Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat Serta Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan Tahun 2013
KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA
KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN
DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN
KOTA MEDAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
SRI ISNAINI RITONGA NIM. 111021013
(2)
KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN
DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
SRI ISNAINI RITONGA NIM. 111021013
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(3)
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT SERTA KELUHAN IRITASI KULIT PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KOTA MEDAN 2013
Nama Mahasiswa : Sri Isnaini Ritonga No. Induk Mahasiswa : 111021013
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan : Kesehatan Lingkungan Tanggal Lulus : 20 November 2013
Disahkan Oleh Komisi Pembimbing
(4)
Abstrak
Pasar adalah suatu area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, supermarket, pertokoan, mal, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik dan penanganan limbah padat pasar serta keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan di pasar tradisional dan pasar modern Kota Medan Tahun 2013.
Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan sampel petugas kebersihan yang berjumlah 40 orang.
Hasil penelitian, karakteristik responden di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar, paling banyak petugas kebersihan yang berumur ≥ 26 tahun : 10 orang (45,5%), jenis kelamin adalah pria : 13 orang (59,1%), pendidikan terakhir SMA: 13 orang (59,1%), lama bekerja ≥ 1 tahun: 15 orang (68,2%), jam kerja ≥ 5 jam: 22 orang (100%), pernah merasakan keluhan iritasi kulit 8 orang (36,4%). Karakteristik responden di pasar modern Berastagi Supermarket, paling banyak petugas kebersihan yang berumur 15-20 tahun: 10 orang (55,6%), jenis kelamin adalah pria: 13 orang (55,6%), pendidikan terakhir SMA: 18 orang (100%), lama bekerja ≤ 1 tahun: 17 orang (94,4%), jam kerja ≥ 5 jam: 18 orang (100%), tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit 18 orang (100%). Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar tidak dilakukan pemisahan sampah sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket dilakukan pemisahan sampah, antara sampah organik dan sampah anorganik.
Disarankan kepada Dinas Pasar Dan Dinas Kebersihan untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai penanganan sampah yang benar dan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja kepada petugas kebersihan baik di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar maupun pasar modern Berastagi Supermarket.
Kata Kunci : Limbah Padat, Keluhan Iritasi Kulit, Petugas Kebersihan, Pasar Tradisional dan Pasar Modern.
(5)
Abstract
Market is area where the buying and selling of goods with the seller more than one good something called the shopping centre traditional market, supermarket, shops, mal, plaza, central trade and others.
Research is to give in idea of the characteristics and solid waste management market and complaint skin irritation on janitor in the traditional market and modern market in Medan city 2013.
This research is descriptive with sample janitor which totaled 40 people.
The characteristic of respondents in the traditional market Penampungan Pusat Pasar the most common being a janitor ≥ 26 years: 10 people (45,5%), gender is a man: 13 people (59,1%), last high school education: 13 people (59,1%), long work ≥ 1 years: 15 people (68,2%), working hour ≥ 5 hours: 22 people (100%), ever had complaints of skin irritation: 8 people (36,4%). The characteristic of respondents in the modern market Berastagi Supermarket, a janitor at most 15-20 years old: 10 people (55,6%), gender is a man: 13 people (55,6%), last high school education: 18 people (100%), long work ≤ 1 years: 17 people (94,4%), working hour ≥ 5 hours: 18 people (100%), never had complaints of skin irritation: 18 people (100%). The market Penampungan Central Market using traditional Markets do not waste separation while in the modern market made Berastagi Supermarket waste separation, between the organic and inorganic waste.
Advices to departement of market and department of cleansing to provide counseling and socialization regarding waste management which is right and the importance of the use of a protective self (APD) while working to janitor both in traditional market Penampungan Central Market and modern market Berastagi Supermarket.
Keywords: Solid waste, Skin irritation complaint, Janitors, Traditional market and Modern market.
(6)
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Sri Isnaini Ritonga
Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 11 Oktober 1989
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah Anak ke : 1 dari 1 Bersaudara
Alamat Rumah : Jln. Surya Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara, RantauPrapat-Labuhan Batu
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1995-2001 : SD Negeri 112134 RantauPrapat 2. Tahun 2001-2004 : SMP Negeri 1 Rantau Selatan 3. Tahun 2004-2007 : SMA Negeri 1 Rantau Selatan 4. Tahun 2008-2011 : D3 Kimia Analis USU
(7)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim..
Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat Serta Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan Tahun 2013”.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, Ayah Amri Ritonga dan Ibu Hj. Linda Sriwati Nasution yang tiada henti memberikan kasih sayang, selalu mendo’akan penulis dan selalu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam membuat skripsi ini.
Selanjutnya tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Kepala Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan hingga selesainya skripsi ini.
4. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes dan Ibu Ir. Indra Chahaya, M.Si, selaku dosen penguji.
(8)
5. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, khususnya Dosen dan Staf Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
7. Ibu Dessy Wulansari Harahap, S.Sos, selaku Kabag Kepegawaian di Kantor Dinas PD Pasar
8. Bapak H. Pardamean Siregar, SH, MAP, selaku Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan
9. Bapak Harlen Lubis, SE, selaku HRD & GA HEAD di Berastagi Supermarket. 10.Untuk Nenek, Mak Ayang, Nantulang, Etek Ta dan etek Na serta
sepupu-sepupu yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang selalu memberikan semangat dan senantiasa mendo’akan penulis.
11.Untuk teman-teman seperjuanganku: Dessy Irfi, Dina Rizkha Utami, Tri Annisa Irsan, Siti Haritsah, Ika Surya Agustiani, Evie Putriany, Rizka Fiqih, Winda Rukmana, Bestty Pohan, Yuliana, Bang Jun Edy, Kak Wiwit dan semua teman-teman FKM dan D3 Kimia Analis yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
12.Teman-teman PBL rumah 5: Latifah Hanum Harahap, Suliyanti, Helena Sipahutar, Putri Ruth Sibarani, Suryani Harahap, Sri Milola Sitompul, Ayu Sirait, Kak Rumondang, Kak Ance, Bang Erwinsyah, Pak Sogirin yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Namun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
(9)
kesempurnaan. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November 2013
(10)
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ……….….... ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... ... 5
1.3.1 Tujuan Umum ... ... 5
1.3 2 Tujuan Khusus ... ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Pengertian Pasar... ... ... 6
2.1.1 Pembagian Tata Ruang Pasar ... ... 7
2.1.2 Klasifikasi Barang Dagangan ... 7
2.1.3 Tempat Sampah Sementara ... 8
2.1.4 Saluran Untuk Limbah Cair ... 8
2.2 Pengertian Limbah Padat Pasar ... ... ... 9
. 2.2.1 Jenis Sampah ... 10
2.2.2 Sumber-sumber Sampah ... 11
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sampah ... 13
2.2.4 Sistem Pembuangan Sampah ... 15
2.2.5 Hubungan Sampah Padat dengan Kesehatan Lingkungan.. 16
2.3 Penanganan Limbah Padat ... ... ... 19
2.4 Pengertian Kulit ... ... ... 25
2.4.1 Anatomi Kulit ... 25
2.4.2 Fungsi Kulit ... ... 26
2.4.2 Penyebab Iritasi Kulit ... 27
2.5 Karakteristik Petugas Kebersihan ... 28
2.6 Kerangka Konsep ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
3.2.1 Tempat Penelitian ... 32
3.2.2 Waktu Penelitian ... 32
3.3 Populasi dan Sampel ... 32
3.3.1 Populasi ... ... 32
3.3.2 Sampel ... ... 33
(11)
3.4.1 Data Primer ... ... 33
3.4.1 Data Sekunder ... ... 33
3.5 Defenisi Operasional... ... 33
3.6 Aspek Pengukuran ... ... 35
3.7 Tekhnik Pengolahan Data ... ... 38
3.8 Teknik Analisa Data... ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ... ... 40
4.1 Lokasi Geografis ... ... 40
4.2 Karakteristik Responden Pasar Tradisional dan Pasar Modern .. 41
4.2.1 Umur Responden ... 41
4.2.2 Jenis Kelamin ... 41
4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 42
4.2.4 Lama Bekerja ... 43
4.2.5 Jam Kerja ... 43
4.2.6 Pengetahuan Petugas Kebersihan ... 44
4.2.7 Sikap Petugas Kebersihan ... 46
4.2.8 Tindakan Petugas Kebersihan ... 48
4.2.9 Keluhan Iritasi Kulit ... 49
4.3 Tabulasi Silang ... 50
4.3.1 Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit 50 4.3.2 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 50
