Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

24 Pada Tahun 2016 ada kegiatan prioritas dalam mendukung stabilisasi harga pangan untuk memantapkan Upsus padi, jagung dan kedelai, yaitu Pengembangan Usaha Pangan MasyarakatPUPM yang bermitra dengan Toko Tani Indonesia TTI. Tujuan kegiatan ini adalah menciptakan stabilisasi harga di tingkat gapoktanprodusen dan stabilisasi harga di tingkat konsumen pada beberapa TTI. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan TTI pada tahun 2015. Untuk memantapkan upaya tersebut setiap gapoktan diberikan bantuan pemerintah berupa stimulan pengadaan pangan dan bantuan transport serta pengemasan ke tingkat konsumen. Kegiatan prioritas berikutnya yaitu Penguatan LDPM yang merupakan upaya stabilisasi harga pangan pokok di tingkat produsen dan penguatan cadangan pangan dalam masa panen raya maupun paceklik melalui pemberdayaan Gapoktan selama 3 tahun. Pada tahun pertama diberikan bantuan pemerintah untuk membangun sarana penyimpanan gudang, menyediakan cadangan pangan, dan memasarkanmendistribusikanmengolah gabahberas hasil produksi petani anggotanya, meningkatkan pendapatan petanigapoktan dan meningkatkan akses pangan. Tahun kedua diberikan bantuan pemerintah sebagai tambahan modal usaha pada unit usaha distribusipemasaranpengolahan unit cadangan pangan, dan tahun ketiga berupa pembinaan untuk memperkuat manajemen gapoktan untuk menjadi gapoktan mandiri dan berkelanjutan dalam mengelola unit-unit usahanya sehingga tidak tergantung kepada bantuan pemerintah. Untuk mengantisipasi masa paceklik dan permasalahan kerawanan pangan, dilakukan pemberdayaan kelompok lumbung untuk pengelolaan cadangan pangan selama 3 tahun. Pada tahun pertama untuk pembangunan fisik lumbung dibiayai oleh dana alokasi khusus DAK sub bidang Pertanian, serta tahun kedua dan ketiga diberikan dana bantuan pemerintah untuk pengisian cadangan pangan dan penguatan kapasitas kelembagaan. Untuk memberikan masukan bagi pimpinan dalam menetapkan kebijakan distribusi, harga, serta cadangan pangan pemerintah daerah dan masyarakat, dilakukan Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan HBKN, Pemantauan pasokan, harga, distribusi dan cadangan pangan serta Kajian Distribusi Pangan.

C. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

Kegiatan Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan diarahkan untuk mendorong konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan 25 aman, melalui analisis, koordinasi kebijakan, promosi dan pemberdayaan masyarakat di perdesaan. Kegiatan tersebut terdiri dari 6 sub kegiatan, yaitu: 1 Pemberdayaan Pekarangan Pangan; 2 Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan; 3 Gerakan Diversifikasi Pangan; 4 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi Pangan; 5 Pengawasan Keamanan dan Mutu Pangan; serta 6 Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan merupakan berbagai aktifitas dalam mendorong konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman B2SA dengan pendekatan melalui: pemberdayaan kelompok wanita untuk optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga; Pengembangan tepung- tepungan dalam model pengembangan pangan pokok lokal MP3L; serta Gerakan diversifikasi pangan dengan berbagai Promosi P2KP dalam percepatan penyebaran informasi dan pengetahuan. Pemberdayaan pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL yang dipandu oleh penyuluh pertanian selama 3 tahun. Dalam rangka pemanfaatan pekarangan tersebut diberikan dana bantuan pemerintah secara bertahap selama 3 tahun untuk penguatan usaha pekarangan bagi kelompok dan keberlanjutan kegiatan. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal MP3L dilaksanakan dalam rangka mengembalikan pola konsumsi masyarakat kepada budaya dan potensi setempat. Pemilihan komoditas pangan yang akan dikembangkan melalui penyediaan teknologi pengolahan yang lebih modern mengacu kepada potensi dan kebutuhan setempat. Dalam rangka pelaksanaan MP3L tersebut diberikan bantuan untuk pembelian alat produksi, pengemas dan labelling, uji laboratorium dan penerima konsumen, pembelian bahan baku, dan sosialisasipromosi. Sedangkan untuk kegiatan lanjutan berupa penyempurnaan alat, penyempurnaan kemasan, pembelian yang sudah mapan. Selain itu dilakukan pembinaan, sosialisasi, koordinasi, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan. Dalam rangka sosialisasi, perlu diadakan kampanye yang melibatkan stakeholder termasuk para pemimpin dan masyarakat luas untuk secara bersama-sama melakukan gelar makan pangan lokal yang dikembangkan. Pengawasan keamanan dan mutu pangan segar difokuskan pada koordinasi, pemantauan dan pengawasan keamanan dan mutu pangan segar di pasar serta implementasi OKKP, sehingga konsumen dapat memilih pangan yang aman dikonsumsi. Untuk itu dilakukan pembinaan, pelatihan dan sosialisasi serta pengawasan keamanan pangan kepada aparat dan masyarakat. 26 Dalam memberikan masukan kepada pimpinan untuk mengambil kebijakan atau keputusan tentang konsumsi serta keamanan dan mutu pangan di daerah, dilakukan analisis pola konsumsi dan keamanan pangan secara periodik atau sesuai dengan kebutuhan di daerah. Rencana anggaran untuk kegiatan Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan pada Tahun 2016 sebesar Rp. 164.862.388.000,-, dengan volume output, anggaran dan lokasi seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Sasaran, Alokasi Anggaran, dan Lokasi Kegiatan Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan TA. 2016 No Sub Kegiatan Sasaran Anggaran Rp. Juta Lokasi 1 Pemberdayaan Pekarangan Pangan 4.894 Desa 113.037,96 34 provinsi dan 387 kabkota 2 Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 35 Lokasi 10.601,59 Pusat dan 33 provinsi 3 Gerakan Diversifikasi Pangan 35 Laporan 6.250,30 Pusat dan 34 provinsi 4 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi Pangan 35 Rekomendasi 4.957,10 Pusat dan 34 provinsi 5 Pengawasan Keamanan dan Mutu Pangan 85 Laporan 25167,44 Pusat, 34 provinsi dan 51 kota 6 Model Pengembangan Pengolahan Pangan Lokal MP3L 30 Laporan 4.848,00 30 kabkota Jumlah 164.862,39

D. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada BKP