4. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri atas: kertas- kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-
onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, dan plastik. 5.
Sampah yang berasal dari industri industrial waste Sampah dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari
pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan
tekstil, kaleng. 6.
Sampah yang berasal dari pertanianperkebunan Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya: jerami,
sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah. 7.
Sampah yang berasal dari pertambangan Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari
jenis usaha pertambangan itu sendiri, misalnya: batu-batuan, tanahcadas, pasir, sisa-sisa pembakaran arang.
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah dari peternakan dan perikanan ini berupa: kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, dan bangkai binatang.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Jumlah Sampah
Menurut Chandra 2005, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah:
Universitas Sumatera Utara
1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk tergantung pada aktifitas dan kepadatan penduduk. Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk
menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktifitas penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktifitas pembangunan,
perdagangan, dan industri. 2
Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai. Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika
dibandingkan dengan truk. 3
Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali. Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi
bagi golongan tertentu. 4
Faktor Geografis Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah, pantai,
atau di dataran rendah. 5
Faktor Waktu Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah
sampah perhari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah
pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu. 6
Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Contoh, adat-istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.
7 Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air,
atau penyaringan air limbah.
Universitas Sumatera Utara
8 Kebiasaan Masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman, sampah makanan itu akan meningkat.
9 Kemajuan Teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh: plastik, kardus, rongsokan, AC, TV, dan kulkas.
10 Jenis Sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam dan jenis sampahnya.
2.2.4 Sistem Pembuangan Sampah
Menurut Azwar 1996, beberapa cara pembuangan sampah yang lazim dipergunakan dewasa ini antara lain:
1. Hog feeding, penggunaan sampah jenis garbage untuk makanan ternak mis.,
babi. Perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus diolah lebih dahulu dimasak atau direbus untuk mencegah penularan penyakit cacing dan
trichinosis ke hewan ternak. 2.
Inceneration, pembakaran sampah secara besar-besaran melalui fasilitas pabrik yang khusus dibangun untuk itu. Cara pembuangan sampah jenis ini memang
menguntungkan karena dapat memperkecil volume sampah sampai sepertiganya.
3. Sanitary landfill, pembuangan sampah dengan cara menimbun sampah dengan
tanah, yang dilakukan lapis demi lapis, sehingga sampah tidak berada di alam terbuka, jadi tidak sampai menimbulkan bau serta tidak menjadi tempat
binatang bersarang.
Universitas Sumatera Utara
4. Composting, pengolahan sampah menjadi pupuk, yakni dengan terbentuknya
zat-zat organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah. 5.
Discharge to sewers, sampah harus dihaluskan dahulu dan kemudian dibuang ke dalam saluran pembuangan air bekas. Cara ini dapat dilakukan pada rumah
tangga ataupun dikelola secara terpusat di kota-kota. 6.
Dumping, pembuangan sampah dengan meletakkan begitu saja di lapangan, jurang atau tempat sampah.
7. Dumping in water, sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya,
terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir.
8. Landfill, disini sampah dibuang di tanah rendah, tanpa ditimbun dengan
lapisan tanah. Sama halnya dengan sistem dumping, cara ini banyak kerugiannya.
9. Individual inceneration, pembakaran sampah yang dilakukan secara
perorangan dirumah tangga. Pembakaran haruslah dilakukan dengan baik, jika tidak asapnya akan mengotori udara serta dapat menimbulkan bahaya
kebakaran. 10.
Recycling, pengolahan sampah dengan maksud pemakaian kembali hal-hal yang masih bisa dipakai mis., kaleng dan kaca. Cara ini berbahaya untuk
kesehatan, terutama jika tidak mengindahkan segi kebersihan. 11.
Reduction, menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan hasilnya dimanfaatkan.
Universitas Sumatera Utara
12. Salvaging, pemanfaatan beberapa macam sampah yang dipandang dapat
dipakai kembali, misalnya pemakaian kertas bekas untuk pembungkus makanan.
2.2.5 Hubungan Limbah Padat Dengan Kesehatan Lingkungan