dilakukan penarikan sampel. Untuk penelitian deskriptif survei pada manusia jumlah sampelnya
≤ 100 subjek. Dengan jumlah populasi sebesar 40 orang, maka besar sampelnya juga 40 orang, dimana 22 orang bekerja sebagai petugas kebersihan
di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan 18 orang bekerja sebagai petugas kebersihan di pasar modern Berastagi Supermarket.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Diperoleh dari wawancara dengan petugas kebersihan dengan menggunakan daftar pertanyaan quisioner dan pengamatan langsung observasi ke pasar
tradisional dan pasar modern di Kota Medan. 3.4.2 Data Sekunder
Diperoleh dari Kantor PD Pasar, Kantor Dinas Kebersihan dan Kantor Pemasaran Berastagi Supermarket di Kota Medan.
3.5 Definisi Operasional
1. Pasar tradisional adalah pasar yang ditandai dengan pembeli dan penjual yang
bertemu secara langsung serta proses jual beli melalui proses tawar-menawar harga.
2. Pasar modern Berastagi Supermarket adalah pasar yang berada dalam
bangunan yang bersih dan pelayanannya dilakukan secara mandiri dengan melihat harga yang tercantum pada barang atau dilayani oleh pramuniaga.
3. Umur adalah lama waktu perjalanan hidup petugas kebersihan yang dihitung
sejak saat ia dilahirkan sampai batas waktu sekarang.
Universitas Sumatera Utara
4. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahanmateri pendidikan oleh pendidik guna mencapai
perubahan perilaku tujuan. 5. Lama bekerja adalah menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masing-
masing pekerjaan atau jabatan. 6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petugas kebersihan
tentang pengelolaan sampah di Pasar Tradisional Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket.
7. Sikap adalah respon yang diberikan oleh petugas kebersihan terhadap pengelolaan sampah.
8. Tindakan adalah gerakanperbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan.
Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh berbagai kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut
9. Keluhan iritasi kulit adalah keluhan yang dirasakan oleh petugas kebersihan berupa gatal-gatal pada kulit tangannya.
3.6 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah mengukur perilaku responden yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan Notoatmodjo, 2003 dan observasi penanganan
sampah pasar.
A. Pengetahuan
Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 dan total skor sebesar 10 dengan
kriteria pertanyaan mempunyai 3 pilihan jawaban dengan keterangan:
Universitas Sumatera Utara
1. Jika jawaban benar mendapat skor 1 2. Jika jawaban salah mendapat skor 0
Berdasarkan jumlah nilai tersebut pengetahuan diklasifikasi dalam 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut Pratomo dan Sudarti,
1986: a. Tingkat pengetahuan baik apabila jawaban responden benar
≥ 70 b. Tingkat pengetahuan sedang apabila jawaban responden benar 40-70
c. Tingkat pengetahuan kurang apabila jawaban responden benar ≤ 40
B. Sikap
Sikap diukur berdasarkan nilai skor yang dijumlahkan pada 7 pertanyaan. Sistem penilaian dilakukan sesuai dengan skala Guttman, yang memberikan pilihan jawaban
yang bersifat jelastegas dan konsisten Riduwan, 2002 dengan kriteria yaitu: 1. Jawaban a Sangat Setuju = 3
2. Jawaban b Setuju = 2 3. Jawaban c Ragu-ragu = 1
4. Jawaban d Tidak Setuju = 0 Berdasarkan jumlah nilai tersebut sikap diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:
a. Baik, jika jawaban responden setuju 50 atau memiliki nilai skor ≥ 7 dari
pertanyaan yang ada. b. Buruk, jika jawaban responden tidak setuju 50 atau memiliki nilai skor
≤ 7 dari pertanyaan yang ada.
C. Tindakan
Tindakan diukur berdasarkan nilai skor yang dijumlahkan pada 7 pertanyaan kuisioner observasi dengan kriteria yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Jawaban sesuaibenar = 1 2. Jawaban tidak sesuaisalah = 0
Berdasarkan jumlah nilai tersebut sikap diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu: a. Baik, jika jawaban responden sesuaibenar 50 atau memiliki nilai skor
≥ 7 dari pertanyaan yang ada.
b. Buruk, jika jawaban responden tidak sesuaisalah 50 atau memiliki nilai skor
≤ 7 dari pertanyaan yang ada.
D. Observasi Sistem Penanganan Sampah Pasar
Kriteria penilaian ini berdasarkan SK Dirjen PPM dan PLP Depkes RI 1989 tentang pengawasan pengelolahan sampah sebagai berikut:
a. Penyimpanan Sampah Untuk menilai penyimpanan sampah digunakan kriteria sebagai berikut:
Memenuhi syarat : Apabila tempat sampah yang dipakai kedap air, tidak
mudah dilubangi tikus, rata bagian dalamhalus, mempunyai tutup, mudah diisi dan dikosongkan serta
mudah dibersihkan. Tidak memenuhi syarat : Apabila tempat sampah yang dipakai tidak kedap air,
mudah dilubangi tikus, tidak mempunyai tutup, hanya berupa tumpukan biasa dan mudah berserakan.
b. Pengumpulan sampah Untuk menilai pengumpulan sampah digunakan kriteria sebagai berikut:
Memenuhi syarat : Apabila terdapat peralatan pengumpulan, peralatan
tidak bocorrusak, frekuensi pengumpulan 1 kali sehari, mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan
Universitas Sumatera Utara
dibedakan tempat sampah yang mudah membusuk dan tidak mudah membusuk, desain TPS mudah untuk
memasukkanmengosongkan sampah dan tidak mudah berserakan, TPS tidak terlalu penuh oleh sampah,
sampah tidak berserakan, dan tidak menimbulkan bau. Tidak memenuhi syarat : Apabila tidak terdapat peralatan pengumpulan,
peralatan bocorrusak, frekuensi pengumpulan 3 kali sehari, tidak mempunyai petugas pelaksana yang tetap,
tidak dibedakan tempat sampah yang mudah membusuk dan tidak mudah membusuk, hanya berupa
tumpukan biasa, tumpukan sampah melebihi daya tampung TPS, sampah berserakan dan menimbulkan
bau. c. Pembuangan sampah
Untuk menilai pembuangan sampah digunakan kriteria sebagai berikut: Memenuhi syarat
: Apabila pengumpulan dan penumpukan sampah yang dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk
tidak merupakan tempat perindukan serangga dan binatang pengerat serta memperhatikan prinsip
estetika. Tidak memenuhi syarat : Apabila pengumpulan dan penumpukan sampah yang
dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk terdapat tempat perindukan serangga dan binatang
pengerat serta tidak memperhatikan prinsip estetika.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Teknik Pengolahan Data