37
Annisa Nugraha Wahidah, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK
TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Kemudian, draf instrumen tersebut dilakukan validitas isi dan validitas konstruk melaui
expert judgement
. Hasil akhir pada tahap ini berupa draft instrumen yang sudah divalidasi.
3. Tahap III
Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah uji coba draft instrumen yang sudah divalidasi. Pendekatan yang digunakan pada tahap ini adalah
kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui fungsionalitas dari instrument asesmen.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Kualitatif
a. Teknik pengumpulan data pada tahap pendahuluan adalah studi
lapangan dengan cara observasi dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini dikonstruksi untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan asesmen bahasa di lapangan
.
Konstruksi wawancara ini didasarkan pada proses pelaksanaan asesmen bahasa reseptif dan
bahasa ekspresif, proses pembelajaran di kelas, serta proses komunikasi dengan orang tua
,
sehingga wawncaea ini dilakukan pada guru kelas dan orang tua anak tunarungu.
b. Studi literature dilakukan dengan mengkaji pustaka dari beberapa ahli
yang membahas tentang asesmen dan teori mengenai perkembangan bahasa, serta hakikat anak tunarungu. Tujuan utama dilakukannya
studi literature adalah mendapatkan konsep dasar dari perkembangan bahasa pada anak tunarungu usia sekolah.
c. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada tahap perencanaan
yaitu teknik
delphie.
Menurut Bombana 2010 mengemukakan bahwa teknik
d elphie
adalah suatu proses kelompok yang digunakan untuk memperoleh
tanggapan tertulis
dari beberapa
38
Annisa Nugraha Wahidah, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK
TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
individu. Ini dimaksudkan untuk mengumpulkan pendapat dari sejumlah individu dalam rangka meningkatkan mutu pengambilan
keputusan. Delphi tidak memerlukan pertemuan langsung
Face to face,
bagaimanapun juga, ini bermanfaat untuk melibatkan para ahli, pengguna-pengguna, pengontrol sumber daya, atau pengurus yang
tidak bisa datang bersama-sama. Kuisioner kelayakan instrumen asesmen disusun dalam rangka
memperoleh data dari ahli pendidikan kebutuhan khusus dan dari para praktisi sekolah baik untuk kelayakan isi maupun praktis instrumen
asesmen. Data ini diperlukan dalam rangka pengembangan draft instrumen awal menjadi draft instrumen asesmen operasional yang
layak uji. Kuisioner ini dikonstruksikan berdasarkan komponen isi, praktis, dan rasional instrumen asesmen yang dikembangkan.
Kuisioner ini dirancang dalam bentuk skala bertingkat menurut tingkat kalayakannya, yaitu: tidak layak, layak, sangat layak. Masing-masing
aspek diberi kolom tanggapan sebagai saran dan kritik untuk perbaikan instrumen.
1 Pemilihan Kelompok Delphi
Dalam studi Delphi, peneliti memilih individu-individu yang memiliki pengetahuan luas dan berpengalaman yang sesuai
dengan pengetahuan yang diperlukan para ahli untuk menganalisis masalah tertentu. Peneliti menggunakan tehnik
purposive sampling
untuk memilih kelompok Delphi. Peneliti memiliki beberapa pertimbangan dalam pemilihan kelompok
Delphi untuk penelitian berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a Memiliki pemahaman yang luas dan pengalaman terhadap teori
perkembangan anak tunarungu b
Memiliki pemahaman dan pengalaman terhadap cara-cara menyusun instrumen asesmen.
39
Annisa Nugraha Wahidah, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK
TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2 Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen
Untuk mengumpulkan data kualitatif, peneliti menurunkan konsep teori perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif
anak tunarungu usia sekolah
Myklebust
kedalam draf kisi-kisi instrumen asesmen. Selanjutnya, melakukan studi Delphi dengan
membagikan kuesionerangket tentang draf rancangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan bahasa ekspresif kepada para ahli.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam teknik ini adalah
Dermawan,2004: a
Para pembuat keputusan melalui proses Delphi dengan identifikasi isu dan masalah pokok yang hendak diselesaikan.
b Kemudian kuesioner dibuat dan para peserta teknik Delphi,
para ahli, mulai dipilih. c
Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik didalam maupun luar organisasi, yang di anggap mengetahui
dan menguasai dengan baik permasalahan yang dihadapi. d
Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim, menghasilkan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah,
serta mengirimkan kembali kuesioner kepada pemimpin kelompok, para pembuat keputusan akhir.
e Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon yang
muncul dan mengirimkan kembali hasil rangkuman kepada partisipasi teknik ini.
f Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menelaah ulang hasil
rangkuman, menetapkan skala prioritas atau memperingkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan
seluruh hasil rangkuman beserta masukan terakhir dalam periode waktu tertentu.
40
Annisa Nugraha Wahidah, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK
TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
g Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan
telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan guna mencapai kesepakatan untuk menentukan satu alternatif solusi atau
tindakan terbaik
2. Pengumpulan Data Kuantitatif