4.3.3 Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 51
4.3.4 Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 52
4.3.5 Tabulasi Silang antara Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 52
4.3.6 Tabulasi silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 53
4.3.7 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit 53 4.3.8 Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 54
4.4 Penanganan Sampah di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket ... ... . 54
BAB V PEMBAHASAN ... ... 58
5.1 Karakteristik Responden .... ... 58
5.2 Tabulasi Silang ... 61
5.2.1 Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 61
5.2.2 Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 62
5.2.3 Tingkat Pendidikan dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 62
5.2.4 Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 63
5.2.5 Jam Kerja dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 64
5.2.6 Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 64
5.2.7 Sikap dengan Keluhan Iritasi Kulit ... 65
(12)
5.3 Penanganan Limbah Padat .. ... 66
5.4 Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan . ... 70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
6.1 Kesimpulan ... ... 72
6.2 Saran ... ... 73 DAFTAR PUSTAKA
(13)
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Tabel 1 Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Umur Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi
Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 41 2. Tabel 2 Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Jenis Kelamin
Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan
Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 41 3. Tabel 3 Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Tingkat Pendidikan
Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi
Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 42 4. Tabel 4 Distribusi responden Berdasarkan Lama Bekerja sebagai
Petugas Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat
Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 43 5. Tabel 5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan
tentang Penanganan Sampah Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan
Tahun 2013 ... 44 6. Tabel 6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden sebagai Petugas
Kebersihan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 46 7. Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap tentang
Pemakaian APD Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 46 8. Tabel 8 Distribusi Sikap Responden sebagai Petugas Kebersihan di Pasar
Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi
Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 48 9. Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tindakan tentang
Pemakaian APD Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 48 10.Tabel 10 Distribusi Tindakan Responden sebagai Petugas Kebersihan
Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 49 11.Tabel 11 Distribusi Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan
Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi
Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 49 12. Tabel 12 Tabulasi Silang antara Umur dengan Keluhan Iritasi Kulit
di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan
(14)
No. Hal 13. Tabel 13 Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Iritasi
Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan
Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 50 14. Tabel 14 Tabulasi Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Keluhan
Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar
dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 51 15. Tabel 15 Tabulasi Silang antara Lama Bekerja dengan Keluhan Iritasi
Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan
Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 52 16. Tabel 16 Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan
Iritasi Kulit di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013 ... 53 17. Tabel 17 Tabulasi Silang antara Tindakan dengan Keluhan Iritasi Kulit
di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Lampiran 1. Daftar Kuisioner ... 76 2. Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian ... 82 3. Lampiran 3. Surat Telah Selesai Penelitian dari Dinas Pasar
Kota Medan ... 86 4. Lampiran 4. Surat Telah Selesai Penelitian dari Berastagi Supermarket .. 87 5. Lampiran 5. Surat Telah Selesai Penelitian dari Dinas Kebersihan ... 88 6. Lampiran 6. Output Hasil Penelitian ... 89 7. Lampiran 7. Lembar Konsultasi Skripsi ... 98
(16)
Abstrak
Pasar adalah suatu area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, supermarket, pertokoan, mal, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik dan penanganan limbah padat pasar serta keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan di pasar tradisional dan pasar modern Kota Medan Tahun 2013.
Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan sampel petugas kebersihan yang berjumlah 40 orang.
Hasil penelitian, karakteristik responden di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar, paling banyak petugas kebersihan yang berumur ≥ 26 tahun : 10 orang (45,5%), jenis kelamin adalah pria : 13 orang (59,1%), pendidikan terakhir SMA: 13 orang (59,1%), lama bekerja ≥ 1 tahun: 15 orang (68,2%), jam kerja ≥ 5 jam: 22 orang (100%), pernah merasakan keluhan iritasi kulit 8 orang (36,4%). Karakteristik responden di pasar modern Berastagi Supermarket, paling banyak petugas kebersihan yang berumur 15-20 tahun: 10 orang (55,6%), jenis kelamin adalah pria: 13 orang (55,6%), pendidikan terakhir SMA: 18 orang (100%), lama bekerja ≤ 1 tahun: 17 orang (94,4%), jam kerja ≥ 5 jam: 18 orang (100%), tidak pernah merasakan keluhan iritasi kulit 18 orang (100%). Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar tidak dilakukan pemisahan sampah sedangkan di pasar modern Berastagi Supermarket dilakukan pemisahan sampah, antara sampah organik dan sampah anorganik.
Disarankan kepada Dinas Pasar Dan Dinas Kebersihan untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai penanganan sampah yang benar dan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja kepada petugas kebersihan baik di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar maupun pasar modern Berastagi Supermarket.
Kata Kunci : Limbah Padat, Keluhan Iritasi Kulit, Petugas Kebersihan, Pasar Tradisional dan Pasar Modern.
(17)
Abstract
Market is area where the buying and selling of goods with the seller more than one good something called the shopping centre traditional market, supermarket, shops, mal, plaza, central trade and others.
Research is to give in idea of the characteristics and solid waste management market and complaint skin irritation on janitor in the traditional market and modern market in Medan city 2013.
This research is descriptive with sample janitor which totaled 40 people.
The characteristic of respondents in the traditional market Penampungan Pusat Pasar the most common being a janitor ≥ 26 years: 10 people (45,5%), gender is a man: 13 people (59,1%), last high school education: 13 people (59,1%), long work ≥ 1 years: 15 people (68,2%), working hour ≥ 5 hours: 22 people (100%), ever had complaints of skin irritation: 8 people (36,4%). The characteristic of respondents in the modern market Berastagi Supermarket, a janitor at most 15-20 years old: 10 people (55,6%), gender is a man: 13 people (55,6%), last high school education: 18 people (100%), long work ≤ 1 years: 17 people (94,4%), working hour ≥ 5 hours: 18 people (100%), never had complaints of skin irritation: 18 people (100%). The market Penampungan Central Market using traditional Markets do not waste separation while in the modern market made Berastagi Supermarket waste separation, between the organic and inorganic waste.
Advices to departement of market and department of cleansing to provide counseling and socialization regarding waste management which is right and the importance of the use of a protective self (APD) while working to janitor both in traditional market Penampungan Central Market and modern market Berastagi Supermarket.
Keywords: Solid waste, Skin irritation complaint, Janitors, Traditional market and Modern market.
(18)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan pada tempat-tempat umum merupakan upaya yang dilakukan untuk mengamankan lingkungan melalui pengawasan dan perbaikan kualitas kesehatan lingkungan. Salah satu yang merupakan bagian dari penyehatan lingkungan tersebut adalah Pasar.
Menurut peraturan menteri perdagangan (2008) pasar adalah suatu area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, supermarket, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Umumnya pasar di Indonesia digambarkan sebagai sebuah tempat yang ramai dan menyenangkan, dengan kegiatan yang sibuk dan tak terbatas, penuh dengan berbagai komoditas, serta banyak orang yang sibuk melakukan transaksi.
Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern (Dede, 2012).
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjualbelikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di supermarket, mall, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya (Syadiash, 2010).
