KELUARAN Hasil dari kegiatan kajian prakarsa ini adalah tersusunnya laporan hasil kajian

3 nasional yang lebih baik dan terintegrasi, khususnya bagi perwujudan konsolidasi demokrasi dalam kaitannya dengan perwujudan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. 1.3 RUANG LINGKUP Ruang lingkup kajian prakarsa ini antara lain: 6. Mengumpulkan data dan informasi terkait berbagai masalah dan potensi pembangunan politik di Pusat-pusat Pertumbuhan Baru; 7. Mengumpulkan data dan informasi terkait berbagai aspek pembangunan demokrasi dan pembangunan ekonomi di Pusat-pusat Pertumbuhan Baru; 8. Melakukan pertemuan koordinasikonsinyasiFGD dan lain-lain, dengan berbagai pihak yang relevan, termasuk mitra kerja, untuk rekonsiliasi data, serta klarifikasi informasi capaian pelaksanaan kegiatanprogram terkait pembangunan politik di Pusat-pusat Pertumbuhan Baru; 9. Melakukan observasi pada daerah-daerah yang diidentifikasikan sebagai Pusat-pusat Pertumbuhan Baru di Indonesia; 10. Menyusun laporan kajian prakarsa dan rekomendasi.

1.4. KELUARAN Hasil dari kegiatan kajian prakarsa ini adalah tersusunnya laporan hasil kajian

terhadap pembangunan politik di Pusat-pusat Pertumbuhan Baru. Laporan kajian ini akan digunakan untuk: a. Bahan penyusunan dan masukanumpan balik dalam perencanaan programkegiatan pembangunan politik pada tahun-tahun mendatang, terutama di Pusat-pusat Pertumbuhan; b. Masukan berkenaan dengan efektivitas programkegiatan dalam mencapai targetsasaran pembangunan politik, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pusat-pusat Pertumbuhan Baru 1.5. METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam kajian prakarsa di Pusat-pusat Pertumbuhan Baru meliputi hal, yaitu: metode, kajian, sumber data, dan analisis data: 5. Metode Kajian 4 Metode yang digunakan dalam kajian prakarsa ini adalah metode deskriptif eksplanatif karena hendak memberikan gambaran dan penjelasan tentang pembangunan politik di Pusat-pusat Pertumbuhan Baru. Hasil kajian dikomparasikan dengan dokumen perencanaan bidang politik untuk mengetahui tingkat efektivitas dari pelaksanaan pembangunan politik di daerah tertentu. 6. Sumber Data Sumber data terdiri atas dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari: d. Wawancara langsung kepada para pihak yang berkepentingan Pokja Demokrasi yang terkait dengan IDI di Provinsi, para akademisiahli, tokoh agamaadat; e. Melalui Focused Group Discussion FGD untuk rekonsiliasi data, serta klarifikasi informasi tentang capaian berbagai indikator yang ditetapkan dari berbagai sumber; f. Melakukan pengamatan observasi di beberapa daerah yang dikategorikan sebagai Pusat-pusat Pertumbuhan Baru. Sedangkan data sekunder, diperoleh dari : a. Dokumen-dokumen perencanaan, yaitu RPJPN 2005-2025, RPJMN III 2015 – 2019 dan RKP Tahun 2015 dan 2016, serta sumber-sumber dokumen hasil pelaksanaan pembangunan politik dan demokrasi; b. Data hasil pembangunan di Pusat-pusat Pertumbuhan Baru c. Evaluasi terhadap skor IDI di Provinsi dan analisis terhadap pembangunan politik di daerah Pusat-pusat Pertumbuhan Baru berdasarkan pencapaian skor tersebut Penelitian ini memilih 6 daerah sebagai Pusat-pusat Pertumbuhan Baru sebagai lokus penelitian, yaitu: 1 Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau; 2 Kota Bontang di Provinsi Kalimantan Timur; 3 Kota Bitung di Provinsi Sulawesi Utara; 4 Kabupaten Kutai Timur di Provinsi Kalimantan Timur; 5 Kabupaten Pulau Morotai di Provinsi Maluku Utara, dan 6 Kabupaten Lombok Tengah di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pemilihan daerah-daerah tersebut didasari oleh beberapa faktor, antara lain: 1 daerah yang sudah lebih dahulu dirancang kebijakan pembangunannya 5 dan kini telah maju secara ekonomi karena ditopang oleh sektor industri, dan telah berkembang menjadi pusat pertumbuhan di regional sekitar daerah tersebut. Dua daerah yang mewakili alasan tersebut adalah Kota Batam dan Kota Bontang; 2 daerah-daerah yang diproyeksi menjadi Pusat-pusat Pertumbuhan Baru, karena sebelumnya telah ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Empat daerah yang masuk dalam ketegori ini, yaitu: Kota Bitung yang memiliki KEK Bitung, Kabupaten Kutai Timur yang memiliki KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan MBTK, Kabupaten Pulau Morotai yang memiliki KEK Morotai, dan Kabupaten Lombok Tengah yang memiliki KEK Mandalika. Selain kedua faktor di atas, terdapat satu faktor lain yang mendasari pemilihan lokus penelitian tersebut, yaitu 3 kemajemukan komposisi masyarakat di masing-masing daerah, dan persebaran lokasi geografis setiap daerah yang mewakili hampir semua regional di Indonesia. Batam mewakili regional Sumatra, Bontang dan Kutai Timur mewakili regional Kalimantan, Bitung mewakili regional Sulawesi, Morotai mewakili regional Kepulauan Maluku, serta Lombok Tengah mewakili regional Kepulauan Nusa Tenggara. 7. Analisis Data Teknis analisis data yang digunakan dalam kajian prakarsa ini adalah analisis deskriptif kualtitatif dengan pola pendekatan induktif. Analisis ini berdasarkan pada data-data yang diperoleh dari tahap pengumpulan data dengan tujuan untuk mendeskripsikan keadaan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.

1.6. PELAKSANA KEGIATAN