Penanganan Limbah Padat TINJAUAN PUSTAKA

1. Insect borne disease Lalat : diare, cholera, typus Nyamuk : DHF Dengue Haemorrhagic Fever 2. Rodent borne disease Pes, murine typhus 3. Vektor jamur Penyakit kulit dan candidiasis 4. Vektor cacing Taenia, hookworm, cacing gelang dan cacing kremi b. Aspek lingkungan - Estetika lingkungan - Penurunan kualitas udara - Pembuangan sampah ke badan air akan menyebabkan pencemaran air. c. Aspek sosial masyarakat - Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat mencerminkan status keadaan sosial masyarakat. - Keadaan lingkungan yang kurang saniter dan estetika akan menurunkan hasrat turis untuk berkunjung.

2.3 Penanganan Limbah Padat

Menurut UU No.18 tahun 2008 dalam buku Sarudji 2010 pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi: 1 Pembatasan timbulnya sampah. 2 Pendaur ulangan sampah. Universitas Sumatera Utara 3 Pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan penanganan sampah meliputi: 1 Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, danatau sifat sampah. 2 Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu. 3 Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemprosesan akhir. 4 Pengolahan sampah dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah sampah. 5 Pemprosesan akhir sampah dalam bentuk pengambilan sampah dalam danatau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Menurut Mulia 2005, pengelolaan limbah padat meliputi pengumpulan sampai dengan pemusnahanpembuangannya. Pengelolaan limbah padat harus memperhatikan karakteristik dan kandungan yang terdapat didalam limbah padat tersebut. Limbah padat yang mengandung bahan organik dapat membusuk dengan adanya aktivitas mikroorganisme pengurai. Dengan demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam pemusnahannya. Limbah padat yang mengandung bahan anorganik tidak dapat membusuk. Bila memungkinkan limbah padat jenis ini sebaiknya didaur ulang sehingga dapat bermanfaat kembali. Bila tidak memungkinkan, limbah jenis ini dapat dibakar agar terurai menjadi bentuk lain sehingga volumenya menjadi lebih kecil Mulia, 2005. Universitas Sumatera Utara Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah yang dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau segi estetis, tidak menimbulkan kebakaran Azwar, 1996. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, pembicaraan tentang pengelolaan sampah meliputi tiga hal pokok, yakni: 1. Penyimpanan Sampah refuse storage Penyimpanan sampah maksudnya tempat sampah sementara, sebelum sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang dimusnahkan. Tentu saja dalam penyimpanan sampah yang bersifat sementara ini, sebaiknya disediakan tempat sampah yang berbeda untuk jenis sampah tertentu. Adapun syarat-syarat tempat sampah yang dianjurkan ialah: a. Konstruksi kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah berserakannya sampah. b. Tempat sampah mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan. c. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang. 2. Pengumpulan Sampah Sampah yang disimpan sementara di rumah, kantor, atau restoran, tentu saja selanjutnya perlu dikumpulkan, untuk kemudian diangkut dan dibuang atau Universitas Sumatera Utara dimusnahkan. Tempat pengumpulan sampah ini tentunya harus pula memenuhi syarat kesehatan. Syarat yang dianjurkan ialah: a. Dibangun diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah. b. Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempat masuk sampah dan lainnya untuk mengeluarkan sampah. c. Perlu ada lubang ventilasi, bertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya lalat. d. Di dalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai. e. Tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus. f. Tempat tersebut mudah dicapai, baik oleh masyarakat yang akan mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah. Sama halnya dengan penyimpanan sampah, maka dalam pengumpulan sampah ini, sebaiknya juga dilakukan pemisahan. Untuk itu dikenal dua macam, yakni: a Sistem duet, artinya disediakan dua tempat sampah yang satu untuk sampah basah dan lainnya untuk sampah kering. b Sistem trio, yakni disediakannya tiga bak sampah, yang pertama untuk sampah basah, kedua untuk sampah kering yang mudah di bakar serta yang ketiga untuk sampah kering yang tidak mudah terbakar kaca dan kaleng. 3. Pembuangan Sampah Pembuangan sampah biasanya dilakukan didaerah tertentu agar tidak mengganggu kesehatan manusia. Lazimnya syarat yang harus dipenuhi dalam membangun tempat pembuangan sampah adalah: a Tempat tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber air lainnya yang dipergunakan oleh manusia mencuci, mandi, dan sebagainya Universitas Sumatera Utara b Tidak pada tempat yang sering terkena banjir. c Di tempat-tempat yang jauh dari tempat tinggal manusia. Adapun jarak yang sering dipakai sebagai pedoman ialah sekitar 2 km dari perumahan penduduk, sekitar 15 km dari laut serta 200 m dari sumber air. Menurut Soemirat 2006, pengelolaan sampah perlu didasarkan atas berbagai pertimbangan: 1. Untuk mencegah terjadinya penyakit. 2. Konservasi sumber daya alam. 3. Mencegah gangguan estetika. 4. Memberi insentif untuk daur ulangpemanfaatan. 5. Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat. Kenyataan yang ada saat ini ialah bahwa sampah sulit dikelola oleh karena berbagai hal: 1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan. 2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan. 3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan, dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan. 4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan permasalahan pencemaran udara, tanah, air, menimbulkan turunnya harga tanah karena daerah yang turun kadar estetikanya, bau, dan memperbanyak, populasi lalat dan tikus. 5. Kegagalan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali barang bekas. Universitas Sumatera Utara 6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah; juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah. 7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai tempat pembuangan sampah. 8. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan. 9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang panas. 10. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan. 11. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah. 12. Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor non-teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih.

2.4 Pengertian Kulit