Ada beberapa kelebihan pasar tradisional dibandingkan dengan pasar modern, yaitu: lokasinya yang strategis karena dekat dengan pemukiman, dan masih adanya
(19)
sistem tawar-menawar yang secara fisikologis memberikan nilai positif pada proses interaksi penjual dan pembeli dan menjual barang kebutuhan sehari-sehari dengan harga relatif murah, karena jalur distribusi lebih pendek, tidak terkena pajak atau pungutan lain yang besar. Sedangkan kelebihan pasar modern dibanding pasar tradisional cukup jelas, mereka memiliki banyak keunggulan yaitu nyaman, bersih serta terjamin (Feryanto, 2006).
Namun selain memiliki kelebihan tersebut pasar tradisional di Indonesia juga memiliki kelemahan berupa kondisi yang kumuh, becek, tidak teratur, panas, tidak aman, tidak nyaman karena biasanya menimbulkan bau, dan sering menimbulkan kemacetan. Sedangkan kelemahan pasar modern hanya di praktek jualbelinya dimana konsumen tidak bisa menawar harga barang yang hendak dibelinya.
Untuk limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat sangat dipengaruhi oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya (Kusnoputranto, 2000).
Sampah ialah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk terutama terdiri dari atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun, dan lain-lain, sedangkan yang tidak mudah membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam, ataupun abu, bekas bahan bangunan, dan lain-lain (Soemirat, 2006).
Penanganan limbah padat yang baik harus dilakukan oleh setiap Petugas kebersihan di pasar tradisional dan pasar modern. Penanganan limbah padat pasar tradisional biasanya pedagang membiarkannya atau mengumpulkannya di suatu
(20)
tempat, karena biasanya setelah siang sampai sore hari akan ada petugas kebersihan yang membersihkan pasar tersebut sedangkan pasar modern limbah padatnya dikumpulkan disuatu tempat dan setiap pagi akan ada mobil sampah yang akan mengangkut limbah padat dari pasar modern tersebut.
Petugas kebersihan akan membersihkan pasar dari pagi sampai sore hari. Petugas kebersihan memiliki jadwal kerja atau shift, dimana mereka akan saling bergantian membersihkan pasar. Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib dikenakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja. Salah satu orang beresiko terkena iritasi kulit adalah petugas kebersihan. Biasanya petugas kebersihan jarang menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, seperti: sarung tangan, masker dan lain-lain, sehingga bisa menyebabkan kulit mereka mengalami iritasi.
Iritasi pada kulit merupakan kelainan kulit yang diakibatkan oleh adanya jamur, kuman-kuman, parasit, virus maupun infeksi. Penyakit jamur dapat hidup dan berkembang biak ditempat pembuangan sampah dan pada petugas pengangkut sampah. Penyakit kulit dapat menyerang keseluruhan atau sebagian tubuh tertentu.
Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan pada tanggal 29 Juni 2013 di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan dan 20 Juli 2013 di Pasar Modern Berastagi Supermarket. Terlihat bahwa kondisi penanganan limbah padat di pasar tersebut sudah bagus dimana setiap pagi sampai sore hari petugas kebersihannya mulai bekerja membersihkan pasar atau tempat pembuangan akhir sementara untuk pasar modern. Limbah padat pasar dikumpulkan di kontainer sampah lalu di bawa ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Seperti yang dilihat penulis tidak semua petugas kebersihan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
(21)
pada saat bekerja sehingga memungkinkan petugas kebersihan terkena iritasi kulit dari limbah padat yang mereka bersihkan.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik ingin melihat Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat serta Keluhan Iritasi Kulit pada Petugas Kebersihan di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan Tahun 2013.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang penulis rumuskan sesuai dengan latar belakang yang diatas bagaimana Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat serta Keluhan Iritasi Kulit Pada Petugas Kebersihan di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Karakteristik dan Penanganan Limbah Padat serta Keluhan Iritasi Kulit pada Petugas Kebersihan di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik petugas kebersihan yang bekerja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan
2. Mengetahui Penanganan Limbah Padat di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan 3. Mengetahui adanya keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan di Pasar Tradisional dan Pasar
Modern Kota Medan 1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada pihak Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, khususnya dalam hal penanganan limbah padat dari pasar tradisional.
2. Memberikan informasi kepada petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket.
(22)
3. Memberikan informasi kepada petugas kebersihan akan pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) untuk mencegah iritasi pada kulit.
(23)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pasar
Pasar adalah suatu tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa (Angiopora, 1999).
Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar.
Timbulnya pasar modern atau plaza/supermarket, berhubungan dengan kebutuhan manusia yang selalu cenderung beraneka macam dan kemauan manusia untuk bekerja secara efisien. Dengan adanya supermarket maka pengunjung hanya sekali masuk toko, tetapi sudah lengkap apa yang mereka butuhkan. Dengan demikian menghemat tenaga dan daya serta menghemat uang parkir (Mukono, 2005).
Supermarket biasanya menjual dagangan bahan makanan. Bahan makanan tersebut ada yang segar dan ada yang diawetkan (dalam kaleng). Bahan makanan segar antara lain:
a. Sayur-mayur b. Buah-buahan c. Bahan lainnya.
Bahan-bahan tersebut harus dijaga suhunya sehingga tidak cepat membusuk. Apabila sudah mulai rusak, maka harus ditarik dari penjualan. Bahan makanan yang diawetkan, antara lain:
(24)
a. Makanan/minuman dalam kaleng b. Makanan/minuman dalam botol.
Yang penting untuk makanan dalam kaleng/botol harus ada labelnya. Label tersebut sebaiknya berisi:
a. Terbuat dari apa
b. Apa bahan pengawetnya c. Kapan mulai dibuat
d. Kapan waktu kadaluwarsanya. 2.1.1 Pembagian Tata Ruang Pasar
Untuk menjamin sanitasi pasar, faktor yang penting adalah pembagian tata ruang yang sesuai dengan peruntukannya. Hal ini sangat perlu, sebab tempat berjualan ikan/daging tidak berdekatan dengan rumah makan/warung ataupun kios pakaian. Yang paling menonjol dalam hal pembagian tata ruang pasar adalah faktor estetika (Mukono, 2005).
2.1.2 Klasifikasi Barang Dagangan
Agar memudahkan pengumpulan sampah di pasar, maka klasifikasi barang dagangan sangat penting. Dagangan yang banyak mengeluarkan sampah (buah-buahan) sebaiknya diklasifikasikan dagangan yang mengeluarkan sampah, seperti halnya dengan kelapa dan sayuran. Meletakkan warung yang memakai kompor/api berjauhan dengan dagangan-dagangan yang mudah terbakar (flameable substances), misalnya kain dan barang kelontong. Dengan alasan-alasan seperti tersebut di atas, maka pembagian tata ruang dan klasifikasi barang dagangan sangat perlu.
(25)
2.1.3 Tempat Sampah Sementara
Hal ini diperlukan agar pedagang bisa membuang sampah dengan cukup mudah tanpa meninggalkan terlalu lama barang dagangannya. Jadi tidak ada alasan para pedagang membuang sampah disembarang tempat karena tidak ada tempat sampah sementara. Tempat sampah sementara tersebut sangat vital, karena berfungsi untuk menampung sampah sebelum dibuang/diproses ditempat pembuangan akhir.
2.1.4 Saluran Untuk Limbah Cair
Saluran dipasar sangat penting untuk: a) Estetika
b) Kebersihan c) Kenyamanan
Saluran berfungsi untuk pembuangan benda cair yang terutama berasal dari kios daging, ikan dan warung. Saluran di dalam pasar harus dikontrol agar para pedagang tidak membuang sampah seenaknya saja di got/saluran air. Dengan demikian para pedagang akan menggunakan semua fasilitas seperti sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada para pedagang. Pentingnya pendidikan kesehatan tersebut antara lain:
1. Pedagang menggunakan fasilitas kesehatan dipasar seperti sebagaimana seharusnya.
2. Pedagang mengerti akibat dari tidak dilakukannya aturan-aturan tentang kebersihan/kesehatan.
3. Pedagang mengerti bahwa beberapa penyakit dapat disebabkan oleh vektor (tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk).
