolidasi yang dicapai secara bertahap dan terencana. Pada RPJMN 2015-2015 pelembagaan nilai-nilai demokrasi diperkuat dengan menitik beratkan pada prinsip toleransi, nondiskriminasi dan kemitraan dengan penguatan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Pembangunan demokrasi dan pembangunan ekonomi selayaknya menghasilkan sebuah korelasi positif satu sama lainnya, seperti lazimnya terjadi di negara- negara demokrasi yang sudah mapan di berbagai belahan dunia, apakah di negara- negara Eropa dan Skandinavia, maupun di negara-negara demokrasi baru di Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan. Kualitas demokrasi, kualitas manusia dan kemakmuran ekonomi berada pada garis linear, saling memperkuat satu sama lainnya. Di Indonesia keterkaitan demokrasi dan ekonomi masih merupakan hal yang problematik, bahkan seringkali tidak sejalan di sejumlah daerah. Indeks Demokrasi Indonesia IDI, misalnya menunjukkan, bahwa provinsi yang secara ekonomis berada di bawah rata-rata nasional, ternyata memiliki angka IDI yang sangat tinggi, seperti Nusa Tenggara Timur NTT. Demikian pula sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata tidak selalu membawa sebuah provinsidaerah menjadi makin demokratis. Di samping kehidupan demokratis itu sendiri merupakan tuntutan yang tidak terelakkan dari pembangunan nasional, karena merupakan amanat konstitusi, demokrasi terkonsolidasi diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dan permanen yang positif pada pembangunan seluruh bidang kehidupan masyarakat luas. Dewasa ini, Pemerintah sedang melakukan upaya untuk mewujudkan pemerataan pembangunan ekonomi dengan mendorong munculnya pusat-pusat iii pertumbuhan di luar Pulau Jawa. Selain untuk melaksanakan tugas negara untuk menciptakan proses distribusi kekayaan ekonomi kepada semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia, perwujudan pusat-pusat pertumbuhan baru juga sangat penting untuk menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pada gilirannya hal ini diharapkan dapat menguatkan daya saing perekonomian bangsa Indonesia di kawasan regional maupun di tingkat global. Pusat-pusat pertumbuhan baru, selain dapat menjadi pemicu kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi masyarakat, diharapkan juga menjadi pelopor di wilayah masing-masing dalam upaya memelihara kebebasan sipil yang tinggi, meningkatkan kapasitas lembaga demokrasi dan menguatkan penerapan hak-hak politik warga. Pembangunan politik dan pertumbuhan ekonomi diharapkan berkorelasi positif. 1.2. Tujuan Dengan memperhatikan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka tujuan pelaksanaan kajian prakarsa ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji keterkaitan pembangunan aspek-aspek demokrasi dan kesejahteraan di daerah-daerah pusat pertumbuhan baru di Indonesia. 2. Mengetahui permasalahan dan kendala pembangunan politik di pusat- pusat pertumbuhan baru. 3. Mengkaji potensi-potensi yang perlu dikembangkan lebih jauh bagi pembangunan demokrasi di pusat-pusat pertumbuhan baru.

2. Sasaran