Program Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

RPJMD TTU 2011 – 2015 263

5. Program Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup Pengelolaan Sumber Daya Alam SDA terutama potensi tambang dan kehutanan secara bersamaan dengan upaya pelestarian Lingkungan Hidup LH seringkali memunculkan pandangan dan tafsiran yang ambigu. Di satu sisi, pengelolaan SDA dapat meningkatkan taraf hidup rakyat, namun di sisi lain merusak kelestarian lingkungan hidup. Karena itu, Pemerintah Daerah Kabupaten TTU berupaya memadukan kedua hal tersebut melalui suatu kebijakan yang berpihak pada pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan hidup. Di kabupaten TTU, potensi SDA yang cukup menonjol adalah sumber daya hutan cendana, asam, mahoni, madu dan potensi tambang terutama batu mangan. Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas tambang mangan meningkat secara drastis karena lahan usaha ini menjanjikan keuntungan yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat. Keuntungan yang diperoleh secara instan ini kemudian mendorong masyarakat beramai-ramai menggeluti usaha tambang mangan. Cukup prospektif memang, tetapi konsekuensinya tidak pro lingkungan. Realitanya tak dapat dinafikkan bahwa tambang mangan dapat meningkatkan ekonomi rakyat namun fakta kerusakan lingkungan pada beberapa lokasi tambang pun tak dapat dipungkiri sebagai ekses dari aktivitas tersebut. Berangkat dari pandangan yang demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten TTU menetapkan kebijakan yang mendukung masyarakat untuk mengelola SDA secara optimal tanpa harus mengorbankan lingkungan hidup. Artinya bahwa optimalisasi pengelolaan potensi hutan dan potensi tambang boleh berjalan beriringan dengan rehabilitasi, konservasi, reklamasi atau apapun namanya untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Ini penting dilakukan agar tidak menggangu keseimbangan ekosistem. Dengan demikian, keberlanjutan usaha tetap mendukung keberlangsungan dan kelestarian lingkungan hidup. Khusus untuk pertambangan, Pemerintah Daerah telah melakukan asistensi dengan semua pemangku kepentingan dan mengahasilkan suatu kesepakatan yang kemudian dituangkan dalam suatu produk hukum daerah yang bersifat mengikat. Kesepakatan itu antara lain adalah perlunya 264 RPJMD TTU 2011 – 2015 reklamasi lokasi tambang secara berkala dengan cakupan luas areal tambang tertentu. Kebijakan ini mendukung keberlanjutan kedua kutub yaitu pengelolaan SDA tetap berjalan secara normal dan kelestarian lingkungan pun tetap dipelihara. Keduanya penting untuk hajat hidup orang banyak. Tidak hanya di bidang pertambangan, tetapi juga berlaku untuk pengelolaan hasil hutan yang tidak boleh merusak hutan. Rehabilitasi dan konservasi hutan menjadi keharusan yang mengikuti aktivitas pemanfaatan hasil hutan seperti asam, kayu dan lain sebagainya. Salah satu fokus program ini adalah mengembangkan tanaman cendana yang pernah mengharumkan nama Kabupaten TTU. Upaya ini sekaligus untuk mendukung kebijakan pemerintah provinsi NTT yakni mengembangkan NTT sebagai provinsi cendana.

6. Program Pengembangan Kota Kefamenanu Sebagai Ume Naek – Ume