(26)
4. Para pedagang agar menyadari bahwa membuang sampah (khususnya puntung rokok) yang apinya masih hidup sangat berbahaya.
2.2 Pengertian Limbah Padat Pasar
Limbah padat pasar atau yang biasanya seperti kita ketahui adalah sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup (Azwar, 1996).
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang (Notoatmodjo, 2003).
Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia tetapi yang bukan biologis dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk ke dalamnya). Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya: benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin ribut, dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat
b. Adanya hubungan langsung/tak langsung dengan kegiatan manusia c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
(27)
2.2.1 Jenis Sampah
Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti berikut: (Chandra, 2005)
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya. - Organik, mis., sisa makanan, daun, sayur, dan buah - Anorganik, mis., logam, pecah-belah, abu, dan lain-lain 2. Berdasarkan dapat atau tidaknya terbakar
- Mudah terbakar, mis., kertas, plastik, daun kering, kayu. - Tidak mudah terbakar, mis., kaleng, besi, gelas, dan lain-lain. 3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk
- Mudah membusuk, mis. sisa makanan, potongan daging, dan sebagainya. - Sulit membusuk, mis. plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.
4. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah
1. Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan seringkali menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan ditempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar dan sebagainya.
2. Rubbish, terbagi menjadi dua:
- Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, mis., kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya.
- Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, mis., kaca, kaleng, dan sebagainya.
(28)
4. Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.
5. Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.
6. House hold refuse, atau sampah campuran, (mis., garbage, ashes, rubbish) yang bersal dari perumahan.
2.2.2 Sumber-sumber Sampah
Sumber-sumber sampah dibagi sebagai berikut: (Notoatmodjo, 2003) 1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste)
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti: sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, dan daun.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah ini berasal dari perkantoran, perdagangan, departemen, perusahaan. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rubbish).
(29)
4. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri atas: kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, dan plastik.
5. Sampah yang berasal dari industri (industrial waste)
Sampah dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng.
6. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian, misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri, misalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang).
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah dari peternakan dan perikanan ini berupa: kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, dan bangkai binatang.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Jumlah Sampah
Menurut Chandra (2005), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah:
(30)
1) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk tergantung pada aktifitas dan kepadatan penduduk. Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktifitas penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktifitas pembangunan, perdagangan, dan industri.
2) Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika dibandingkan dengan truk.
3) Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali. Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan tertentu.
4) Faktor Geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah, pantai, atau di dataran rendah.
5) Faktor Waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah sampah perhari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.
6) Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
Contoh, adat-istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.
7) Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air, atau penyaringan air limbah.
(31)
8) Kebiasaan Masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman, sampah makanan itu akan meningkat.
9) Kemajuan Teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh: plastik, kardus, rongsokan, AC, TV, dan kulkas.
10) Jenis Sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam dan jenis sampahnya.
2.2.4 Sistem Pembuangan Sampah
Menurut Azwar (1996), beberapa cara pembuangan sampah yang lazim dipergunakan dewasa ini antara lain:
1. Hog feeding, penggunaan sampah jenis garbage untuk makanan ternak (mis., babi). Perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis ke hewan ternak.
2. Inceneration, pembakaran sampah secara besar-besaran melalui fasilitas pabrik yang khusus dibangun untuk itu. Cara pembuangan sampah jenis ini memang menguntungkan karena dapat memperkecil volume sampah sampai sepertiganya.
3. Sanitary landfill, pembuangan sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah, yang dilakukan lapis demi lapis, sehingga sampah tidak berada di alam terbuka, jadi tidak sampai menimbulkan bau serta tidak menjadi tempat binatang bersarang.
(32)
4. Composting, pengolahan sampah menjadi pupuk, yakni dengan terbentuknya zat-zat organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah.
5. Discharge to sewers, sampah harus dihaluskan dahulu dan kemudian dibuang ke dalam saluran pembuangan air bekas. Cara ini dapat dilakukan pada rumah tangga ataupun dikelola secara terpusat di kota-kota.
6. Dumping, pembuangan sampah dengan meletakkan begitu saja di lapangan, jurang atau tempat sampah.
7. Dumping in water, sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir.
8. Landfill, disini sampah dibuang di tanah rendah, tanpa ditimbun dengan lapisan tanah. Sama halnya dengan sistem dumping, cara ini banyak kerugiannya.
9. Individual inceneration, pembakaran sampah yang dilakukan secara perorangan dirumah tangga. Pembakaran haruslah dilakukan dengan baik, jika tidak asapnya akan mengotori udara serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
10.Recycling, pengolahan sampah dengan maksud pemakaian kembali hal-hal yang masih bisa dipakai (mis., kaleng dan kaca). Cara ini berbahaya untuk kesehatan, terutama jika tidak mengindahkan segi kebersihan.
11.Reduction, menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan hasilnya dimanfaatkan.
(33)
12.Salvaging, pemanfaatan beberapa macam sampah yang dipandang dapat dipakai kembali, misalnya pemakaian kertas bekas untuk pembungkus makanan.
2.2.5 Hubungan Limbah Padat Dengan Kesehatan Lingkungan
Limbah padat mengakibatkan gangguan kesehatan, terutama bila di dalam limbah padat tersebut terdapat mikroorganisme pathogen ataupun bahan berbahaya atau beracun. Disamping itu, proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan limbah padat biasanya menghasilkan gas-gas yang dapat mengganggu estetika (Mulia, 2005).
Menurut Soemirat (2006), pengaruh sampah terhadap kesehatan manusia dikelompokkan menjadi 2 kelompok:
1. Efek langsung
Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut, misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang karsinogenik, dan teratogenik. Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman pathogen sehingga dapat menimbulkan penyakit.
2. Efek tidak langsung
Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif, dan secara anaerobik apabila oxigen telah habis.
Menurut Mukono (2005), pengelolaan sampah mempunyai pengaruh terhadap masyarakat dan lingkungan.
(34)
1. Pengaruh yang positif
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut: (Chandra, 2005)
1. Sampah yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah.
2. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak.
4. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga atau binatang pengerat.
5. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah.
6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat.
7. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat. 8. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan
suatu Negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain. 2. Pengaruh negatif
Pengaruh negatif dari pengelolaan sampah ini tampak pada 3 aspek: a. Aspek Kesehatan
- Sampah dapat memberikan tempat tinggal bagi vektor penyakit, seperti: serangga, tikus, cacing dan jamur.
(35)
1. Insect borne disease
Lalat : diare, cholera, typus
Nyamuk : DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) 2. Rodent borne disease
Pes, murine typhus 3. Vektor jamur
Penyakit kulit dan candidiasis 4. Vektor cacing
Taenia, hookworm, cacing gelang dan cacing kremi b. Aspek lingkungan
- Estetika lingkungan - Penurunan kualitas udara
- Pembuangan sampah ke badan air akan menyebabkan pencemaran air. c. Aspek sosial masyarakat
- Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat mencerminkan status keadaan sosial masyarakat.
- Keadaan lingkungan yang kurang saniter dan estetika akan menurunkan hasrat turis untuk berkunjung.
2.3 Penanganan Limbah Padat
Menurut UU No.18 tahun 2008 dalam buku Sarudji (2010) pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi:
1) Pembatasan timbulnya sampah. 2) Pendaur ulangan sampah.
(36)
3) Pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan penanganan sampah meliputi:
1) Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah.
2) Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu. 3) Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemprosesan akhir.
4) Pengolahan sampah dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah sampah.
