Dukungan Pembiayaan Satuan Kerja Satker Lingkup Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016

31 sederhana, GIAHS merupakan pengembangan dari pengakuan yang diakui oleh UNESCO atas warisan dunia dengan lebih mendorong untuk inovasi sistem pertanian, perikanan dan kehutanan tanpa meninggalkan aspek kemandirian dan keberlanjutan. Sehubungan dengan peran Kementerian Pertanian merupakan focal point kerja sama RI-FAO, untuk itu endorsement pengajuan usulan GIAHS Indonesia disepakati akan dilakukan melalui Kementerian Pertanian. Meskipun demikian, Kemenko PMK selaku inisiator pengembangan GIAHS di Indonesia dapat terus melakukan perannya dalam mengkoordinasikan implementasi dan penatalaksanaan GIAHS di Indonesia. Lokasi Potensi GIAHS Indonesia yang saat ini diunggulkan untuk diajukan ke FAO adalah Praktek Pertanian di Desa Tradisional Bugbug, Kab. Karangasem, Provinsi Bali, yang dikenal dengan Tri Hita Karana THK. THK juga mengimplementasikan sistem pertanian Subak. Sebagai bagian dari inisiasi GIAHS, akan dilakukan pula pengakuan serupa dari Dalam Negeri sebagai Nationally Agriculture Heritage System NIAHS yang dapat menjadi cikal bakal GIAHS yang diusulkan ke FAO. Identifikasi NIAHS dari BKP- Kementerian Pertanian. Pada saat ini mengarah pada upaya untuk mengangkat kearifan lokal terkait cadangan pangan masyarakat adat yang tersebar di Jawa Barat dan salah satu lokasi terasiring berbasis hortikultura di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Upaya ini dilakukan bekerjasama dengan BKPD Provinsi Jawa Barat melalui pemetaan potensi NIAHS di Kabupaten Jawa Barat.

F. Dukungan Pembiayaan

Dukungan pembiayaan terhadap pelaksanaan Program dan Kegiatan lingkup Badan Ketahanan Pangan pada Tahun 2016 terbagi menjadi: 1 dana Pusat untuk kegiatan BKP Pusat; dan 2 dana Daerah yang terbagi menjadi dana Dekonsentrasi yang berada di tingkat provinsi termasuk beberapa kabupaten yang bukan Satker, serta dana Tugas Pembantuan yang berada di tingkat kabupatenkota. Rincian pembiayaan kegiatan pembangunan ketahanan pangan seperti terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pembiayaan Pembangunan Ketahanan Pangan Lingkup BKP TA. 2016 No Jenis Pembiayaan Anggaran Rp. Juta 1. Dana Pusat 121.827,18 16,71 2. Dana Dekonsentrasi 412.103,63 56,54 3. Dana Tugas Pembantuan 194.999,87 26,75 32 Jumlah 728.930,68 100,00 Dana dekonsentrasi sebesar Rp. 412.103.628.000,- dialokasikan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang berlokasi di tingkat provinsi dan tingkat kabupatenkota bagi daerah kabupatenkota yang tidak berstatus Satker dalam pengelolaan APBN. Sedangkan Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 194.999.875.000,- membiayai kegiatan-kegiatan di tingkat kabupaten, Provinsi Maluku dan Maluku Utara yang melaksanakan SOLID. Rincian anggaran BKP Tahun 2016 menurut jenis belanja, dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Anggaran Lingkup BKP Menurut Jenis Belanja pada TA. 2016 No Jenis Belanja Anggaran Rp. Juta Lokasi 1. Belanja Pegawai 21.304,14 Pusat 2. Belanja Barang: 706.064,84 Pusat, Daerah 3. Belanja Modal 1.561,70 Pusat, Daerah Jumlah 728.930,68 Pusat, Daerah Rincian pembiayaan menurut jenis belanja di Pusat dan Daerah, dapat dilihat pada Lampiran 3.

G. Satuan Kerja Satker Lingkup Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016

Jumlah Satker lingkup Badan Ketahanan Pangan pada Tahun 2016 sebanyak 48 satker yang terdiri dari: Pusat 1 satker, DK Propinsi 34 satker, TP Propinsi 2 satker dan TP Kabupaten 11 satker. Satker TP kabupaten dihilangkan pada Tahun 2016 mengingat jumlah anggaran yang dikelola terbatas, kecuali TP Propinsi dan Kabupaten yang menangani kegiatan SOLID di Propinsi Maluku dan Maluku. Perkembangan jumlah satker Tahun 2016 terhadap Tahun 2015 seperti terlihat pada Tabel 9. Sedangkan rincian nama Satker berdasarkan provinsi dan kabupaten dapat dilihat di Lampiran 3. 33 Tabel 9. Satker Pelaksana Kegiatan Ketahanan Pangan Lingkup BKP TA. 2016 No Unit Kerja 2015 2016 1. 2. 3. 4. Pusat DK Provinsi TP Provinsi TP KabupatenKota 1 34 2 117 1 34 2 11 Jumlah satker 154 48 Jumlah KabKota 488 488 Keberhasilan pencapaian program dan kegiatan terhadap target outcome dan output yang ditetapkan, dipengaruhi pula oleh dukungan Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan Kementerian lainnya yang meliputi: Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kebudayaan dan Pedidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Perindustrian, Badan POM, Badan Pusat Statistik, Badan Urusan Logistik Nasional, serta pemangku kepentingan lainnya yang peduli terhadap ketahanan pangan. Selain itu, keberhasilan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat di daerah sangat dipengaruhi oleh peran dan komitmen pemerintah daerah, serta hubungan antara BadanKantor Ketahanan Pangan dengan dinas yang terkait dengan masalah pangan di daerah, serta yang penting adalah berfungsinya Dewan Ketahanan Pangan dalam mengadakan koordinasi dan sinkronisasi instansi terkait dan pemangku kepentingan dalam pengelolaan ketahanan pangan.

H. Agenda Pertemuan Tahun 2016