Lokasi dan Subjek Penelitian

33 Annisa Nugraha Wahidah, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Peenelitian mengenai pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan bahasa ekspresif ini diawali dengan penelitian tahap I sejak 27 April 2015 yang selanjutnya akan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan sampai penelitian dapat dinyatakan selesai. Penelitian ini dilakukan pada beberapa lokasi yaitu lokasi dalam penelitian ini adalah beberapa SLB-B yang berada di kota Bandung. Yang menjadi informan atau sumber data adalah guru, orang tua dan siswa tunarungu usia sekolah anak tunarungu tingkat dasar yang dirasa sudah mampu untuk mengikuti pembelajaran di sekolah atau tingkat paling dasar. Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2011. Adapun subjek penelitian ini dibatasi pada siswa tunarungu kelas dasar di SLB-B Bandung, orang tua anak tunarungu yang, dan guru yang mengajar di SLB tersebut. Kriteria pengambilan subjek yaitu siswa yang sudah berusia 6-8 tahun atau siswa sekolah dasar. Di SLB ke 1 anak tunarungu yang duduk di kelas dasar yaitu 3 orang dengan kisaran usia 7-8 tahun, dan di SLB ke 2 jumlah anak tunarungu 3 orang kisaran usia 7-8 tahun, dan di SLB ke 3 yang memiliki 2 anak tunarungu kelas dasar dengan kisaran usia 7-9 tahun. Pertimbangan atau alasan dalam memilih anak tunarungu usia sekolah adalah di usia sekolah anak tersebut dirasa sudah cukup mampu untuk mulai mengikuti pembelajaran di sekolah sehingga perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif sangat meningkat atau sangat diperlukan untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, terutama di sekolah. Sedangkan alasan untuk memilih orang tua anak tunarungu yaitu dikarekan peneliti ingin mengetahui atau menggali lebih dalam mengenai informasi perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif pada seorang anak 34 Annisa Nugraha Wahidah, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tunarungu tersebut, dan memilih guru karena dengan adanya guru yang mampu merasakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa tunarungu usia sekolah. Anak tunarungu usia sekolah yang menjadi subjek pnelitian ini ialah 3 orang anak tunarungu yang dipilih salah satu dari setiap sekolahnya, dari 2 sekolah dipilih salah satu anak yang menunjukkan keterlambatan dalam bahasa reseptif dan bahasa ekspresifnya dan dari satu sekolah dipilih satu anak yang dianggap perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresifnya lebih baik jika dibandingkan dengan teman sekelasnya, agar ia dapat dijadikan contoh dan acuan bagi perkembangan anak yang lainnya. 1 SLB I Nama Siswa : YF Usia : 7 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Karakteristik : Anak terlihat lebih aktif jika dibandingkan dengan teman sekelasnya yang lain. Ketika diajak berkomunikasi, anak cepat mengerti dengan yang disampaikan oleh rang lain, terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung, anak dapat mengerti dengan penjelasan yang disampaikan oleh guru. 2 SLB II Nama Siswa : AL Usia : 8 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Karakteristik : Anak terlihat mencari perhatian kepada siapapun, baik guru atau teman-temannya, diperkirakan karena kondisi orang tua yang berada dinegara lain dan jauh dari anak sehingga anak merasa kurang diperhatikan. 3 SLB III Nama Siswa : KK Usia : 7 tahun 35 Annisa Nugraha Wahidah, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jenis Kelamin : Perempuan Karakteristik : KK sering terlihat tidak mengerti dengan apa yang disampaikan oleh orang lain ketika mengajaknya berkomunikasi, ia hanya mengangguk-anggukan ketika ada orang yang bertanya pada dirinya, kemudian ia terlihat kesulitan dalam mengungkapkan sesuatu, seperti ketika menginginkan sebuah benda, ia tidak mampu mengungkapkan.

C. Prosedur Penelitian