5) Pemprosesan akhir sampah dalam bentuk pengambilan sampah dalam dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Menurut Mulia (2005), pengelolaan limbah padat meliputi pengumpulan sampai dengan pemusnahan/pembuangannya. Pengelolaan limbah padat harus memperhatikan karakteristik dan kandungan yang terdapat didalam limbah padat tersebut. Limbah padat yang mengandung bahan organik dapat membusuk dengan adanya aktivitas mikroorganisme pengurai. Dengan demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam pemusnahannya.
Limbah padat yang mengandung bahan anorganik tidak dapat membusuk. Bila memungkinkan limbah padat jenis ini sebaiknya didaur ulang sehingga dapat bermanfaat kembali. Bila tidak memungkinkan, limbah jenis ini dapat dibakar agar terurai menjadi bentuk lain sehingga volumenya menjadi lebih kecil (Mulia, 2005).
(37)
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah yang dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran (Azwar, 1996).
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, pembicaraan tentang pengelolaan sampah meliputi tiga hal pokok, yakni:
1. Penyimpanan Sampah (refuse storage)
Penyimpanan sampah maksudnya tempat sampah sementara, sebelum sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan). Tentu saja dalam penyimpanan sampah yang bersifat sementara ini, sebaiknya disediakan tempat sampah yang berbeda untuk jenis sampah tertentu.
Adapun syarat-syarat tempat sampah yang dianjurkan ialah:
a. Konstruksi kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah berserakannya sampah.
b. Tempat sampah mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan.
c. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang.
2. Pengumpulan Sampah
Sampah yang disimpan sementara di rumah, kantor, atau restoran, tentu saja selanjutnya perlu dikumpulkan, untuk kemudian diangkut dan dibuang atau
(38)
dimusnahkan. Tempat pengumpulan sampah ini tentunya harus pula memenuhi syarat kesehatan. Syarat yang dianjurkan ialah:
a. Dibangun diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah.
b. Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempat masuk sampah dan lainnya untuk mengeluarkan sampah.
c. Perlu ada lubang ventilasi, bertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya lalat.
d. Di dalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai. e. Tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus.
f. Tempat tersebut mudah dicapai, baik oleh masyarakat yang akan mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah.
Sama halnya dengan penyimpanan sampah, maka dalam pengumpulan sampah ini, sebaiknya juga dilakukan pemisahan. Untuk itu dikenal dua macam, yakni:
a) Sistem duet, artinya disediakan dua tempat sampah yang satu untuk sampah basah dan lainnya untuk sampah kering.
b) Sistem trio, yakni disediakannya tiga bak sampah, yang pertama untuk sampah basah, kedua untuk sampah kering yang mudah di bakar serta yang ketiga untuk sampah kering yang tidak mudah terbakar (kaca dan kaleng).
3. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah biasanya dilakukan didaerah tertentu agar tidak mengganggu kesehatan manusia. Lazimnya syarat yang harus dipenuhi dalam membangun tempat pembuangan sampah adalah:
a) Tempat tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber air lainnya yang dipergunakan oleh manusia (mencuci, mandi, dan sebagainya)
(39)
b) Tidak pada tempat yang sering terkena banjir.
c) Di tempat-tempat yang jauh dari tempat tinggal manusia.
Adapun jarak yang sering dipakai sebagai pedoman ialah sekitar 2 km dari perumahan penduduk, sekitar 15 km dari laut serta 200 m dari sumber air.
Menurut Soemirat (2006), pengelolaan sampah perlu didasarkan atas berbagai pertimbangan:
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit. 2. Konservasi sumber daya alam. 3. Mencegah gangguan estetika.
4. Memberi insentif untuk daur ulang/pemanfaatan. 5. Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat.
Kenyataan yang ada saat ini ialah bahwa sampah sulit dikelola oleh karena berbagai hal:
1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan.
2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan, dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan.
4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan permasalahan pencemaran udara, tanah, air, menimbulkan turunnya harga tanah karena daerah yang turun kadar estetikanya, bau, dan memperbanyak, populasi lalat dan tikus.
(40)
6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah; juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah. 7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai
tempat pembuangan sampah.
8. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.
9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang panas.
10.Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.
11.Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah.
12.Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor non-teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih.
2.4 Pengertian Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang essensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastik dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh.
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin), pirang dan hitam, warna merah muda, pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa (Djuanda, dkk., 2007).
(41)
2.4.1 Anatomi Kulit
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu: 1. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum
germinativum, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan granular atau stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum korneum.
2. Dermis atau korium merupakan lapisan dibawah epidermis dan di atas jaringan subkutan.
3. Jaringan subkutan (subkutis atau hypodermis) merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis (Harahap, M. 2000).
2.4.2 Fungsi Kulit
Kulit mempunyai fungsi yang bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah: (Harahap, 2000)
1) Pelindung
Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh. Melamin yang memberi warna pada kulit untuk melindungi kulit dari akibat sinar ultraviolet. 2) Pengatur Suhu
Di waktu suhu dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga tubuh dapat terjaga tidak terlalu panas.
3) Penyerap
Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan zat yang larut dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. Zat-zat yang
(42)
larut dalam lemak lebih mudah masuk ke dalam kulit dan masuk peredaran darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit. 4) Indera Perasa
Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa yang pokok adalah merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin.
5) Fungsi Pergetahan
Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat. Getah sebum dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat. Sebum adalah sejenis zat lemak yang membuat kulit menjadi lentur. 2.4.3 Penyebab Iritasi Kulit
Eczema atau dermatitis merupakan nama yang diberikan untuk suatu inflamasi khusus pada kulit, dermatitis kontak mengarah kepada inflamasi semacam itu yang disebabkan oleh dari zat-zat dari luar (external agents). Istilah eczema dan dermatitis digunakan untuk keadaan inflamasi kulit lainnya yang bukan terjadi karena faktor-faktor eksternal melainkan terutama karena faktor-faktor-faktor-faktor endogen (Fregert, 1988).
Zat kimia dapat menyebabkan peradangan kulit oleh satu dari dua mekanisme yaitu iritasi (dermatitis kontak yang disebabkan oleh iritan/penyebab iritasi) atau reaksi alergi (dermatitis kontak yang disebabkan oleh alergi). Pada orang yang peka, reaksi alergi akan menimbulkan kelainan kulit yang biasanya 6-48 jam hingga beberapa hari setelah kontak dan kadangkala bisa berlangsung selama 1-2 minggu.
Dermatitis kontak kerapkali menyerang kedua belah tangan sehingga dapat menjadi halangan bagi penderita untuk bekerja dan cenderung untuk menjadi kronik melalui kontak yang berulang. Pengaruh dermatitis kontak bertingkat mulai dari yang
(43)
ringan dengan bengkak yang parah dan melepuh. Seringkali pada ruam tersebut terdapat lepuhan-lepuhan/gelembung-gelembung kecil yang gatal.
Jika zat-zat kimia penyebab ruam dihindari, biasanya kemerahan tersebut menghilang beberapa hari. Lepuhan bisa berair dan menjadi lapisan kerak, tetapi akan segera mengering. Sisa-sisa sisik, gatal dan cairan kental yang bersifat sementara pada kulit bisa berakhir selama beberapa hari atau berminggu-minggu.
Menetapkan penyebab dermatitis kontak tidak selalu mudah dikarenakan banyak sekali kemungkinan yang ada. Selain itu banyak yang tidak tahu atau menyadari seluruh zat-zat kimia yang bersentuhan dengan kulit mereka. Seringkali lokasi awal ruam merupakan suatu petunjuk penting (Harahap, 2000).
2.5 Karakteristik Petugas Kebersihan 1. Golongan Umur
Golongan umur adalah lama waktu perjalanan hidup petugas kebersihan yang dihitung sejak saat ia dilahirkan sampai batas waktu sekarang.
2. Tingkat Pendidikan
Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik guna mencapai perubahan perilaku (tujuan).
3. Lama Bekerja
Lama bekerja adalah menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan (Siagian, 2008).
4. Pengetahuan
(44)
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Untuk mengukur pengetahuan ini dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).
Dalam domain kognitif ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan, yaitu: 1) Tahu (knows)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuaan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (evaluation)
(45)
Evaluasi yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
5. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2003). 6. Tindakan
Tindakan merupakan gerak/perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh berbagai kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut (Notoatmodjo, 2003). Tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:
a. Persesi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek. b. Respons Terpimpin (Guided Response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai. c. Mekanisme (Mecanism)
Dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
d. Adopsi (Adoption)
Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
(46)
2.6 Kerangka Konsep
Penanganan Limbah Padat di Pasar Tradisional dan Pasar Modern meliputi: - Pengumpulan Sampah - Penyimpanan Sampah - Pembuangan Sampah
Keluhan Iritasi Kulit
Karakteristik Petugas Kebersihan
- Umur
- Tingkat Pendidikan - Lama Bekerja - Pengetahuan - Sikap
(47)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yang akan memberikan gambaran mengenai karakteristik dan penanganan limbah padat pasar serta keluhan iritasi kulit pada petugas kebersihan dipasar tradisional dan pasar modern Kota Medan Tahun 2013.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah:
1. Termasuk pasar tradisional yang besar di Kota Medan.
2. Termasuk pasar modern (Berastagi Supermarket) yang besar di Kota Medan 3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober tahun 2013.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah petugas kebersihan yang bertugas dalam menangani kebersihan pasar tradisional dan pasar modern.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Menurut Winarno (1978) dalam buku Kasjono (2009), jika jumlah populasi terbatas maka seluruh populasi dimasukkan sebagai sampel (subjek yang diteliti). Dengan demikian tidak
(48)
dilakukan penarikan sampel. Untuk penelitian deskriptif (survei) pada manusia jumlah sampelnya ≤ 100 subjek. Dengan jumlah populasi sebesar 40 orang, maka besar sampelnya juga 40 orang, dimana 22 orang bekerja sebagai petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar dan 18 orang bekerja sebagai petugas kebersihan di pasar modern Berastagi Supermarket.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Diperoleh dari wawancara dengan petugas kebersihan dengan menggunakan daftar pertanyaan (quisioner) dan pengamatan langsung (observasi) ke pasar tradisional dan pasar modern di Kota Medan.
3.4.2 Data Sekunder
Diperoleh dari Kantor PD Pasar, Kantor Dinas Kebersihan dan Kantor Pemasaran Berastagi Supermarket di Kota Medan.
3.5 Definisi Operasional
1. Pasar tradisional adalah pasar yang ditandai dengan pembeli dan penjual yang bertemu secara langsung serta proses jual beli melalui proses tawar-menawar harga.
2. Pasar modern (Berastagi Supermarket) adalah pasar yang berada dalam bangunan yang bersih dan pelayanannya dilakukan secara mandiri dengan melihat harga yang tercantum pada barang atau dilayani oleh pramuniaga.
3. Umur adalah lama waktu perjalanan hidup petugas kebersihan yang dihitung sejak saat ia dilahirkan sampai batas waktu sekarang.
(49)
4. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik guna mencapai perubahan perilaku (tujuan).
5. Lama bekerja adalah menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan.
6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petugas kebersihan tentang pengelolaan sampah di Pasar Tradisional Pusat Pasar dan Pasar Modern Berastagi Supermarket.
7. Sikap adalah respon yang diberikan oleh petugas kebersihan terhadap pengelolaan sampah.
8. Tindakan adalah gerakan/perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh berbagai kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut
9. Keluhan iritasi kulit adalah keluhan yang dirasakan oleh petugas kebersihan berupa gatal-gatal pada kulit tangannya.
3.6 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah mengukur perilaku responden yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan (Notoatmodjo, 2003) dan observasi penanganan sampah pasar.
A. Pengetahuan
Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 dan total skor sebesar 10 dengan kriteria pertanyaan mempunyai 3 pilihan jawaban dengan keterangan:
(50)
1. Jika jawaban benar mendapat skor 1 2. Jika jawaban salah mendapat skor 0
Berdasarkan jumlah nilai tersebut pengetahuan diklasifikasi dalam 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut (Pratomo dan Sudarti, 1986):
a. Tingkat pengetahuan baik apabila jawaban responden benar ≥ 70% b. Tingkat pengetahuan sedang apabila jawaban responden benar 40-70% c. Tingkat pengetahuan kurang apabila jawaban responden benar ≤ 40% B. Sikap
Sikap diukur berdasarkan nilai (skor) yang dijumlahkan pada 7 pertanyaan. Sistem penilaian dilakukan sesuai dengan skala Guttman, yang memberikan pilihan jawaban yang bersifat jelas/tegas dan konsisten (Riduwan, 2002) dengan kriteria yaitu:
1. Jawaban a (Sangat Setuju) = 3 2. Jawaban b (Setuju) = 2
3. Jawaban c (Ragu-ragu) = 1 4. Jawaban d (Tidak Setuju) = 0
Berdasarkan jumlah nilai tersebut sikap diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu: a. Baik, jika jawaban responden setuju > 50% atau memiliki nilai (skor) ≥ 7 dari pertanyaan yang ada.
b. Buruk, jika jawaban responden tidak setuju < 50% atau memiliki nilai skor ≤ 7 dari pertanyaan yang ada.
C. Tindakan
Tindakan diukur berdasarkan nilai (skor) yang dijumlahkan pada 7 pertanyaan kuisioner observasi dengan kriteria yaitu:
(51)
1. Jawaban sesuai/benar = 1 2. Jawaban tidak sesuai/salah = 0
Berdasarkan jumlah nilai tersebut sikap diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu: a. Baik, jika jawaban responden sesuai/benar > 50% atau memiliki nilai (skor) ≥ 7 dari pertanyaan yang ada.
b. Buruk, jika jawaban responden tidak sesuai/salah < 50% atau memiliki nilai (skor) ≤ 7 dari pertanyaan yang ada.
D. Observasi Sistem Penanganan Sampah Pasar
Kriteria penilaian ini berdasarkan SK Dirjen PPM dan PLP Depkes RI 1989 tentang pengawasan pengelolahan sampah sebagai berikut:
a. Penyimpanan Sampah
Untuk menilai penyimpanan sampah digunakan kriteria sebagai berikut:
Memenuhi syarat : Apabila tempat sampah yang dipakai kedap air, tidak mudah dilubangi tikus, rata bagian dalam/halus, mempunyai tutup, mudah diisi dan dikosongkan serta
mudah dibersihkan.
Tidak memenuhi syarat : Apabila tempat sampah yang dipakai tidak kedap air, mudah dilubangi tikus, tidak mempunyai tutup, hanya berupa tumpukan biasa dan mudah berserakan.
b. Pengumpulan sampah
Untuk menilai pengumpulan sampah digunakan kriteria sebagai berikut:
Memenuhi syarat : Apabila terdapat peralatan pengumpulan, peralatan tidak bocor/rusak, frekuensi pengumpulan 1 kali
(52)
dibedakan tempat sampah yang mudah membusuk dan tidak mudah membusuk, desain TPS mudah untuk memasukkan/mengosongkan sampah dan tidak mudah berserakan, TPS tidak terlalu penuh oleh sampah, sampah tidak berserakan, dan tidak menimbulkan bau. Tidak memenuhi syarat : Apabila tidak terdapat peralatan pengumpulan,
peralatan bocor/rusak, frekuensi pengumpulan 3 kali sehari, tidak mempunyai petugas pelaksana yang tetap, tidak dibedakan tempat sampah yang mudah
membusuk dan tidak mudah membusuk, hanya berupa tumpukan biasa, tumpukan sampah melebihi daya tampung TPS, sampah berserakan dan menimbulkan
bau.
c. Pembuangan sampah
Untuk menilai pembuangan sampah digunakan kriteria sebagai berikut:
Memenuhi syarat : Apabila pengumpulan dan penumpukan sampah yang dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk tidak merupakan tempat perindukan serangga dan binatang pengerat serta memperhatikan prinsip
estetika.
Tidak memenuhi syarat : Apabila pengumpulan dan penumpukan sampah yang dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk terdapat tempat perindukan serangga dan binatang pengerat serta tidak memperhatikan prinsip estetika.
(53)
3.7 Teknik Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara: 1. Editing
Memeriksa data terlebih dahulu apakah telah sesuai seperti yang diharapkan, misalnya memeriksa kelengkapan, kesinambungan dan keseragaman data.
2. Koding
Menyederhanakan semua jawaban jika cara pengumpulan data menggunakan pertanyaan. Menyederhanakan jawaban tersebut dilakukan dalam bentuk memberikan simbol-simbol tertentu.
3. Tabulasi
Mengelompokkan data dalam satu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi langsung dan wawancara dengan petugas kebersihan dengan menggunakan kuisioner, kemudian data dianalisis dan dinarasikan.
(54)
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Lokasi Geografis
a. Pasar Tradisional
Lokasi pasar tradisional penampungan Pusat Pasar Medan berada di sepanjang jalan Veteran yang termasuk dalam 3 Kelurahan, yaitu: Kelurahan Gang Buntu, Kelurahan Pusat Pasar, dan Kelurahan Pandau Hulu. Pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar Medan merupakan pasar yang khusus menjual sayur-sayuran yang berasal dari daerah penghasil sayur-sayuran di Sumatera Utara.
Secara geografis lokasi pasar tradisional Pusat Pasar Medan berbatasan dengan: Sebelah Timur : Jalan MT. Haryono
Sebelah Barat : Jalan Bulan Sebelah Utara : Jalan Thamrin Sebelah Selatan : Jalan Sutomo b. Pasar Modern
Lokasi pasar modern Berastagi Supermarket berada di jalan Jenderal Gatot Subroto No. 288 Medan yang mulai berdiri tahun 2006. Pasar modern Berastagi Supermarket ini menjual semua kebutuhan manusia, mulai dari peralatan rumah tangga hingga sayur-sayuran. Sayur-sayuran yang dijual di Berastagi Supermarket merupakan sayuran yang berkualitas dan nomor satu dimana sebagian sayur-sayuran tersebut di impor dari luar negeri.
Secara geografis lokasi pasar modern Berastagi Supermarket berbatasan dengan:
Sebelah Timur : Jalan Piring Sebelah Barat : Jalan Ayahanda Sebelah Utara : Jalan Panci
(55)
Sebelah Selatan : Jalan Jendral Gatot Subroto
4.2 Karakteristik Responden Pasar Tradisional dan Pasar Modern 4.2.1 Umur Responden
Responden berdasarkan data umur dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Umur Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Umur (Tahun) Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 15-20 Tahun 3 13,6 10 55,6
2 21-26 Tahun 9 40,9 8 44,4
3 ≥ 26 Tahun 10 45,5 0 0
Total 22 100,0 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan menurut umur di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah responden dengan umur 15-20 tahun dengan jumlah 3 orang (13,6 %), responden dengan umur 21-26 tahun dengan jumlah 9 orang (40,9 %) dan responden dengan umur > 26 Tahun sebanyak 10 orang (45,5 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang paling banyak berumur 15-20 tahun dengan jumlah 10 orang (55,6 %), sedangkan responden dengan umur 21-26 tahun dengan jumlah 8 orang (44,4 %).
4.2.2 Jenis Kelamin
Responden berdasarkan jenis kelamin yang bekerja sebagai petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Jenis Kelamin Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Jenis Kelamin Pasar Tradisional Berastagi Supermarket
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 Laki-laki 13 59,1 10 55,6
2 Perempuan 9 40,9 8 44,4
(56)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan menurut jenis kelamin di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar yang paling banyak adalah laki-laki sebanyak 13 orang (59,1 %) sedangkan perempuan sebanyak 9 orang (40,9 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket jenis kelamin responden yang paling banyak adalah laki-laki sebanyak 10 orang (55,6%) sedangkan perempuan sebanyak 8 orang (44,4%).
4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan responden dikategorikan dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi Petugas Kebersihan Menurut Tingkat Pendidikan Di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Tingkat Pendidikan
Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 SD 2 9,1 0 0
2 SMP 7 31,8 0 0
3 SMA 13 59,1 18 100
Total 22 100,0 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan menurut tingkat pendidikan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar adalah tingkat pendidikan responden dari SD sebanyak 2 orang (9,1 %), SMP sebanyak 7 orang (31,8%) dan SMA sebanyak 13 orang (59,1 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA sebanyak 18 orang (100%).
(57)
4.2.4 Lama Bekerja
Responden berdasarkan lama bekerja sebagai petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan lama bekerja sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Lama Bekerja Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 ≤ 1 Tahun 7 31,8 17 94,4
2 ≥ 1 Tahun 15 68,2 1 5,6
Total 22 100,0 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar yang lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 7 orang (31,8 %) dan yang lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 15 orang (68,2 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang memiliki lama bekerja ≥ 1 tahun sebanyak 17 orang (94,4%) dan yang lama bekerja ≤ 1 tahun sebanyak 1 orang (5,6%).
4.2.5 Jam Kerja
Jam kerja petugas kebersihan di Pasar Tradisional Pusat Pasar Medan dapat dilihat bahwa petugas kebersihan yang memiliki jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 22 orang (100%). Sedangkan di Berastagi Supermarket responden yang memiliki jam kerja ≥ 5 jam sebanyak 18 orang (100%).
4.2.6 Pengetahuan Petugas Kebersihan
Tingkat pengetahuan responden sebagai petugas kebersihan dapat dilihat pada tabel berikut :
(58)
Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Penanganan Sampah di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No. Pertanyaan Jawaban
Pasar Tradisional
Pasar Modern
n % n %
1. Pengertian Sampah a. Sesuatu yang tidak dipakai dan harus dibuang
b. Tidak Tahu
20 2 88,8 11,2 18 0 100 0
Total 22 100,0 18 100,0
No. Pertanyaan Jawaban
Pasar Tradisional
Pasar Modern
n % n %
2. Pembagian Sampah
a. Sampah Organik dan Anorganik
b. Tidak Tahu
18 4 63,6 36,4 18 0 100,0 0
Total 22 100,0 18 100,0
3. Sampah Organik a. Sisa-sisa sayuran b. Tidak Tahu
14 8 63,6 36,4 18 0 100 0
Total 22 100,0 18 100,0
4. Sampah Anorganik
a. Plastik, kayu dan kaca b.Tidak Tahu 14 8 63,6 35,4 18 0 100 0
Total 22 100,0 18 100,0
5. Syarat Tempat Pengumpulan Sampah
Sementara yang Baik
a. Konstruksi kuat, mudah dijangkau dan dikosongkan
maksimal 1 x 24
b. Tidak menjadi perindukan serangga dan tikus
c. Tidak Tahu
14 5 3 63,6 22,8 13,6 18 0 0 100 0 0
Total 22 100,0 18 100,0
6. Berapa lama sampah di simpan dalam kontainer sampah sebelum dibawa oleh truk Dinas Kebersihan
a. 1 x 24 Jam b. 2 x 24 Jam
22 0 100 0 16 2 88,8 11,2
Total 22 100,0 18 100,0
7. Cara Penanganan
sampah yang baik
a. Memisahkan sampah organik dan
(59)
anorganik, kemudian sampah organik diolah menjadi kompos dan sampah anorganik dapat didaur
ulang
b. Dipisahkan sampah organik dan sampah anorganik dan dibuang begitu saja ke tempat sampah
c. Tidak Tahu
9 3 40,9 13,6 0 0 0 0
Total 22 100,0 18 100,0
No. Pertanyaan Jawaban
Pasar Tradisional
Pasar Modern
n % n %
8. Dampak yang akan timbul apabila limbah padat pasar tidak dikelola dengan baik
a. Sampah tersebut akan akan menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit dan menyebabkan penyakit dan menyebabkan banjir b. Tidak Tahu
19 3 86,4 13,6 18 0 100 0
Total 22 100,0 18 100,0
9. Efek positif dari pengelolaan sampah
a. Sampah dapat dijadikan pupuk atau makanan ternak
22 100 18 100
Total 22 100,0 18 100,0
10. Efek negatif dari pengelolaan
sampah
a. Sampah dapat menjadi tempat berkembang
biaknya vektor yang dapat menyebabkan penyakit dan
menyebabkan banjir
22 100 18 100
Total 22 100,0 18 100,0
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada indikator pengetahuan, maka variabel pengetahuan dapat dikategorikan baik, sedang dan buruk. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
(60)
Tabel 6. Distribusi tingkat pengetahuan responden sebagai petugas kebersihan di Pasar Tradisional Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No Tingkat Pengetahuan
Pasar Tradisional Berastagi Supermarket Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 Baik 14 63,6 18 100
2 Sedang 8 36,4 0 0
Total 22 100,0 18 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa petugas kebersihan di pasar tradisional Penampungan Pusat Pasar yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang penanganan sampah sebanyak 14 orang (63,6 %) dan yang memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang penanganan sampah sebanyak 8 orang (36,4 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket, responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang penanganan sampah adalah baik sebanyak 18 orang (100 %).
4.2.7 Sikap Petugas Kebersihan
Sikap yang diukur dalam penelitian ini menyangkut perasaan sangat setuju, setuju, Ragu-ragu dan tidak setuju terhadap item-item pernyataan yang diberikan tentang sikap petugas kebersihan. Hasil jawaban responden berdasarkan sikap dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap tentang Pemakaian APD di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar dan Berastagi Supermarket Kota Medan Tahun 2013
No. Pernyataan
Pasar Tradisional Pasar Modern
SS S R TS SS S R TS
n % n % n % n % n % n % n % n %
1. Pada saat
bekerja anda harus memakai pakaian khusus
(61)
2. Pada saat bekerja anda harus memakai sarung tangan
0 0 20 88,8 0 0 2 11,2 18 100,0 0 0 0 0 0 0
3. Pada saat
bekerja anda harus memakai masker
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
4. Pada saat
bekerja anda harus memakai sepatu
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
No. Pernyataan
Pasar Tradisional Pasar Modern
SS S R TS SS S R TS
n % n % n % n % n % n % n % n %
5. Mencuci
tangan setelah selesai bekerja
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
6. Sebaiknya
mencuci tangan dengan menggunaka n sabun
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
7. Mencuci
tangan harus menggunaka n air bersih dan
mengalir
0 0 22 100,0 0 0 0 0 18 100,0 0 0 0 0 0 0
n 22 18
Sikap petugas kebersihan di Pasar Tradisional Penampungan Pusat Pasar bahwa petugas kebersihan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik sebanyak 22 orang (100 %). Sedangkan di Berastagi Supermarket sikap petugas kebersihan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah baik sebanyak 18 orang (100 %).
(1)
Tindakan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 14 63.6 63.6 63.6
Buruk 8 36.4 36.4 100.0
Total 22 100.0 100.0
Keluhan_Iritasi_Kulit
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pernah 8 36.4 36.4 36.4
Tidak
Pernah 14 63.6 63.6 100.0
Total 22 100.0 100.0
Frequencies
[DataSet1] F:\Proposal Terbaru Nai\Pasar Modern.sav
Statistics
Umur
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulativ e Percent Valid 15-20
Tahun 10 55.6 55.6 55.6
21-26
Tahun 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
Umur
Jenis_ Kelami
n
Pen didi kan
Lama_ Bekerj
a
Jam_K erja
Penget
ahuan Sikap
Tinda kan
Keluhan _iritasi_ kulit
N Valid 18 18 18 18 18 18 18 18 18
Missi
(2)
Jenis_Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 10 55.6 55.6 55.6
Perempuan 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMA 18 100.0 100.0 100.0
Lama_Bekerja
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid <
1Tahun 17 94.4 94.4 94.4
>
1Tahun 1 5.6 5.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
Jam_Kerja
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid > 5
Jam 18 100.0 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 18 100.0 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
(3)
Tindakan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 18 100.0 100.0 100.0
Keluhan_iritasi_kulit
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid Tidak
Pernah 18 100.0 100.0 100.0
Crosstabs
[DataSet1] F:\Proposal Terbaru Nai\Tradisional.sav Umur * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Keluhan_Iritasi_Kulit
Total Pernah Tidak Pernah
Umur 15-20 Tahun 3 0 3
21-26 Tahun 3 6 9
> 26 Tahun 2 8 10
Total 8 14 22
Jenis_Kelamin * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Keluhan_Iritasi_Kulit
Total Pernah Tidak Pernah
Jenis_Kelamin Laki-laki 8 4 12
Perempuan 3 7 10
Total 11 11 22
Pendidikan * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Keluhan_Iritasi_Kulit
Total Pernah Tidak Pernah
Pendidikan SD 5 2 7
SMP 3 10 13
(4)
Lama_Bekerja * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Keluhan_Iritasi_Kulit
Total Pernah Tidak Pernah
Lama_ Bekerja
< 1 Tahun
8 3 11
> 1 Tahun 11 11
Total 8 14 22
Jam_Kerja * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Keluhan_Iritasi_Kulit
Total Pernah Tidak Pernah
Jam_Kerja > 5 Jam 8 14 22
Total 8 14 22
Pengetahuan * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Keluhan_Iritasi_Kulit
Total Pernah Tidak Pernah
Pengetahuan Baik 11 11
Sedang 8 3 11
Total 8 14 22
Sikap * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Keluhan_Iritasi_Kulit
Total
Pernah Tidak Pernah
Sikap Baik 8 14 22
Total 8 14 22
Tindakan * Keluhan_Iritasi_Kulit Crosstabulation Count
Keluhan_Iritasi_Kulit
Total Pernah Tidak Pernah
Tindakan Baik 0 14 14
Buruk 8 0 8
(5)
Crosstabs
[DataSet1] F:\Proposal Terbaru Nai\Pasar Modern.sav Umur * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count
Keluhan_iritasi_kulit
Total Tidak Pernah
Umur 15-20
Tahun 10 10
21-26
Tahun 8 8
Total 18 18
Jenis_Kelamin * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count
Keluhan_iritasi_kulit
Total Tidak Pernah
Jenis_Kelamin Laki-laki 10 10
Perempuan 8 8
Total 18 18
Pendidikan * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count
Keluhan_iritasi_kulit
Total Tidak Pernah
Pendidikan SMA 18 18
Total 18 18
Lama_Bekerja * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count
Keluhan_iritasi_kulit
Total Tidak Pernah
Lama_Bekerja < 1Tahun 17 17
> 1Tahun 1 1
(6)
Jam_Kerja * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count
Keluhan_iritasi_kulit
Total Tidak Pernah
Jam_Kerja > 5 Jam 18 18
Total 18 18
Pengetahuan * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count
Keluhan_iritasi_kulit
Total Tidak Pernah
Pengetahuan Baik 18 18
Total 18 18
Sikap * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count
Keluhan_iritasi_kulit
Total Tidak Pernah
Sikap Baik 18 18
Total 18 18
Tindakan * Keluhan_iritasi_kulit Crosstabulation Count
Keluhan_iritasi_kulit
Total Tidak Pernah
Tindakan Baik 18 18