268 RPJMD TTU 2011
– 2015
pun menjadi prioritas, tidak hanya terbatas pada kekerasan terhadap perempuan dan anak tetapi cakupannya lebih luas yakni kekerasan dalam
bentuk apapun, terhadap siapa pun. Untuk hal ini, perlu dilakukan aksi terpadu yang menentang pelanggaran HAM.
10. Program Peningkatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur
Daerah
Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjawab persoalan keterbatasan infrastruktur daerah yang masih tertinggal. Hingga saat ini masih banyak
kampung dan dusun yang masih terisolasi. Pembangunan jalan dan jembatan diarahkan untuk membuka isolasi fisik tersebut sekaligus memperlancar arus
transportasi dari dan ke suatu wilayah. Dengan ketersediaan jalan dan jembatan yang memadai, arus pergerakan orang dan barang akan menjadi
lancar, dan hal ini akan mendongkrak geliat ekonomi masyarakat. Masyarakat akan menjadi mudah menjangkau wilayah tertentu yang menjadi sasaran
pemasaran hasil produksinya. Secara tidak langsung, pembangunan infrastruktur memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian
masyarakat serta
akses masyarakat
untuk mendapatkan
layanan pemerintahan yang memadai. Fokus dari kebijakan ini adalah untuk
memperluas aksesibilitas masyarakat akan berbagai pelayanan serta pemerataan pembangunan pada bagian-bagian wilayah yang masih
terpinggirkan. Sementara
pembangunan utilitas
lingkungan ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Persoalan utilitas lingkungan
seperti perumahan layak huni, listrik, sarana prasarana telekomunikasi dan informatika, jaringan air bersih menjadi kebutuhan masyarakat yang tak
terelakkan. Di samping itu, pembangunan infrastruktur daerah lainnya seperti jaringan irigasi pun tentu berdampak pada pemberdayaan ekonomi
rakyat. Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi dapat memudahkan mobilisasi orang dan barang sehingga dapat memperlancar aktivitas
ekonomi.
RPJMD TTU 2011 – 2015
269
11. Program Penguatan Otonomi Desa
Implementasi otonomi desa telah berjalan kurang lebih 1 satu decade, sejak terbitnya kebijakan pemberlakuan otonomi daerah secara luas.
Kebijakan untuk menempatkan desa sebagai level pemerintahan yang otonom merupakan bagian integral dari pengembangan demokrasi terutama
di ranah lokal secara sehat. Artinya bahwa dengan memberlakukan otonomi desa maka rakyat desa memiliki hak untuk mengatur dan mengurus sendiri
rumah tangga desanya, yang juga menjadi hakekat dari demokrasi yakni adanya ruang kebebasan dan partisipasi bagi rakyat untuk berekspresi dalam
politik dan bidang lainnya. Kendati telah berjalan cukup lama, pelaksanaan otonomi desa di
Kabupaten TTU belum menampakkan hasil yang signifikan. Kemajuan dari otonomi desa tersebut sangat minim, bahkan memunculkan problema serius
yang harus ditangani secara serius pula. Persoalan pokok yang mewarnai pelaksanaan otonomi asli ini adalah kurangnya kapasitas fiscal dan kapasitas
penyelenggaran pemerintahan desa. Hal ini tercermin dari minimnya PADes serta kualitas SDM penyelenggara pemerintahan desa yang juga masih
rendah. Karena
itu, Pemerintah
Daerah bertekad
untuk memajukan
penyelenggaraan otonomi desa dengan memberikan Alokasi Dana Desa ADD yang memadai untuk menjawab kebutuhan pembangunan desa serta
meningkatkan kapasitas SDM aparatur dengan melakukan bimbingan teknis, pendampingan dan lain sejenisnya. Selama ini ADD untuk semua desa di
Kabupaten TTU rata-rata 100 juta rupiah akan ditingkatkan sesuai kemampuan keuangan daerah. Penguatan APBDes ini dirancang khusus
untuk pembangunan bidang pertanian dan tidak dimanfaatkan untuk belanja pegawai.
Program turunan dari program ini disebut Desa Mandiri Cinta Petani SARI TANI. Dengan program ini, pemerintah dan rakyat desa dapat
merencanakan dan melaksanakan sendiri pembangunan desanya sesuai kebutuhan prioritas di bidang pertanian. Fokus utamanya adalah untuk
pemberdayaan ekonomi kelompok tani sesuai dengan aspirasi kelompok tani serta potensi dan karakteristik wilayah. Dalam pelaksanaannya, akan
diterbitkan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan agar anggaran ini benar-benar tepat sasaran, yakni untuk pengembangan pertanian sebagai
270 RPJMD TTU 2011
– 2015
salah satu manifestasi dari spirit Gerakan Cinta Petani. Secara linier, gebrakan ini searah sekaligus mendukung program Desa Mandiri Anggur Merah
Provinsi NTT dan PNPM Mandiri Pedesaan. Selain SARI TANI, penguatan kapasitas SDM aparatur pun akan dilakukan
dengan pendampingan dan bimbingan teknis. Tujuannya adalah agar pihak penyelenggara pemerintahan desa mampu menjalankan otonomi desa secara
baik termasuk pengelolaan APBDes secara optimal. Sebab, kualitas SDM menjadi faktor kunci keberhasilan implementasi otonomi desa yang harus
diberdayakan.
12. Program Pengembangan Kepariwisataan dan Kebudayaan