Program Pengembangan Kawasan Perbatasan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Hak Asasi

266 RPJMD TTU 2011 – 2015 ini antara lain pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK Wini serta menyelaraskan dan mensinergikan program Kota Terpadu Mandiri KTM Ponu yang akan dilakukan dalam periode 2012 – 2015. Kawasan ini memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar namun belum dikelola secara optimal, misalnya potensi kelautan dan perikanan. Secara geopolitik, Pantai Utara berbatasan langsung dengan District Ambeno – RDTL, sebagai pintu utama arus keluar masuk barang, sebagai obyek hiburan serta potensi-potensi alam lainnya yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah. Program ini bersifat lintas sektoral atau program kewilayahan sehingga penanganannya melibatkan banyak SKPD yakni BAPPEDA, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindagkop, Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Nakertrans dan Badan Lingkungan Hidup Daerah. Akan tetapi untuk memudahkan pelaksanaanya, program ini dikontrol oleh Sekber sebagaimana telah dijelaskan pada point 6 di atas.

8. Program Pengembangan Kawasan Perbatasan

Kewenangan daerah kabupaten untuk mengelola kawasan perbatasan sangat terbatas karena sebagian besar kewenangan pengelolaannya masih berada di tangan pusat. Kendati demikian, Kabupaten TTU tetap memprioritaskan pengembangan kawasan perbatasan sebagai kawasan strategis daerah. Kawasan perbatasan yang dimaksud adalah kecamatan- kecamatan yang berbatasan langsung dengan District Oecusse RDTL. Dalam konteks ini, Pemerintah Kabupaten TTU memandang perbatasan sebagai halaman depan NKRI yang perlu ditata sedemikian rupa agar tampak menarik yang diindikasikan oleh potret masyarakat perbatasan yang sejahtera dan dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai. Program ini penting sebagai dukungan terhadap kebijakan nasional dan Provinsi NTT untuk memajukan rakyat perbatasan yang masih tertinggal. Ukuran keberhasilan pembangunan kawasan perbatasan ini ditandai dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan, meningkatnya perekonomian, pendidikan dan kesehatan masyarakat perbatasan. Program ini adalah program kewilayahan yang ditangani oleh RPJMD TTU 2011 – 2015 267 beberapa SKPD karena biayanya melekat pada SKPD yang bersangkutan, namun secara operasional terdapat wadah yang berfungsi untuk merencanakan, mengendalaikan dan mengevaluasi pelaksanaannya.

9. Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Hak Asasi

Manusia Persoalan gender telah menjadi isu global yang menarik perhatian publik. Kesenjangan gender, terutama di Indonesia telah lama didengungkan, diwacanakan dan menjadi bahan diskusi publik. Khusus untuk Kabupaten TTU, persoalan ini pun sudah menjadi perhatian banyak kalangan termasuk pemerintah daerah. Kendati demikian, problema seputar kesenjangan gender tersebut tidak kunjung selesai. Sebagian masyarakat TTU masih me- nomordua-kan perempuan dalam banyak aspek. Hal ini masih terus berlangsung karena menguatnya budaya patrimonial yang menempatkan kaum hawa sebagai prioritas kedua setelah laki-laki. Terhadap fenomena ini, Pemerintah Daerah berupaya menempatkan perempuan sejajar dan setara dengan laki-laki dalam banyak hal. Untuk mewujudkannya, perlu ditetapkan kebijakan pembangunan yang pro gender, di mana perempuan diberi ruang yang sama dengan laki-laki untuk turut ambil bagian dalam berbagai aspek. Tentu tidak mudah untuk mengubah tradisi sebuah komunitas, tetapi kebijakan ini diharapkan mampu memberikan perubahan mindset kepada semua pihak termasuk masyarakat umum untuk memahami bahwa perempuan itu sama dan sejajar dengan laki- laki. Program ini dihadirkan sebagai jawaban atas problema tersebut. Selain memberi ruang yang luas kepada perempuan untuk bersekolah, bekerja, mendapat pelayanan pemerintahan, pemerintah daerah juga memberikan pencerahan kepada publik guna mengikis kebiasaan me-nomor dua-kan perempuan. Terbukti bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tak kalah hebat bahkan melampui kemampuan laki-laki dalam banyak bidang. Pemerintah berupaya untuk memberdayakan perempuan, melindungi hak sosial dan hak politik perempuan termasuk perlindungan dari tindak kekerasan. Terkait dengan KDRT, perlindungan Hak Asasi Manusia HAM 268 RPJMD TTU 2011 – 2015 pun menjadi prioritas, tidak hanya terbatas pada kekerasan terhadap perempuan dan anak tetapi cakupannya lebih luas yakni kekerasan dalam bentuk apapun, terhadap siapa pun. Untuk hal ini, perlu dilakukan aksi terpadu yang menentang pelanggaran HAM.

10. Program Peningkatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur